HUNBAHAS, SUMUTPOS.CO – Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik III Humbang, melaksanakan ibadah syukuran awal tahun 2020 yang dihadiri puluhan jemaat dari 29 resort di Gereja HKBP Pargodungan Jalan Letkol GA Manullang Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Senin (13/1).
Hadir, Praeses HKBP Distrik III Humbang, Pdt Renova Johnny Sitorus STh, Korwil GKPI Humbang, Pdt Maurids Simamora, Korwil GKLI Humbang, Pdt K Simbolon MTh, Pdt Robinsarhot Lumbangaol, Pdt Dr Victor Tinambunan, Pdt Dr Ir Frists Sihombing, Pdt Jendyaman Gultom dan para pelayan penuh waktu HKBP Distrik III Humbang (Pendeta resort,pendeta fungsional, bibelvrow, diakones), Kapolres Humbang Hasundutan AKBP Rudi Hartono diwakili Wakapolres, Anggota DPRD Sumatera Utara, Irwan Simamora, Kassubag Tata Usaha Kementerian Agama Humbang Hasundutan, Polotiorida Hasibuan, Sekretaris Daerah Humbang Hasundutan dan Pengurus PPD, Pengurus PPND, Pengurus Lembaga HKBP.
Acara ini diawali dengan ibadah yang dibawa oleh, Pdt Dr Victor Tinambunan dan diisi dengan lagu pujian, koor, doa syafaat. Setelah selesai ibadah, dilaksanakan launching ulaon zending 2020 dan pemberian hadiah.
Pdt Dr Victor dalam kotbahnya me ngatakan bahwa tantangan paling besar umat gereja saat ini adalah krisis ekologis. Dari krisi ekologis itu, dapat dipicu berupa berita hoaks, radikalisme, intoleransi, narkoba dan lainnya.
“Jika iman kita tidak kuat, maka umat gereja akan rapuh dan sangat mudah jatuh kedalam dosa,” kata Ketua STT HKBP Pematang Siantar ini.
Untuk itu, kata Victor, umat gereja tidak boleh pasrah namun membuat gebrakan keluar dari situasi yang menyesatkan. Dengan menyampaikan kabar baik, mulai dari perkataan hingga perbuatan.
“Lakukanlah dengan mengabarkan kabar baik dalam perbuatan dan perkataan. Biarpun tidak mudah, na mun penuh tantangan,” harapnya.
Sementara, Pdt Dr Ir Frits Sihombing menyampaikan ada enam simbol dalam logo zending tahun 2020. Kata dia, antara lain, salib kristus, garis paranada, warna biru, simbol sinyal, kumpulan orang-orang dan merpati.
Dia menjelaskan, bahwa dari gambaran itu menjelaskan resposisi Allah didalam Yesus Kristus menjadi kabar gembira dan pusat kehidupan dunia. Kemudian, gereja dimampukan oleh roh kudus untuk berubag dan memposisi pewartaaan kabar gembira agar sampai dan menjawab kebutuhan.
Selanjutnya, reposisi pewartaan kabar gembira harus mempertimbangkan konteks, termasuk revolusi industri 4.0 dalam menghadirkan damai sejahtera dan suka cita.
Setelah selesai ibadah, dilaksanakan launching ulaon zending 2020 dan pemberian hadiah. Dalam kesempatan itu, Praeses HKBP Distrik III Humbang, Pdt Renova Johnny Sitorus menyampaikan, ditengah kemajuan teknologi 4.0 yang disesaki derasnya arus infirmasi, gereja harus mengambil peran untuk bermisioner mengabarkan injil kepada umat nasrani.
Gereja, kata dia, tidak boleh berdiam diri dan berpangku tangan menunggu umatnya, namun harus mengunjungi dan mengingatkan agar teguh dalam iman.
“Umat yang teguh dalam iman sudah pasti kuat dan tidak rapuh, tidak terpengaruh oleh kesenangan duniawi dan tidak tertindas oleh perkembangan zaman,” katanya.
Menurut dia, bahwa gereja zaman dulu sudah berbeda dengan sekarang. Sehingga cara gereja untuk mengabarkan kabar baik dan menguatkan iman umatnya, tentu juga berbeda untuk mengikuti perkembangan zaman.
“Dulu para misioner gereja mengabarkan kabar baik masih dibatasi ketertinggalan. Sehingga para misioner, disampng mengabarkan injil juga harus mengedukasi umatnya melalui pembangunan, pendidikan rumah sakit dan saran lainya. Sekarang, tentu beda sehingga para misioner dituntut beradaptasi mengikuti perkembangan zaman era digitla,” imbuhnya.
Untuk itu, harap dia, mengabarkan kabar baik tentu tidak hanya tugas pendeta, sintua, namun semua elemen juga diharapkan berperan. “ Melalui profesi masing-masing, umat yang beriman hendaknya turut mengabarkan kabar baik dan berperan aktif dalam ulaon zending ini,” harapnya.
Perlu diketahui, tema launching ulaon zending ini, reposisi pekabaran injil yang dikutip dari kitab suci, Ibrani 1;1-3, dan sub thema dikutip dari Mazmur 137;4, yang isinya bagaimana kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing. (des/azw)