26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Sambut HUT Langkat, DSML Minta Pemkab Makin Kuatkan Budaya Melayu

STABAT, SUMUTPOS.CO – Dewan Syarikat Melayu Langkat (DSML) meminta pemerintah kabupaten untuk menguatkan budaya Melayu di bumi bertuah (julukan Kabupaten Langkat). Pasalnya, Kabupaten Langkat merupakan tanah Melayu yang sudah sejak lama sebelum Indonesia merdeka.

Seruan ini disampaikan Ketua DSML, Sukhyar Mulyamin, saat menggelar seremoni melayu di Ruang Rapat Paripurna DPRD Langkat, Stabat, Sabtu (13/1/2024). Kegiatan seremoni melayu digelar dalam rangka sebagai wadah silaturahmi masyarakat yang bersuku dan berbudaya
Melayu.

“Saat ini kebudayaan kita masih bisa terjaga tapi apa tidak ada kemungkinan suatu saat, akan tergerus dengan perubahan zaman, dengan pembaharuan, dengan teknologi dengan media yang ada. Untuk itu saya beserta kawan-kawan melihat kejadian-kejadian yang telah kita alami beberapa tahun belakang ini, merasa terpanggil untuk mengajak semua kaum intelektual Langkat, khususnya baik para akademisi para ketua organisasi syarikat untuk kita sama-sama peduli,” ujar Sukhyar.

Karenanya, dia mengajak kepada seluruh masyarakat Melayu untuk menyatukan dan menyamakan pikiran, demi mempertahankan kebudayaan melayu, sehingga dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Kita bersyukur orang-orangtua kita masih bisa bahagia di tengah-tengah kita dalam keadaan yang mungkin fisiknya juga sudah tidak sekuat kita. Begitu juga para pakar-pakar dan tokoh-tokoh yang hadir di tengah-tengah kita, yang sebenarnya hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi kita, anak Melayu yang sudah punya suatu regulasi,” katanya.

Kepada Pemkab Langkat, dia meminta untuk terus melestarikan kebudayaan melayu di tengah masyarakat. Seperti membuat sarana dan prasarana yang bernuansa Melayu.

“Juga harus ada berbusana melayu paling tidak satu minggu satu kali. Aksara arab Melayu juga harus ada di setiap tulisan-tulisan dan setiap kurikulum di sekolah,” katanya.

Hal tersebut juga tengah dirembukkan dan didiskusikan oleh DSML. Dia berharap, hal tersebut terealisasi yang diperkuat dengan peraturan bupati.

Terlebih, Pemkab Langkat juga sudah melahirkan Perda Pemajuan Kebudayaan yang telah disahkan pada akhir tahun 2023 kemarin. DSML terlibat dalam perumusan perda tersebut.

“Dan juga kita minta segala peraturan itu untuk ditandatangani agar semua elemen-elemen masyarakat kita dapat merealisasikannya, sehingga tidak hanya angan-angan. Namun, kita bisa buktikan di bumi Langkat ini yang beragam etnis, tapi m
Melayu tetap berkibar dan tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” serunya.

Sukhyar menjelaskan, ada 15 persen masyarakat Melayu di Kabupaten Langkat. Menurut dia, Kabupaten Langkat adalah tanah Melayu yang kini sudah diisi oleh berbagai etnis budaya.

Meski begitu, semuanya hidup rukun dan saling menghormati adat serta istiadatnya. Kabupaten Langkat, ujarnya, adalah suku Melayu yang merupakan tuan rumahnya.

Sebelum Indonesia merdeka di bawah pemerintahan Kesultanan Langkat yang kaya raya, telah ada daerah ini. Bahkan setelah Indonesia merdeka, Bupati Langkat pertama pun Tengku Amir Hamzah, yang kini menjadi pahlawan nasional.

Karenanya, Sukhyar menyerukan, agar masyarakat Melayu khususnya di Kabupaten Langkat, dapat mempertahankan identitas kesukuannya. Bahkan bila perlu memperluas keberadaannya.

“Melayu adalah takdir, karena kita tidak bisa meminta maupun memilih takdir. Dan tentu kita bangga atas takdir kita yang didirikan sebagai anak melayu, karena Melayu adalah adab, melayu adalah Islam,” seru Sukhyar.

Sementara, dalam laporan panitia yang disampaikan Ilham Iskandar Zein menjelaskan, melayu adalah Islam yang tak hilang di bumi.

“Melayu adalah keindahan, maka dari itu diperlukan kaum intelektual memperhatikan masyarakat melayu serta guru-guru, untuk meneruskan, menjaga memajukan kebudayaan melayu di bumi Langkat, melalui ruang-ruang kebijakan pendidikan dan aksi-aksi nyata kita bersama,” katanya.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Melayu di Langkat dan berbagai daerah yang telah hadir dalam kegiatan tersebut. Juga kepada Kesultanan Aceh Tamiang dan Kesultanan Langkat.

Dalam kegiatan ini, juga menonton film dokumenter singkat tentang sejarah melayu Kesultanan Langkat. “Terima kasih atas kehadiran seluruh tamu undangan, mohon maaf bila ada kata yang salah atau perilaku yang kurang berkenan. Dan terima kasih atas kehadirannya, semoga kita semua diberkahi Allah, amin ya robbal alamin,” pungkasnya. (ted)

STABAT, SUMUTPOS.CO – Dewan Syarikat Melayu Langkat (DSML) meminta pemerintah kabupaten untuk menguatkan budaya Melayu di bumi bertuah (julukan Kabupaten Langkat). Pasalnya, Kabupaten Langkat merupakan tanah Melayu yang sudah sejak lama sebelum Indonesia merdeka.

Seruan ini disampaikan Ketua DSML, Sukhyar Mulyamin, saat menggelar seremoni melayu di Ruang Rapat Paripurna DPRD Langkat, Stabat, Sabtu (13/1/2024). Kegiatan seremoni melayu digelar dalam rangka sebagai wadah silaturahmi masyarakat yang bersuku dan berbudaya
Melayu.

“Saat ini kebudayaan kita masih bisa terjaga tapi apa tidak ada kemungkinan suatu saat, akan tergerus dengan perubahan zaman, dengan pembaharuan, dengan teknologi dengan media yang ada. Untuk itu saya beserta kawan-kawan melihat kejadian-kejadian yang telah kita alami beberapa tahun belakang ini, merasa terpanggil untuk mengajak semua kaum intelektual Langkat, khususnya baik para akademisi para ketua organisasi syarikat untuk kita sama-sama peduli,” ujar Sukhyar.

Karenanya, dia mengajak kepada seluruh masyarakat Melayu untuk menyatukan dan menyamakan pikiran, demi mempertahankan kebudayaan melayu, sehingga dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Kita bersyukur orang-orangtua kita masih bisa bahagia di tengah-tengah kita dalam keadaan yang mungkin fisiknya juga sudah tidak sekuat kita. Begitu juga para pakar-pakar dan tokoh-tokoh yang hadir di tengah-tengah kita, yang sebenarnya hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi kita, anak Melayu yang sudah punya suatu regulasi,” katanya.

Kepada Pemkab Langkat, dia meminta untuk terus melestarikan kebudayaan melayu di tengah masyarakat. Seperti membuat sarana dan prasarana yang bernuansa Melayu.

“Juga harus ada berbusana melayu paling tidak satu minggu satu kali. Aksara arab Melayu juga harus ada di setiap tulisan-tulisan dan setiap kurikulum di sekolah,” katanya.

Hal tersebut juga tengah dirembukkan dan didiskusikan oleh DSML. Dia berharap, hal tersebut terealisasi yang diperkuat dengan peraturan bupati.

Terlebih, Pemkab Langkat juga sudah melahirkan Perda Pemajuan Kebudayaan yang telah disahkan pada akhir tahun 2023 kemarin. DSML terlibat dalam perumusan perda tersebut.

“Dan juga kita minta segala peraturan itu untuk ditandatangani agar semua elemen-elemen masyarakat kita dapat merealisasikannya, sehingga tidak hanya angan-angan. Namun, kita bisa buktikan di bumi Langkat ini yang beragam etnis, tapi m
Melayu tetap berkibar dan tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” serunya.

Sukhyar menjelaskan, ada 15 persen masyarakat Melayu di Kabupaten Langkat. Menurut dia, Kabupaten Langkat adalah tanah Melayu yang kini sudah diisi oleh berbagai etnis budaya.

Meski begitu, semuanya hidup rukun dan saling menghormati adat serta istiadatnya. Kabupaten Langkat, ujarnya, adalah suku Melayu yang merupakan tuan rumahnya.

Sebelum Indonesia merdeka di bawah pemerintahan Kesultanan Langkat yang kaya raya, telah ada daerah ini. Bahkan setelah Indonesia merdeka, Bupati Langkat pertama pun Tengku Amir Hamzah, yang kini menjadi pahlawan nasional.

Karenanya, Sukhyar menyerukan, agar masyarakat Melayu khususnya di Kabupaten Langkat, dapat mempertahankan identitas kesukuannya. Bahkan bila perlu memperluas keberadaannya.

“Melayu adalah takdir, karena kita tidak bisa meminta maupun memilih takdir. Dan tentu kita bangga atas takdir kita yang didirikan sebagai anak melayu, karena Melayu adalah adab, melayu adalah Islam,” seru Sukhyar.

Sementara, dalam laporan panitia yang disampaikan Ilham Iskandar Zein menjelaskan, melayu adalah Islam yang tak hilang di bumi.

“Melayu adalah keindahan, maka dari itu diperlukan kaum intelektual memperhatikan masyarakat melayu serta guru-guru, untuk meneruskan, menjaga memajukan kebudayaan melayu di bumi Langkat, melalui ruang-ruang kebijakan pendidikan dan aksi-aksi nyata kita bersama,” katanya.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Melayu di Langkat dan berbagai daerah yang telah hadir dalam kegiatan tersebut. Juga kepada Kesultanan Aceh Tamiang dan Kesultanan Langkat.

Dalam kegiatan ini, juga menonton film dokumenter singkat tentang sejarah melayu Kesultanan Langkat. “Terima kasih atas kehadiran seluruh tamu undangan, mohon maaf bila ada kata yang salah atau perilaku yang kurang berkenan. Dan terima kasih atas kehadirannya, semoga kita semua diberkahi Allah, amin ya robbal alamin,” pungkasnya. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/