22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Gawat! Elpiji 3 Kg Berisi Air

PERLIHATKAN: Seorang warga yang menggunakan Gas elpiji berukuran 3 Kg memperlihatkan tabung gas yang bercampur air, Senin (13/3).

SUMUTPOS.CO  – UMI Kalsum (40) kecewa berat dengan distributor tabung gas elpiji 3 kg yang digunakannya. Pasalnya, dari dalam tabung mengeluarkan air. Gawat!

“Biasanya tahan seminggu. Tapi baru dua hari dipakai sudah habis. Anehnya dari dalam tabung elpiji seperti mengeluarkan air,” kata warga Dusun III, Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu kepada Sumut Pos, Senin (13/3) sore.

Dikatakan ibu anak tiga ini, biasanya ia membeli gas elpiji di warung Nunung. Ya, tak jauh dari rumahnya seharga Rp17 ribu.

“Kalau masak nasi nggak pakai gas. Kami pakai rice cooker,” kata Umi.

Kru koran ini kemudian coba menyambangi warung Nunung. Kepada Sumut Pos, Nunung (30) mengaku membeli tabung tersebut dari pangkalan elpiji yang ada di desanya.

“Kami hanya diantar oleh agen yang beralamat di Perbaungan. Memang sudah dua orang yang mengeluhkan tabung yang cepat habis dan mengandung air,” jelasnya.

Kepala Desa Sentang, Salimuddin sangat berharap instansi terkait mau mengusutnya. Agar jangan merugikan masyarakat banyak, terutama di kalangan yang ekonomi masih di bawah garis kemiskinan.

“Ini sangat merugikan masyarakat bawah. Kita ketahui bahwa gas elpiji ukuran 3 kg itu adalah subsidi dari pemerintah pusat. Khususnya di kalangan masyarakat yang Ekonomi masih di bawah,” tuturnya.(sur/ala).

 

PERLIHATKAN: Seorang warga yang menggunakan Gas elpiji berukuran 3 Kg memperlihatkan tabung gas yang bercampur air, Senin (13/3).

SUMUTPOS.CO  – UMI Kalsum (40) kecewa berat dengan distributor tabung gas elpiji 3 kg yang digunakannya. Pasalnya, dari dalam tabung mengeluarkan air. Gawat!

“Biasanya tahan seminggu. Tapi baru dua hari dipakai sudah habis. Anehnya dari dalam tabung elpiji seperti mengeluarkan air,” kata warga Dusun III, Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu kepada Sumut Pos, Senin (13/3) sore.

Dikatakan ibu anak tiga ini, biasanya ia membeli gas elpiji di warung Nunung. Ya, tak jauh dari rumahnya seharga Rp17 ribu.

“Kalau masak nasi nggak pakai gas. Kami pakai rice cooker,” kata Umi.

Kru koran ini kemudian coba menyambangi warung Nunung. Kepada Sumut Pos, Nunung (30) mengaku membeli tabung tersebut dari pangkalan elpiji yang ada di desanya.

“Kami hanya diantar oleh agen yang beralamat di Perbaungan. Memang sudah dua orang yang mengeluhkan tabung yang cepat habis dan mengandung air,” jelasnya.

Kepala Desa Sentang, Salimuddin sangat berharap instansi terkait mau mengusutnya. Agar jangan merugikan masyarakat banyak, terutama di kalangan yang ekonomi masih di bawah garis kemiskinan.

“Ini sangat merugikan masyarakat bawah. Kita ketahui bahwa gas elpiji ukuran 3 kg itu adalah subsidi dari pemerintah pusat. Khususnya di kalangan masyarakat yang Ekonomi masih di bawah,” tuturnya.(sur/ala).

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/