30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Pohon Tumbang, Danau Toba Dikotori Enceng Gondok

Pasca Gempa Aceh

Gempa berkekuatan 8,5 sr yang mengguncang Aceh Rabu lalu, juga membuat beberapa pohon di pinggir Jalinsum Siantar-Parapat tumbang. Selain itu, gempa juga membuat eceng gondok mengotori perairan Danau Toba.

Jetro Sirait-Parapat

Pohon yang tumbang sempat menghalangi arus lalu-lintas di Jalinsum km 41 Siantar-Parapat tepatnya di Jembatan Sualan Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, Kamis (12/4) pukul 10.00 WIB.

Walaupun  tidak memakan korban, namun pohon tersebut mampu mengagetkan warga yang dekat dengan lokasi kejadian. Selain itu, pohon tersebut nyaris menimpa angkutan umum dan  sepedamotor yang sedang melintas.

Namun beberapa saat kemudian, Kasi Trantib Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Nelson Sinaga SH bersama Satpol PP dan Koramil Parapat Pelda Edy Damanik turun ke lapangan menyingkirkan pohon yang menghalagi jalan bersama warga setempat.

Menurut Kuden Bakara warga Sualan, kondisi pepohonan di perbukitan sudah banyak yang tua, sehingga setiap datang hujan dan ada getaran akan mengakibatkan pohon–pohon tumbang.

Selain itu, gempa di Aceh yang juga sangat terasa di seputaran Danau Toba mengakibatkan eceng gondok mengotori dan menumpuk di Danau Toba, sehingga menyita perhatian sejumlah pengunjung khususnya di Pantai Sualan Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon dan pantai Wisata Ajibata Kabupaten Tobasa.

Informasi yang dihimpun METRO (grup Sumut Pos), enceng gondok tersebut berasal dari Pantai Dermaga Ajibata. Di mana, selama ini sudah menumpuk dan menjalar hingga ke Pantai Pea dan Sebelah Pantai Hotel Danau Toba Cottage.

Pagi hari seperi biasanya, para nelayan tradisional dan nahkoda kapal sudah turun ke danau dan melihat permukaan air kawasan pantai wisata Parapat dan Ajibata. Di sana para nelaya melihat tumpukan eceng gondok dan sebagian sudah terdampar hingga ke daratan.

Menurut G Matondang dari Stasiun BMKG Parapat, gelombang yang terjadi di Danau Toba adalah pengaruh getaran gempa di Aceh dan Sumatera Barat, sehingga enceng gondok yang selama ini menumpuk akan terpecah dan terbawa arus. “Eceng gondok kan tumbuhan air yang terapung yang tidak menyentuh tanah, sehingga gampang terbawa omak,” terangnya.

Beberapa petugas di Dinas Perhubungan di Kantor Pelabuhan Ajibata mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut dan bukan tanggung jawab mereka. “Kami tidak mengetahui kalau enceng gondok itu dari Dermaga Ajibata. Hal itu bukan tanggung jawab kami,” ujar petugas jaga di sana.
Sementara itu, pecinta lingkungan hidup yang juga Ketua Yayasan Taman Eden 100,  Marandus S yang dihubungi mengatakan, seharusnya pemerintah cepat mengatasi permasalahan ini karena sudah bertahun–tahun enceng gondok menumpuk di Dermaga Ajibata. Kalau dibiarkan, akan mengganggu ekosistem dan berdampak buruk bagi pariwisata.

“Dari mana asal enceng gondok itu, kalau dari Pantai Dermaga Ajibata berarti yang bertanggung jawab adalah Pemkab Tobasa. Kenapa selama ini dibiarkan, inilah akibatnya. Kita harus bersama-sama mencari solusi terbaik mengatasinya agar Danau Toba tetap terjaga kebersihan dan keindahannya,” ujar peraih Kalpataru tahun 2005 ini.(*)

Pasca Gempa Aceh

Gempa berkekuatan 8,5 sr yang mengguncang Aceh Rabu lalu, juga membuat beberapa pohon di pinggir Jalinsum Siantar-Parapat tumbang. Selain itu, gempa juga membuat eceng gondok mengotori perairan Danau Toba.

Jetro Sirait-Parapat

Pohon yang tumbang sempat menghalangi arus lalu-lintas di Jalinsum km 41 Siantar-Parapat tepatnya di Jembatan Sualan Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, Kamis (12/4) pukul 10.00 WIB.

Walaupun  tidak memakan korban, namun pohon tersebut mampu mengagetkan warga yang dekat dengan lokasi kejadian. Selain itu, pohon tersebut nyaris menimpa angkutan umum dan  sepedamotor yang sedang melintas.

Namun beberapa saat kemudian, Kasi Trantib Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Nelson Sinaga SH bersama Satpol PP dan Koramil Parapat Pelda Edy Damanik turun ke lapangan menyingkirkan pohon yang menghalagi jalan bersama warga setempat.

Menurut Kuden Bakara warga Sualan, kondisi pepohonan di perbukitan sudah banyak yang tua, sehingga setiap datang hujan dan ada getaran akan mengakibatkan pohon–pohon tumbang.

Selain itu, gempa di Aceh yang juga sangat terasa di seputaran Danau Toba mengakibatkan eceng gondok mengotori dan menumpuk di Danau Toba, sehingga menyita perhatian sejumlah pengunjung khususnya di Pantai Sualan Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon dan pantai Wisata Ajibata Kabupaten Tobasa.

Informasi yang dihimpun METRO (grup Sumut Pos), enceng gondok tersebut berasal dari Pantai Dermaga Ajibata. Di mana, selama ini sudah menumpuk dan menjalar hingga ke Pantai Pea dan Sebelah Pantai Hotel Danau Toba Cottage.

Pagi hari seperi biasanya, para nelayan tradisional dan nahkoda kapal sudah turun ke danau dan melihat permukaan air kawasan pantai wisata Parapat dan Ajibata. Di sana para nelaya melihat tumpukan eceng gondok dan sebagian sudah terdampar hingga ke daratan.

Menurut G Matondang dari Stasiun BMKG Parapat, gelombang yang terjadi di Danau Toba adalah pengaruh getaran gempa di Aceh dan Sumatera Barat, sehingga enceng gondok yang selama ini menumpuk akan terpecah dan terbawa arus. “Eceng gondok kan tumbuhan air yang terapung yang tidak menyentuh tanah, sehingga gampang terbawa omak,” terangnya.

Beberapa petugas di Dinas Perhubungan di Kantor Pelabuhan Ajibata mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut dan bukan tanggung jawab mereka. “Kami tidak mengetahui kalau enceng gondok itu dari Dermaga Ajibata. Hal itu bukan tanggung jawab kami,” ujar petugas jaga di sana.
Sementara itu, pecinta lingkungan hidup yang juga Ketua Yayasan Taman Eden 100,  Marandus S yang dihubungi mengatakan, seharusnya pemerintah cepat mengatasi permasalahan ini karena sudah bertahun–tahun enceng gondok menumpuk di Dermaga Ajibata. Kalau dibiarkan, akan mengganggu ekosistem dan berdampak buruk bagi pariwisata.

“Dari mana asal enceng gondok itu, kalau dari Pantai Dermaga Ajibata berarti yang bertanggung jawab adalah Pemkab Tobasa. Kenapa selama ini dibiarkan, inilah akibatnya. Kita harus bersama-sama mencari solusi terbaik mengatasinya agar Danau Toba tetap terjaga kebersihan dan keindahannya,” ujar peraih Kalpataru tahun 2005 ini.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/