30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemko Tebingtinggi Identifikasi Langkah Penurunan Stunting

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pemko Tebingtinggi menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tebingtinggi dengan tema Identifikasi Kasus Stunting di Aula Bappeda Jalan Delima Kota Tebingtinggi, Rabu (13/4).

Pada kesempatan itu, Wakil Wali Kota Tebingtinggi Ir Oki Doni Siregar sekaligus sebagai Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tebingtinggi menjelaskan, bahwa OPD yang terlibat dalam percepatan penurunan stunting ini harus mampu bersinergi.

“Kemiskinan dan Stunting ini sangat berhubungan, karena yang menderita Stunting ini sudah dipastikan berasal dari keluarga yang kurang mampu atau berpendidikan rendah, untuk itu diharapkan OPD yang terlibat agar saling membantu dan bersinergi jangan bekerja sendiri-sendiri,” jelas Oki Doni.

Tambahnya, apalagi jika Kelurahan atau Kepling yang bersentuhan langsung ke masyarakat tidak peduli maka urusan Stunting ini tidak akan mengalami penurunan. Oki juga menambahkan, tindakan preventif terhadap Stunting ini adalah pada saat pra nikah dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat.

“Tindakan preventif khsusnya di bagian Pra Nikah agar benar-benar dilaksanakan oleh Dinas PPKB seperti pemeriksaan kesehatan calon pengantin, tes narkoba dan HIV. Begitu juga dengan lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi tingkat kesehatan, sehingga OPD seperti Dinas Perkimtan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan harus saling bersinergi agar kesehatan lingkungan dapat tercapai,” pinta Oki Doni.

Sebelumnya, Kepala Dinas PPKB Kota Tebingtinggi Nina Zahara menjelaskan Pemko Tebintinggi telah menerbitkan SK Tim Pendampingan Keluarga (TPK) yang terdiri dari 360 orang yang bertugas memberikan edukasi, sosialisasi dan screening pencegahan stunting pada tiga kelompok sasaran, yaitu calon pengantin, ibu hamil, dan keluarga yang memiliki anak di bawah dua tahun.

“Berjalannya TPK menjadi pembaruan pendekatan dalam upaya mewujudkan Indonesia berkualitas bebas stunting.

Tenaga TPK yang berkualitas, kolaborasi lintas sektor dan sistem kerja pendampingan yang baik menjadi kunci keberhasilan percepatan penurunan stunting di Kota Tebingtinggi,” ucap Kadis PPKB Nina. (ian/han)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pemko Tebingtinggi menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tebingtinggi dengan tema Identifikasi Kasus Stunting di Aula Bappeda Jalan Delima Kota Tebingtinggi, Rabu (13/4).

Pada kesempatan itu, Wakil Wali Kota Tebingtinggi Ir Oki Doni Siregar sekaligus sebagai Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tebingtinggi menjelaskan, bahwa OPD yang terlibat dalam percepatan penurunan stunting ini harus mampu bersinergi.

“Kemiskinan dan Stunting ini sangat berhubungan, karena yang menderita Stunting ini sudah dipastikan berasal dari keluarga yang kurang mampu atau berpendidikan rendah, untuk itu diharapkan OPD yang terlibat agar saling membantu dan bersinergi jangan bekerja sendiri-sendiri,” jelas Oki Doni.

Tambahnya, apalagi jika Kelurahan atau Kepling yang bersentuhan langsung ke masyarakat tidak peduli maka urusan Stunting ini tidak akan mengalami penurunan. Oki juga menambahkan, tindakan preventif terhadap Stunting ini adalah pada saat pra nikah dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat.

“Tindakan preventif khsusnya di bagian Pra Nikah agar benar-benar dilaksanakan oleh Dinas PPKB seperti pemeriksaan kesehatan calon pengantin, tes narkoba dan HIV. Begitu juga dengan lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi tingkat kesehatan, sehingga OPD seperti Dinas Perkimtan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan harus saling bersinergi agar kesehatan lingkungan dapat tercapai,” pinta Oki Doni.

Sebelumnya, Kepala Dinas PPKB Kota Tebingtinggi Nina Zahara menjelaskan Pemko Tebintinggi telah menerbitkan SK Tim Pendampingan Keluarga (TPK) yang terdiri dari 360 orang yang bertugas memberikan edukasi, sosialisasi dan screening pencegahan stunting pada tiga kelompok sasaran, yaitu calon pengantin, ibu hamil, dan keluarga yang memiliki anak di bawah dua tahun.

“Berjalannya TPK menjadi pembaruan pendekatan dalam upaya mewujudkan Indonesia berkualitas bebas stunting.

Tenaga TPK yang berkualitas, kolaborasi lintas sektor dan sistem kerja pendampingan yang baik menjadi kunci keberhasilan percepatan penurunan stunting di Kota Tebingtinggi,” ucap Kadis PPKB Nina. (ian/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/