29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Main Bola Untuk Hidup Sehat, Riang dan Gembira

BERSAMA: Arifin Saleh Siregar berfoto bersama tim sepakbola sebelum memulai latihan.

Awalnya, dirinya bercita-cita untuk menjadi pesepakbola. Seiring bertambahnya usia, mimpi untuk mencari rezeki di ‘rumput hijau’ pun berubah.

Walaupupun begitu, cita-cita tersebut tidak hilang, sebaliknya menjadi hobi yang sering dilakukannya hingga kini oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Arifin Saleh Siregar, bermain si ‘kulit bundar’ itu membuat hidupnya riang gembira, dan sehat.

Walau sudah sibuk dengan kegiatannya, tetapi Arifin tidak pernah lupa untuk menyalurkan hobinya ini. Setidaknya, dua kali seminggu dirinya akan bermain bola. Untuk sepakbola ini, Arifin tidak melihat lapangan, kadang dia bermain futsal, kadang dia bermain di lapangan berumput.

“Hobi itu terbawa-bawa sampai kuliah S-1, S,2, dan S-3 di USU. Bahkan sampai sekarang dengan usia saya sudah kepala empat,” ujarnya.

Ada alas an kenapa dirinya sangat menyenangi kegiatan ini, yang pertama karena bisa merasakan manfaat, seperti kesehatan dan mengusir stress, dan kedua hobinya ini tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak. Dan ketiga, silaturahim tetap terjaga, malah akan menambah pertemanan, terutama bagi mereka yang menyukai sepakbola.

Setiap pekannya, Ia bermain Futsal dilakukan di Lapangan FISIP UMSU atau tempat lainnya, sedangkan main bola lapangan besar setiap Minggu pagi di Lapangan FISIP USU.

“Tapi kalau ada yang ngajak, apalagi old crack, sesibuk apa pun pekerjaan itu akan kita tinggalkan,” kata pria ngefans berat dengan Barcelona itu.

Bagi mantan redaktur Harian Sumut Pos ini, sensasi yang dirasakan saat bermain bola sangat terasa, terutama suasana kekeluarga, sangat dirasakan. Meski latihan rutin dilakukan hanya untuk mencari keringat dan menjadi tubuh lebih segar. Tidak heran, dirinya bersama teman-teman sering tertawa saat bermain bola karena sering muncul adegan-adegan yang lucu.

Selain itu, emosi juga tertata di sana. Dan yang paling penting, adalah kita mengenal diri kita sendiri, karena dalam sepakbola sangat penting, mengelola stamina, kesabaran, menjaga ego, hingga membangu kerja sama.

“Bola ini cuma untuk hepi-hepi saja. Menyalurkan hobi. Tapi kalau waktu bisa diulang dan boleh memilih mau jadi apa, Saya akan pilih jadi pemain bola dan setelah itu jadi pelatih,” tutur Arifin.

Di sisi lain, hobi bola ini. Ia menilai membuatnya kenal dengan banyak orang, dari mahasiswa, pemuda, hingga pejabat. Hobi bola menjadi bagian membangun modal sosial (social capital), berupa pergaulan dan jaringan.

“Saya sangat menidolakan Leonel Messi dan David Beckham. Selain karena kualita dan gaya mainnya, mungkin karena posisi di lapangan juga sama dengan saya,” katanya tersenyum sembari menambahkan untuk pemain nasional idolanya Zulkarnain Lubis dan Bambang Pamungkas.

Arifin memiliki pengetahuan cukup luas tentang bola itu, ia sangat menyukai Barcelona. Karena, Barca bukan sekadar klub bola saja.”Di sana ada wujud perlawanan terhadap ketidakdilan dan semangat antistatus quo terhadap kondisi yang terjadi,” tandas Arifin.(gus/ram)

BERSAMA: Arifin Saleh Siregar berfoto bersama tim sepakbola sebelum memulai latihan.

Awalnya, dirinya bercita-cita untuk menjadi pesepakbola. Seiring bertambahnya usia, mimpi untuk mencari rezeki di ‘rumput hijau’ pun berubah.

Walaupupun begitu, cita-cita tersebut tidak hilang, sebaliknya menjadi hobi yang sering dilakukannya hingga kini oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Arifin Saleh Siregar, bermain si ‘kulit bundar’ itu membuat hidupnya riang gembira, dan sehat.

Walau sudah sibuk dengan kegiatannya, tetapi Arifin tidak pernah lupa untuk menyalurkan hobinya ini. Setidaknya, dua kali seminggu dirinya akan bermain bola. Untuk sepakbola ini, Arifin tidak melihat lapangan, kadang dia bermain futsal, kadang dia bermain di lapangan berumput.

“Hobi itu terbawa-bawa sampai kuliah S-1, S,2, dan S-3 di USU. Bahkan sampai sekarang dengan usia saya sudah kepala empat,” ujarnya.

Ada alas an kenapa dirinya sangat menyenangi kegiatan ini, yang pertama karena bisa merasakan manfaat, seperti kesehatan dan mengusir stress, dan kedua hobinya ini tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak. Dan ketiga, silaturahim tetap terjaga, malah akan menambah pertemanan, terutama bagi mereka yang menyukai sepakbola.

Setiap pekannya, Ia bermain Futsal dilakukan di Lapangan FISIP UMSU atau tempat lainnya, sedangkan main bola lapangan besar setiap Minggu pagi di Lapangan FISIP USU.

“Tapi kalau ada yang ngajak, apalagi old crack, sesibuk apa pun pekerjaan itu akan kita tinggalkan,” kata pria ngefans berat dengan Barcelona itu.

Bagi mantan redaktur Harian Sumut Pos ini, sensasi yang dirasakan saat bermain bola sangat terasa, terutama suasana kekeluarga, sangat dirasakan. Meski latihan rutin dilakukan hanya untuk mencari keringat dan menjadi tubuh lebih segar. Tidak heran, dirinya bersama teman-teman sering tertawa saat bermain bola karena sering muncul adegan-adegan yang lucu.

Selain itu, emosi juga tertata di sana. Dan yang paling penting, adalah kita mengenal diri kita sendiri, karena dalam sepakbola sangat penting, mengelola stamina, kesabaran, menjaga ego, hingga membangu kerja sama.

“Bola ini cuma untuk hepi-hepi saja. Menyalurkan hobi. Tapi kalau waktu bisa diulang dan boleh memilih mau jadi apa, Saya akan pilih jadi pemain bola dan setelah itu jadi pelatih,” tutur Arifin.

Di sisi lain, hobi bola ini. Ia menilai membuatnya kenal dengan banyak orang, dari mahasiswa, pemuda, hingga pejabat. Hobi bola menjadi bagian membangun modal sosial (social capital), berupa pergaulan dan jaringan.

“Saya sangat menidolakan Leonel Messi dan David Beckham. Selain karena kualita dan gaya mainnya, mungkin karena posisi di lapangan juga sama dengan saya,” katanya tersenyum sembari menambahkan untuk pemain nasional idolanya Zulkarnain Lubis dan Bambang Pamungkas.

Arifin memiliki pengetahuan cukup luas tentang bola itu, ia sangat menyukai Barcelona. Karena, Barca bukan sekadar klub bola saja.”Di sana ada wujud perlawanan terhadap ketidakdilan dan semangat antistatus quo terhadap kondisi yang terjadi,” tandas Arifin.(gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/