
SUMUTPOS.CO- Jamaah calon haji (calhaj) asal Indonesia yang tewas akibat jatuhnya crane di Masjidil Haram, Jumat (11/9), telah mencapai tujuh orang. Tiga di antaranya jamaah asal Sumut yakni Painem Dalio Abdullah No Paspor B 1258831 Kloter MES 8 dan Saparini Baharuddin Abdullah No Paspor B 1258832 Kloter MES 8, yang meninggal Sabtu (12/9). Sedang Masnauli Sijuadil Hasibuan dari Kloter MES 09 meninggal pada Jumat (11/9).
Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat menyebutkan, empat jemaah tewas asal luar Sumut yakni Nurhayati Rasad Usman No Paspor B 0393770 Kloter PDG 4, Ferry Mauludin Arifin No Paspor A 9464489 Kloter JKS 12, dan Adang Joppy Lili Nomor Paspor B 1197332 Kloter JKS 16. Sebelumnya, Iti Rasti Darmini dari JKS 23, meninggal Jumat (11/9). Jadi, total tujuh meninggal.
Arsyad mengaku telah menghubungi pihak keluarga korban yang terverifikasi meninggal dunia. Menurutnya, sebagian anggota keluarga almarhum berhasil dihubungi dan petugas Daker Makkah telah berkomunikasi langsung dengan mereka.
“Namun ada sebagian yang belum berhasil dihubungi karena keterbatasan akses,” kata Arsyad saat jumpa pers di Ruang Media Center Haji (MCH) Daker Makkah Arab Saudi, Minggu (13/9) dini hari, seperti dilansir di situs resmi kemenag.
Arsyad juga menyebutkan, 10 jamaah haji asal Indonesia yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) sudah diperbolehkan pulang ke pemondokan. Tiga di antaranya jamaah asal Sumut yakni Emmiwaty Janahar Saleh Nomor Paspor B1354467, Kloter MES – 008; Nur Baik Nasution Paspor B1061239, Kloter MES – 009; dan Dewi Laila Mufida Paspor B1258849, Kloter MES – 008.
Disebutkan juga, 30 orang calhaj masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi, dan satu orang masih dirawat di BPHI Mekkah. Dua diantaranya jamaah asal Sumut yakni Sopiah Taizir Nasution, Nomor Paspor A6773447, MES – 009, dan Iriani Widia Ningsih,Nomor Paspor A1423972, MES – 008. Keduanya dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi.
Masih banyaknya jamaah asal Indonesia yang dirawat di RS itu membuka peluang jumlah korban tewas masih akan bertambah. Seorang petugas medis yang ikut menangani korban luka di RS mengatakan, dari 31 jamaah yang masih dirawat itu, tidak semuanya dalam kondisi gawat. “Kalau yang dirawat tersebar di beberapa rumah sakit di Mekah tidak semua gawat,” ujar dokter asal Jawa Tengah itu kepada koran ini lewat WhatsApp kemarin.
Dokter yang enggan namanya ditulis lantaran dia bukan juru bicara tim medis itu menjelaskan, kondisi luka para korban variatif. “Biasanya yang membaik dalam beberapa hari pulang,” ujarnya.
Nah, khusus yang lukanya berat, kondisinya bisa saja memburuk. “Kalau yang luka berat disertai gangguan kesadaran akibat trauma/bentutan berat biasanya dirawat lama dengan risiko bisa saja terjadi perburukan,” terangnya, tanpa mau menyebut daerah asal jamaah yang mengalami luka parah. (sam/rbb)

