30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

20 Warga Batang Kuis Diamankan

Buntut Bentrok Warga, Kapolda Sumut Turun Tangan

BATANG KUIS-Keributan yang terjadi di Batang Kuis  Minggu (11/12), ternyata menjadi perhatian serius Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro.  Ini ditandai dengan kehadiran orang nomor satu di Poldasu  itu di sekitar tempat kejadian perkara, Senin (12/12).

Iring-iringan mobil Kapolda sempat melintas dari depan kediaman Warsito alias Anto Lembu di Dusun 4 Desa Sena Kecamatan Batang Kuis Deliserdang. Iring-iringan itu lewat sekitar pukul 12. 00 WIB, menuju arah jalan Pasar 8 Tembung. Mobil Kapoldasu sempat berhenti jarak 30 meter  di kediaman Warsito, yang dibakar warga, Minggu (11/12) lalu. Di dekat mobil dinas, Kapoldasu berbincang dengan Kapolres Deli Serdang .

Usai perbincangan sekitar 10 menit, Kapoldasu menuju Mapolsek Batangkuis. Kendaraan Kapoldasu balik arah dengan lamban di depan kediaman Warsito. Dalam kunjungan itu, Warsito alias Anto Lembu yang berada di depan kediamanya sempat hendak keluar menyaksikan kendaran Kapoldasu saat melintas itu.

Setiba di Mapolsek Batangkuis, Kapoldasu bersama rombongan masuk ke ruang kerja Kapolsek. Hampir sekitar satu jam menggelar rapat tertutup. Sedangkan, puluhan wartawan cetak dan elektronik menunggu di luar ruangan. Usai berbincangan, Kapoldasu keluar ruangan.

Wartawan yang menunggu  akhirnya diterima wawancara. Dalam pernyataannya, Kapoldasu meminta agar wartawan tidak membesar-besarkan persoalan pembakaran rumah Warsito. “Kalian  bilang ada wartawan yang dipukuli, begitu juga sama anggota kita yang dipukuli. Mana ada,” ucap Wisnu ke sejumlah wartawan.

Jenderal bintang dua itu menjelaskan pihaknya telah memeriksa sekitar 20 orang, semuanya itu warga Batang Kuis yang berasal dari kedua belah pihak bertikai, kubu Warsito serta kubu Kepala Desa Sena Bantu. Nantinya, bila dari ke-20 orang menyatakan bahwa aksi saling serang ini terkait dengan kedua tokoh itu, bisa saja pemeriksaan akan berlanjut kepada keduanya.

Kini, paparnya semuanya masih diperiksa dan diminta keteranganya, kepada yang tidak terbukti akan dipulangkan. Sedangkan,  lima orang yang pertama diamankan statusnya ditetapkan sebagai tersangka terkait pembakaran rumah Warsito alias Anto Lembu.

Ditanyakan wartawan apa motif aksi bentrok kedua kelompok warga itu. Kapoldasu menyatakan, semua sudah mengetahui latarbelakang aksi bentrok kedua kubu warga itu. “Kalau masalah motifnya kalian nggak usah tanya lagi.

Dah taunya kalian, soal perebutan lahan yang HGU PTPN2 sudah berakhir. Itu tidak boleh,  lahan itu milik negara tidak boleh diperebutkan. Kalau HGU-nya berakhir silakan kembalikan ke negara, biarlah negara yang mengdistribusikannya,” jelasnya.

Sebelum beranjak meninggalkan Mapolsek Batangkuis, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro menegaskan untuk mengantisipas aksi bentrok berkelanjutkan, kediaman Warsito alias Anto Lembu serta Kepala Desa Sena Bantu dijaga aparat kepolisian.

Terpisah Kapolres Deli Serdang, AKBP Wawan Munawar Sik membantah adanya aksi pemukulan terhadap wartawan yang dilakukan massa Warsito. “Si Pasta (wartawan Posmetro Medan) mau diserang, tetapikan anggota kita melindunginya. Dia bukan dibacok, tetapi kepala Pasta berdarah karena terantuk besi saat bergegas berlari menghindar kejaran warga,” ujarnya.

AKBP Wawan Munawar Sik menyatakan pihaknya tidak melepaskan tembakan saat terjadinya aksi amuk warga kepada wartawan Pos Metro Medan (Grup Sumut Pos), karena dianggap tidak penting. Karena saat itu jumlah personel Polri dinilai cukup untuk memberikan perlindungan. Ada sekitar 100 orang personel polri saat itu. Hingga kini, kepolisian belum melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang yang diduga melakukan penganiayaan terhadap wartawan Pos Metro Medan.

Ketika awak Sumut Pos, Senin (12/12) sekitar pukul 15.30 WIB, mendatangi RSUD Deli serdang di Lubuk Pakam, kamar Angrek tempat wartawan Pos Metro Medan itu diopname. Terlihat kondisi Pasta Wijaya lemas serta tidak berdaya, di tangan sebelah kirinya dipasang selang inpus.

Perban masih terpasang dikepalanya untuk menutupi luka yang mendapat sekitar lima jahitan . Wajah sebelah kanannya masih terlihat memar,  dan kaki kirinya membengkak.Dia mengelukan rasa sakit di kakinya yang membengkak akibat benturan benda keras. (btr/ari)

Buntut Bentrok Warga, Kapolda Sumut Turun Tangan

BATANG KUIS-Keributan yang terjadi di Batang Kuis  Minggu (11/12), ternyata menjadi perhatian serius Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro.  Ini ditandai dengan kehadiran orang nomor satu di Poldasu  itu di sekitar tempat kejadian perkara, Senin (12/12).

Iring-iringan mobil Kapolda sempat melintas dari depan kediaman Warsito alias Anto Lembu di Dusun 4 Desa Sena Kecamatan Batang Kuis Deliserdang. Iring-iringan itu lewat sekitar pukul 12. 00 WIB, menuju arah jalan Pasar 8 Tembung. Mobil Kapoldasu sempat berhenti jarak 30 meter  di kediaman Warsito, yang dibakar warga, Minggu (11/12) lalu. Di dekat mobil dinas, Kapoldasu berbincang dengan Kapolres Deli Serdang .

Usai perbincangan sekitar 10 menit, Kapoldasu menuju Mapolsek Batangkuis. Kendaraan Kapoldasu balik arah dengan lamban di depan kediaman Warsito. Dalam kunjungan itu, Warsito alias Anto Lembu yang berada di depan kediamanya sempat hendak keluar menyaksikan kendaran Kapoldasu saat melintas itu.

Setiba di Mapolsek Batangkuis, Kapoldasu bersama rombongan masuk ke ruang kerja Kapolsek. Hampir sekitar satu jam menggelar rapat tertutup. Sedangkan, puluhan wartawan cetak dan elektronik menunggu di luar ruangan. Usai berbincangan, Kapoldasu keluar ruangan.

Wartawan yang menunggu  akhirnya diterima wawancara. Dalam pernyataannya, Kapoldasu meminta agar wartawan tidak membesar-besarkan persoalan pembakaran rumah Warsito. “Kalian  bilang ada wartawan yang dipukuli, begitu juga sama anggota kita yang dipukuli. Mana ada,” ucap Wisnu ke sejumlah wartawan.

Jenderal bintang dua itu menjelaskan pihaknya telah memeriksa sekitar 20 orang, semuanya itu warga Batang Kuis yang berasal dari kedua belah pihak bertikai, kubu Warsito serta kubu Kepala Desa Sena Bantu. Nantinya, bila dari ke-20 orang menyatakan bahwa aksi saling serang ini terkait dengan kedua tokoh itu, bisa saja pemeriksaan akan berlanjut kepada keduanya.

Kini, paparnya semuanya masih diperiksa dan diminta keteranganya, kepada yang tidak terbukti akan dipulangkan. Sedangkan,  lima orang yang pertama diamankan statusnya ditetapkan sebagai tersangka terkait pembakaran rumah Warsito alias Anto Lembu.

Ditanyakan wartawan apa motif aksi bentrok kedua kelompok warga itu. Kapoldasu menyatakan, semua sudah mengetahui latarbelakang aksi bentrok kedua kubu warga itu. “Kalau masalah motifnya kalian nggak usah tanya lagi.

Dah taunya kalian, soal perebutan lahan yang HGU PTPN2 sudah berakhir. Itu tidak boleh,  lahan itu milik negara tidak boleh diperebutkan. Kalau HGU-nya berakhir silakan kembalikan ke negara, biarlah negara yang mengdistribusikannya,” jelasnya.

Sebelum beranjak meninggalkan Mapolsek Batangkuis, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro menegaskan untuk mengantisipas aksi bentrok berkelanjutkan, kediaman Warsito alias Anto Lembu serta Kepala Desa Sena Bantu dijaga aparat kepolisian.

Terpisah Kapolres Deli Serdang, AKBP Wawan Munawar Sik membantah adanya aksi pemukulan terhadap wartawan yang dilakukan massa Warsito. “Si Pasta (wartawan Posmetro Medan) mau diserang, tetapikan anggota kita melindunginya. Dia bukan dibacok, tetapi kepala Pasta berdarah karena terantuk besi saat bergegas berlari menghindar kejaran warga,” ujarnya.

AKBP Wawan Munawar Sik menyatakan pihaknya tidak melepaskan tembakan saat terjadinya aksi amuk warga kepada wartawan Pos Metro Medan (Grup Sumut Pos), karena dianggap tidak penting. Karena saat itu jumlah personel Polri dinilai cukup untuk memberikan perlindungan. Ada sekitar 100 orang personel polri saat itu. Hingga kini, kepolisian belum melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang yang diduga melakukan penganiayaan terhadap wartawan Pos Metro Medan.

Ketika awak Sumut Pos, Senin (12/12) sekitar pukul 15.30 WIB, mendatangi RSUD Deli serdang di Lubuk Pakam, kamar Angrek tempat wartawan Pos Metro Medan itu diopname. Terlihat kondisi Pasta Wijaya lemas serta tidak berdaya, di tangan sebelah kirinya dipasang selang inpus.

Perban masih terpasang dikepalanya untuk menutupi luka yang mendapat sekitar lima jahitan . Wajah sebelah kanannya masih terlihat memar,  dan kaki kirinya membengkak.Dia mengelukan rasa sakit di kakinya yang membengkak akibat benturan benda keras. (btr/ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/