30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

2.959 Ha Tanaman di Karo Terancam Puso

Foto: Ist Sebanyak 2.959 hektare areal pertanian di Kabupaten Karo terancam puso akibat tertutup debu vulkanik Gunung Sinabung.
Foto: Ist
Sebanyak 2.959 hektare areal pertanian di Kabupaten Karo terancam puso akibat tertutup debu vulkanik Gunung Sinabung.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 2.959 hektare areal pertanian di Kabupaten Karo terancam puso akibat tertutup debu vulkanik Gunung Sinabung.

“Dampak debu vulkanik Sinabung minimal menyebabkan pengurangan produksi 2.959 ha areal pertanian di wilayah tersebut. Sampai saat ini belum ada puso, namun paling tidak akan terjadi pengurangan produksi sebanyak 30 persen,” kata Kepala Dinas Pertanian Provsu Ir H M Roem, dalam laporannya kepada Gubsu H Gatot Pujo Nugroho, ST, M.Si, dalam acara peresmian Galeri Manggadong pada Peringatan Hari Pangan Sedunia di Kantor Badan Ketahanan Pangan Provsu Jalan A H Nasution, Selasa (14/10).

Roem menyebutkan, erupsi yang terjadi di Gunung Sinabung telah berdampak terhadap areal tanaman pangan seluas 2.959 ha, yang terdiri atas 35 ha tanaman pangan dan tanaman hortikultura seluas 2.924 ha. Untuk tanaman hortikultura terdiri atas 2.063 ha sayuran, 860 ha buah dan tanaman hias seluas 1 ha dan 7.500 pot.

Roem mengungkapkan, dari laporan Petugas Koordinator Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan pengamat hama penyakit (POPT-PHP), debu vulkanik Gunung Sinabung tersebut telah menutupi luasan areal pertanian di lima kecamatan yaitu Kecamatan Namanteran seluas 364 ha, Kecamatan Payung 50 ha, Kecamatan Berastagi seluas 389 ha, Kecamatan Merdeka 1.401 ha dan Dolat Rayat seluas 651 ha.

“Komoditi pangan yang terkena dampak di antaranya ubi jalar seluas 13 ha dan padi gogo seluas 22 ha. Sedangkan untuk hortikultura komoditi yang banyak rusak adalah jeruk, stroberi, markisa, tomat, wortel, cabe keriting, kembang kol, kentang, kubis, petsai/sawi, lobak, terung, buncis, kangkung, seledri, dan lain sebagainya,” katanya.

Terkait dampak erupsi Sinabung tersebut, Gubsu mengingatkan kabupaten/kota agar ikut membantu Kabupaten Karo mengatasi dampak debu vulkanik Gunung Sinabung. Caranya dengan memperbantukan armada pemadam kebakaran (damkar) untuk melakukan penyemprotan permukaan tanaman yang terancam gagal panen (puso) akibat tertutup debu vulkanik.

“Saat ini sedang dilakukan gerakan penyemprotan permukaan tanaman yang dilakukan oleh pemerintah dan relawan,” kata Gatot.

Dia mengatakan bahwa Pemoprovsu sudah menginstruksikan kepada kabupaten/kota di sekitar Karo untuk membantu pengerahan armada damkar untuk mendukung gerakan dimaksud. Selain untuk penyemprotan tanaman, operasional Damkar juga dibutuhkan untuk membersihkan fasilitas umum seperti jalan, sekolah dan perumahan warga masyarakat.

Gubsu yang baru saja meninjau langsung areal pertanian dan pengungsian warga di Desa Guru Kinayan Kecamatan Payung mengakui bahwa erupsi menyebabkan kerugian, minimal pengurangan hasil produksi.

Dalam kunjungannya sehari sebelumnya, Gubsu di Karo menyerahkan simbolik bantuan Pemprovsu berupa bantuan anggaran Rp 400 juta untuk kegiatan operasional penanganan pengungsian. Dana tersebut di antaranya dapat digunakan untuk operasional mobil pemadam kebakaran untuk menyiram debu di lahan pertanian, jalan maupun pemukiman warga dan fasilitas lainnya.

“Uang ini berasal dari Anggaran Tidak Terduga (TT), digunakan diantaranya untuk biaya operasional mobil pemadam kebakaran yang akan melakukan penyiraman terhadap rumah warga, sekolah dan lahan pertanian. Sehingga bagi para pelajar tidak terganggu oleh abu,” terang Gubsu. (rel/mea)

Foto: Ist Sebanyak 2.959 hektare areal pertanian di Kabupaten Karo terancam puso akibat tertutup debu vulkanik Gunung Sinabung.
Foto: Ist
Sebanyak 2.959 hektare areal pertanian di Kabupaten Karo terancam puso akibat tertutup debu vulkanik Gunung Sinabung.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 2.959 hektare areal pertanian di Kabupaten Karo terancam puso akibat tertutup debu vulkanik Gunung Sinabung.

“Dampak debu vulkanik Sinabung minimal menyebabkan pengurangan produksi 2.959 ha areal pertanian di wilayah tersebut. Sampai saat ini belum ada puso, namun paling tidak akan terjadi pengurangan produksi sebanyak 30 persen,” kata Kepala Dinas Pertanian Provsu Ir H M Roem, dalam laporannya kepada Gubsu H Gatot Pujo Nugroho, ST, M.Si, dalam acara peresmian Galeri Manggadong pada Peringatan Hari Pangan Sedunia di Kantor Badan Ketahanan Pangan Provsu Jalan A H Nasution, Selasa (14/10).

Roem menyebutkan, erupsi yang terjadi di Gunung Sinabung telah berdampak terhadap areal tanaman pangan seluas 2.959 ha, yang terdiri atas 35 ha tanaman pangan dan tanaman hortikultura seluas 2.924 ha. Untuk tanaman hortikultura terdiri atas 2.063 ha sayuran, 860 ha buah dan tanaman hias seluas 1 ha dan 7.500 pot.

Roem mengungkapkan, dari laporan Petugas Koordinator Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan pengamat hama penyakit (POPT-PHP), debu vulkanik Gunung Sinabung tersebut telah menutupi luasan areal pertanian di lima kecamatan yaitu Kecamatan Namanteran seluas 364 ha, Kecamatan Payung 50 ha, Kecamatan Berastagi seluas 389 ha, Kecamatan Merdeka 1.401 ha dan Dolat Rayat seluas 651 ha.

“Komoditi pangan yang terkena dampak di antaranya ubi jalar seluas 13 ha dan padi gogo seluas 22 ha. Sedangkan untuk hortikultura komoditi yang banyak rusak adalah jeruk, stroberi, markisa, tomat, wortel, cabe keriting, kembang kol, kentang, kubis, petsai/sawi, lobak, terung, buncis, kangkung, seledri, dan lain sebagainya,” katanya.

Terkait dampak erupsi Sinabung tersebut, Gubsu mengingatkan kabupaten/kota agar ikut membantu Kabupaten Karo mengatasi dampak debu vulkanik Gunung Sinabung. Caranya dengan memperbantukan armada pemadam kebakaran (damkar) untuk melakukan penyemprotan permukaan tanaman yang terancam gagal panen (puso) akibat tertutup debu vulkanik.

“Saat ini sedang dilakukan gerakan penyemprotan permukaan tanaman yang dilakukan oleh pemerintah dan relawan,” kata Gatot.

Dia mengatakan bahwa Pemoprovsu sudah menginstruksikan kepada kabupaten/kota di sekitar Karo untuk membantu pengerahan armada damkar untuk mendukung gerakan dimaksud. Selain untuk penyemprotan tanaman, operasional Damkar juga dibutuhkan untuk membersihkan fasilitas umum seperti jalan, sekolah dan perumahan warga masyarakat.

Gubsu yang baru saja meninjau langsung areal pertanian dan pengungsian warga di Desa Guru Kinayan Kecamatan Payung mengakui bahwa erupsi menyebabkan kerugian, minimal pengurangan hasil produksi.

Dalam kunjungannya sehari sebelumnya, Gubsu di Karo menyerahkan simbolik bantuan Pemprovsu berupa bantuan anggaran Rp 400 juta untuk kegiatan operasional penanganan pengungsian. Dana tersebut di antaranya dapat digunakan untuk operasional mobil pemadam kebakaran untuk menyiram debu di lahan pertanian, jalan maupun pemukiman warga dan fasilitas lainnya.

“Uang ini berasal dari Anggaran Tidak Terduga (TT), digunakan diantaranya untuk biaya operasional mobil pemadam kebakaran yang akan melakukan penyiraman terhadap rumah warga, sekolah dan lahan pertanian. Sehingga bagi para pelajar tidak terganggu oleh abu,” terang Gubsu. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/