31.7 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Batal Nikah 12-12-12

Briptu Leonardo Sitanggang Tewas di Tangan Briptu Ikhsan Fuadi

Binjai-Martina Br Sinaga tak kuasa menahan air mata. Di hadapan jenazah kekasihnya,  Briptu Leonardo Sitanggang (26), ia terus menangisn
Rencana menikah pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 pun sirna. Akibat keteledoran Briptu Ikhsan Fuadi menguasai senjata laras panjang Jenis V2, kekasihnya itu meninggalkan dunia.

“Tega kali kamu tinggalkan adik, Bang. Kamu bilang kita akan menikah tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Semua sudah aku kumpuli Bang, tapi kenapa kamu tega meninggalkan adik Bang,” ratap Martina di rumah duka Jalan Belijao Jati Karya V Tamdam Hulu Kecamatan Binjai Utara.
Namun, Martina masih enggan dimintai keterangan lebih lanjut, terkait persiapan mereka untuk melangsungkan pernikahnnya itu. Bahkan, Martina langsung masuk ke dalam kamar sembari menangis dan kembali meratapi kepergian calon suaminya itu. “Bagaimana dengan adik Bang. Kok tega kali Abang meninggalkan adik,” histeris Martina.

Suasana rumah duka memang berbalut air mata. Jenazah Briptu Leonardo tiba sekitar pukul 18.00 WIB, menggunakan mobil ambulans milik kepolisian. Ketika diturunkan dari dalam mobil, suasana di dalam rumah duka serasa sangat haru. Bahkan, ibunda korban, T Br Sinaga, langsung meratap ketika melihat jenazah Leonardo terbaring kaku di dalam peti. “Tak bisa mama melupakan kebaikanmu, Nak. Kamu anak mama paling baik, tega kali kamu meninggalkan mama, Nak,” ratap T Br Sinaga sembari memegang jenazah Leonardo.

“Kamu tak pernah jahat dengan orang nak, kamu baik kepada keluargamu,” tambahnya.

Suasana haru di rumah duka seakan tidak ada hentinya. Pasalnya, ketika kerabat keluarga serta orang dekat almarhum datang, sang ibunda kembali menangis dan meratap. “Lihatlah anakku. Semua orang datang, kami tak akan melupakan semua kebaikanmu. Kamu bilang mau jalan-jalan (belanja, Red), tapi kenapa kamu tinggalkan kami,” ratap T Br Sinaga lagi.

David H Sitanggang, ayah almarhum, mengatakan kalau anaknya adalah sosok panutan. “Dia (almarhum, Red) rela tak menerima gaji demi membantu keluarganya,” ujar David Sitanggang.

Lebih jauh dikatakan David Sitanggang, sebelum kepergian anaknya itu, ia sempat terkejut dengan hal aneh yang dialaminya. “Saya sempat gosok gigi. Lalu, satu gigi sebelah bawah milik saya copot dengan sendirinya. Tapi saya tak ada merasakan firasat buruk. Ternyata, hal itu menandakan akan kepergian anak saya,” ungkap David Sitanggang sembari menangis.

Sehari sebelum kejadian, Briptu Leonardo, Senin (13/2) malam sekitar pukul 11.00 WIB, dia menghubungi satu per satu anggota keluarganya untuk mengucapkan Valentine Day. “Tadi malam (kemarin-red) Leo menelepon aku dengan berkata ‘Tante selamet Hari Valentin ya,” tutur sang tante, Maria.
Selain Maria, tantenya yang lain juga dihubungi. “Jam delapan malam atau pas malam Valentine korban SMS kami ngasih ucapan selamat Valentine. Ini menjadi SMS terakhir. Sedih kali kami,” ujar Siska Veronica, keluarga Briptu Leonardo yang lain. Briptu Leonardo Sitanggang adalah anak kedua dari empat saudara dari pasangan T Boru Sinaga dan David Sitanggang.

Kepergian Briptu Leonardo memang cukup mengejutkan. Personel Direktorat Sabhara Polda Sumut itu menghembuskan nyawanya setelah sebuah peluru menembus mata sebelah kanannya hingga menembus di bagian kepala, tepatnya di belakang telinga korban sebelah kiri (lihat grafis). Kematian Briptu Leonardo akibat tertembak dari senjata laras panjang Jenis V2 milik temannya sendiri, Briptu Ikhsan Fuadi yang masih satu komando dengan korban.
“Ini musibah,” ucap Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro saat menjengguk jasad korban di kamar mayat RSU Bayangkara Medan, kemarin.
Perwira berbintang dua ini juga menyebutkan, saat ini pelaku sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan di Polda Sumut atas perbuatannya. “Pelaku sudah di Polda Sumut untuk dilakukan pemeriksaan,” ujarnya sembari mengatakan proses hukum ini terbuka untuk para awak media yang melakukan peliputan.

Pantauan Sumut Pos, tersangka yang tiba di Mapoldasu sekira jam 13.30 WIB bersama dua temannya langsung diperiksa penyidik. Sekira jam 17.10 WIB, usai diperiksa sebagai saksi, Briptu Boni dan Briptu Rogan yang datang dengan pakaian dinas langsung pulang dan enggan berkomentar. “Maaf lah Bang. Ngak ada permasalahan, hanya silapnya ini Bang,” kata Boni sambil berjalan meninggalkan Polda.

Sementara itu, Briptu Ikhsan yang saat diboyong dengan menggunakan pakaian dinas, berganti baju kaos dan celana ponggol yang dibawa ibunya saat datang. Ibu, tersangka yang datang dengan pakaian PNS bersama seorang rekannya enggan berkomentar. “Gak tahu kami,” elaknya sambil berlalu.
Tepat pukul 20.10 Wib usai diperiksa, Ikhsan yang merupakan warga Komplek Polri di Jalan Sri Gunting Blok H itu langsung dimasukan ke dalam sel tahanan Polda Sumut yang saat ini dihuni 98 tahanan berbagai kasus, di antaranya pembunuh wanita separuh baya di hotel bukit hijau.

Kasubdit III AKBP Andre Setiawan yang menangani kasus ini saat dikonfirmasi Sumut Pos mengatakan, tersangka sudah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mengunakan senjata. “Tersangka sudah salah. Melanggar SOP. Tersangka lalai. Tersangka juga lalai meletakkan peluru. Kita lihat di dalam magazen tersangka, peluru karet berada di bawah. Peluru tajam di atas. Ini juga melanggar SOP,” kata Andre. (dan/mag-5/gus/ila)

Kronologi Polisi Menembak Polisi

  1. Sekitar pukul 10.30 WIB, di kamar Asrama Direktorat Sabhara Polda Sumut Di Jalan Jamin Ginting dihuni lima personel yakni Briptu Leonardo Sitanggang, Briptu Rogan, Briptu Boni, Briptu Gunawan, Briptu Ikhsan Fuadi.
  2. Briptu Ikhsan Fuadi yang baru tiba, kemudian membersihkan senjata laras panjang jenis V2. Dengan posisi senjata Briptu Ikhsan Fuadi tidak tertutup grendel senjata api, tanpa sengaja pelatuk senjata tersebut tertekan dan memuntah peluru tajam ke arah Briptu Leonardo Sitagang yang saat itu berada didepan Briptu Ikhsan Fuadi.
  3. Peluru itu mengenai mata sebelah kanan Briptu Leonardo Sitanggang hingga menembus ke kepala bagian belakang, tepatnya di telinga sebelah kiri korban dan langsung tewas.
  4. Briptu Leonardo Sitanggang langsung dibawa ke RSU Bayangkara Medan untuk dilakukan otopsi.
  5. Setelah diotopsi di kamar mayat RSU Bayangkara Medan, sekitar pukul 16.30 WIB jasad Briptu Leonardo Sitanggang dibawa ke rumah duka di Jalan Belijao Jati Karya V Tamdam Hulu.

 

Briptu Leonardo Sitanggang Tewas di Tangan Briptu Ikhsan Fuadi

Binjai-Martina Br Sinaga tak kuasa menahan air mata. Di hadapan jenazah kekasihnya,  Briptu Leonardo Sitanggang (26), ia terus menangisn
Rencana menikah pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 pun sirna. Akibat keteledoran Briptu Ikhsan Fuadi menguasai senjata laras panjang Jenis V2, kekasihnya itu meninggalkan dunia.

“Tega kali kamu tinggalkan adik, Bang. Kamu bilang kita akan menikah tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Semua sudah aku kumpuli Bang, tapi kenapa kamu tega meninggalkan adik Bang,” ratap Martina di rumah duka Jalan Belijao Jati Karya V Tamdam Hulu Kecamatan Binjai Utara.
Namun, Martina masih enggan dimintai keterangan lebih lanjut, terkait persiapan mereka untuk melangsungkan pernikahnnya itu. Bahkan, Martina langsung masuk ke dalam kamar sembari menangis dan kembali meratapi kepergian calon suaminya itu. “Bagaimana dengan adik Bang. Kok tega kali Abang meninggalkan adik,” histeris Martina.

Suasana rumah duka memang berbalut air mata. Jenazah Briptu Leonardo tiba sekitar pukul 18.00 WIB, menggunakan mobil ambulans milik kepolisian. Ketika diturunkan dari dalam mobil, suasana di dalam rumah duka serasa sangat haru. Bahkan, ibunda korban, T Br Sinaga, langsung meratap ketika melihat jenazah Leonardo terbaring kaku di dalam peti. “Tak bisa mama melupakan kebaikanmu, Nak. Kamu anak mama paling baik, tega kali kamu meninggalkan mama, Nak,” ratap T Br Sinaga sembari memegang jenazah Leonardo.

“Kamu tak pernah jahat dengan orang nak, kamu baik kepada keluargamu,” tambahnya.

Suasana haru di rumah duka seakan tidak ada hentinya. Pasalnya, ketika kerabat keluarga serta orang dekat almarhum datang, sang ibunda kembali menangis dan meratap. “Lihatlah anakku. Semua orang datang, kami tak akan melupakan semua kebaikanmu. Kamu bilang mau jalan-jalan (belanja, Red), tapi kenapa kamu tinggalkan kami,” ratap T Br Sinaga lagi.

David H Sitanggang, ayah almarhum, mengatakan kalau anaknya adalah sosok panutan. “Dia (almarhum, Red) rela tak menerima gaji demi membantu keluarganya,” ujar David Sitanggang.

Lebih jauh dikatakan David Sitanggang, sebelum kepergian anaknya itu, ia sempat terkejut dengan hal aneh yang dialaminya. “Saya sempat gosok gigi. Lalu, satu gigi sebelah bawah milik saya copot dengan sendirinya. Tapi saya tak ada merasakan firasat buruk. Ternyata, hal itu menandakan akan kepergian anak saya,” ungkap David Sitanggang sembari menangis.

Sehari sebelum kejadian, Briptu Leonardo, Senin (13/2) malam sekitar pukul 11.00 WIB, dia menghubungi satu per satu anggota keluarganya untuk mengucapkan Valentine Day. “Tadi malam (kemarin-red) Leo menelepon aku dengan berkata ‘Tante selamet Hari Valentin ya,” tutur sang tante, Maria.
Selain Maria, tantenya yang lain juga dihubungi. “Jam delapan malam atau pas malam Valentine korban SMS kami ngasih ucapan selamat Valentine. Ini menjadi SMS terakhir. Sedih kali kami,” ujar Siska Veronica, keluarga Briptu Leonardo yang lain. Briptu Leonardo Sitanggang adalah anak kedua dari empat saudara dari pasangan T Boru Sinaga dan David Sitanggang.

Kepergian Briptu Leonardo memang cukup mengejutkan. Personel Direktorat Sabhara Polda Sumut itu menghembuskan nyawanya setelah sebuah peluru menembus mata sebelah kanannya hingga menembus di bagian kepala, tepatnya di belakang telinga korban sebelah kiri (lihat grafis). Kematian Briptu Leonardo akibat tertembak dari senjata laras panjang Jenis V2 milik temannya sendiri, Briptu Ikhsan Fuadi yang masih satu komando dengan korban.
“Ini musibah,” ucap Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro saat menjengguk jasad korban di kamar mayat RSU Bayangkara Medan, kemarin.
Perwira berbintang dua ini juga menyebutkan, saat ini pelaku sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan di Polda Sumut atas perbuatannya. “Pelaku sudah di Polda Sumut untuk dilakukan pemeriksaan,” ujarnya sembari mengatakan proses hukum ini terbuka untuk para awak media yang melakukan peliputan.

Pantauan Sumut Pos, tersangka yang tiba di Mapoldasu sekira jam 13.30 WIB bersama dua temannya langsung diperiksa penyidik. Sekira jam 17.10 WIB, usai diperiksa sebagai saksi, Briptu Boni dan Briptu Rogan yang datang dengan pakaian dinas langsung pulang dan enggan berkomentar. “Maaf lah Bang. Ngak ada permasalahan, hanya silapnya ini Bang,” kata Boni sambil berjalan meninggalkan Polda.

Sementara itu, Briptu Ikhsan yang saat diboyong dengan menggunakan pakaian dinas, berganti baju kaos dan celana ponggol yang dibawa ibunya saat datang. Ibu, tersangka yang datang dengan pakaian PNS bersama seorang rekannya enggan berkomentar. “Gak tahu kami,” elaknya sambil berlalu.
Tepat pukul 20.10 Wib usai diperiksa, Ikhsan yang merupakan warga Komplek Polri di Jalan Sri Gunting Blok H itu langsung dimasukan ke dalam sel tahanan Polda Sumut yang saat ini dihuni 98 tahanan berbagai kasus, di antaranya pembunuh wanita separuh baya di hotel bukit hijau.

Kasubdit III AKBP Andre Setiawan yang menangani kasus ini saat dikonfirmasi Sumut Pos mengatakan, tersangka sudah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mengunakan senjata. “Tersangka sudah salah. Melanggar SOP. Tersangka lalai. Tersangka juga lalai meletakkan peluru. Kita lihat di dalam magazen tersangka, peluru karet berada di bawah. Peluru tajam di atas. Ini juga melanggar SOP,” kata Andre. (dan/mag-5/gus/ila)

Kronologi Polisi Menembak Polisi

  1. Sekitar pukul 10.30 WIB, di kamar Asrama Direktorat Sabhara Polda Sumut Di Jalan Jamin Ginting dihuni lima personel yakni Briptu Leonardo Sitanggang, Briptu Rogan, Briptu Boni, Briptu Gunawan, Briptu Ikhsan Fuadi.
  2. Briptu Ikhsan Fuadi yang baru tiba, kemudian membersihkan senjata laras panjang jenis V2. Dengan posisi senjata Briptu Ikhsan Fuadi tidak tertutup grendel senjata api, tanpa sengaja pelatuk senjata tersebut tertekan dan memuntah peluru tajam ke arah Briptu Leonardo Sitagang yang saat itu berada didepan Briptu Ikhsan Fuadi.
  3. Peluru itu mengenai mata sebelah kanan Briptu Leonardo Sitanggang hingga menembus ke kepala bagian belakang, tepatnya di telinga sebelah kiri korban dan langsung tewas.
  4. Briptu Leonardo Sitanggang langsung dibawa ke RSU Bayangkara Medan untuk dilakukan otopsi.
  5. Setelah diotopsi di kamar mayat RSU Bayangkara Medan, sekitar pukul 16.30 WIB jasad Briptu Leonardo Sitanggang dibawa ke rumah duka di Jalan Belijao Jati Karya V Tamdam Hulu.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/