25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Mohon Uluran Tangan Dermawan

Bayi Lahir dengan Ginjal, Hati dan Usus di Luar Tubuh

LUBUK PAKAM- Malang benar bayi mungil ini. Lahir dengan kondisi tidak sempurna. Anak keempat pasangan Saipul Basirik dan Nelly, warga Lubuk Bayan, Perbaungan ini terlahir dengan kondisi ginjal, hati dan usus di luar tubuh.
Bayi yang lahir pada 12 Mei 2011 dengan berat 3,1 kg ini kini membutuhkan uluran para dermawan untuk biaya operasi yang diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp40 juta. Saipul sendiri hanya seorang mekanik di salah satu bengkel di Medan. ‘’Kami telah melakukan upaya yang cukup besar untuk menyelamatkan bayi kami, yakni dengan mengadakan operasi,’’ ujar Saipul.

Operasi untuk menyelamatkan bayi tersebut telah dilakukan pada 12 Mei di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam dimana usus, hati dan ginjal sudah dimasukkan ke dalam tubuh si bayi. Dan sampai saat ini, buah hati Saipul tersebut masih dirawat di ruang ICU Grand Medistra.

“Biaya untuk pelaksanaan operasi kurang lebih Rp40 juta. Akan tetapi kami sendiri belum mempu membiayai operasi tersebut dikarenakan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Kami memohon bantuan dari para dermawan agar sudi memberikan bantuan untuk anak kami agar dapat tumbuh besar seperti anak-anak lainnya,’’ tutur Saipul.
Bila ada yang berkenan memberikan bantuan dapat langsung mentransfer ke rekening a.n Saipul Basirik Bank Permata Cabang Zainul Arifin nomor rekening 8010916608.

Sementara, seorang bayi warga Desa Tanjung Ale Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas juga harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD dr Pirngadi Medan karena menderita Hydrochepalus atau penimbunan cairan otak yang berlebihan. Akibatnya, bocah berusia empat bulan bernama Destia Putri yang merupakan buah hati pasangan Siti Aminah (27) dan Sohiruddin (34) itu mengalami pembengkaan besar pada bagian kepalanya.
Siti Aminah, ibu kandung bayi mengisahkan. tanda-tanda hydrochepalus itu dirasakan saat usia bayinya satu bulan. “Kepalanya semakin lama membesar, dan sering merengek malam hari,” ungkap Aminah.

Bayi yang dilahirkan secara normal itu sempat mengalami kecelakaan di saat masih dalam kandungan delapan bulan. “Saat usia kandungan saya delapan bulan memang saya pernah jatuh dari jembatan dengan ketinggian empat meter dengan posisi terduduk. Tapi setelah itu saya langsung periksakan janin saya ke bidan, katanya nggak ada masalah sama kandungan saya,” terangnya.

Destia yang terlahir saat usia kandungan ibunya sepuluh bulan itu, tidak menampakkan keanehan, hanya saja bagian kaki kirinya yang mengalami cacat akibat kecelakaan yang pernah dialami Aminah.

Namun seiring berjalannya waktu, memasuki usia satu bulan kedua orangtua Destia melihat keanehan yang dilami anak bungsu dari dua bersadudara itu.

“Kepalanya semakin lama semakin membesar, bahkn dia sering merengek saat malam hari,” ungkap Aminah.
Karena khawatir dengan kondisi putrinya, Aminah lantas membawa anaknya berobat ke RSU Siburuan yang tak jauh dari kediaman mereka. Namun karena keterbatasan alat selanjutnya Destia harus di rujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk menjalani operasi bedah pengangkatan cairan yang ada di kepala sang bocah.

“Ternyata dari keterangan pihak medis, anak saya menderita Hydrochepalus. Karena terbatasnya peralatan medis, Destia harus menjalani perawatan di Pirngadi,” sebutnya.

Sudah seminggu lebih Destia menjalani perawatan di RSU Pirngadi Medan, dari informasi yang didapat, akibat peralatan scanning milik RSUD dr Pirnagdi rusak., Destia  terpaksa menjalani scanning RSUP H Adam Malik Medan. “Kami hanya menunggu hasil scanning rumah sakit Adam Malik untuk memastikan kapan anak saya akan menjalani oparasi,” ucapnya. Saat ini pihak keluarga hanya bisa pasrah dan berharap kesembuhan bagi buah hatinya. (sih/uma)

Bayi Lahir dengan Ginjal, Hati dan Usus di Luar Tubuh

LUBUK PAKAM- Malang benar bayi mungil ini. Lahir dengan kondisi tidak sempurna. Anak keempat pasangan Saipul Basirik dan Nelly, warga Lubuk Bayan, Perbaungan ini terlahir dengan kondisi ginjal, hati dan usus di luar tubuh.
Bayi yang lahir pada 12 Mei 2011 dengan berat 3,1 kg ini kini membutuhkan uluran para dermawan untuk biaya operasi yang diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp40 juta. Saipul sendiri hanya seorang mekanik di salah satu bengkel di Medan. ‘’Kami telah melakukan upaya yang cukup besar untuk menyelamatkan bayi kami, yakni dengan mengadakan operasi,’’ ujar Saipul.

Operasi untuk menyelamatkan bayi tersebut telah dilakukan pada 12 Mei di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam dimana usus, hati dan ginjal sudah dimasukkan ke dalam tubuh si bayi. Dan sampai saat ini, buah hati Saipul tersebut masih dirawat di ruang ICU Grand Medistra.

“Biaya untuk pelaksanaan operasi kurang lebih Rp40 juta. Akan tetapi kami sendiri belum mempu membiayai operasi tersebut dikarenakan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Kami memohon bantuan dari para dermawan agar sudi memberikan bantuan untuk anak kami agar dapat tumbuh besar seperti anak-anak lainnya,’’ tutur Saipul.
Bila ada yang berkenan memberikan bantuan dapat langsung mentransfer ke rekening a.n Saipul Basirik Bank Permata Cabang Zainul Arifin nomor rekening 8010916608.

Sementara, seorang bayi warga Desa Tanjung Ale Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas juga harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD dr Pirngadi Medan karena menderita Hydrochepalus atau penimbunan cairan otak yang berlebihan. Akibatnya, bocah berusia empat bulan bernama Destia Putri yang merupakan buah hati pasangan Siti Aminah (27) dan Sohiruddin (34) itu mengalami pembengkaan besar pada bagian kepalanya.
Siti Aminah, ibu kandung bayi mengisahkan. tanda-tanda hydrochepalus itu dirasakan saat usia bayinya satu bulan. “Kepalanya semakin lama membesar, dan sering merengek malam hari,” ungkap Aminah.

Bayi yang dilahirkan secara normal itu sempat mengalami kecelakaan di saat masih dalam kandungan delapan bulan. “Saat usia kandungan saya delapan bulan memang saya pernah jatuh dari jembatan dengan ketinggian empat meter dengan posisi terduduk. Tapi setelah itu saya langsung periksakan janin saya ke bidan, katanya nggak ada masalah sama kandungan saya,” terangnya.

Destia yang terlahir saat usia kandungan ibunya sepuluh bulan itu, tidak menampakkan keanehan, hanya saja bagian kaki kirinya yang mengalami cacat akibat kecelakaan yang pernah dialami Aminah.

Namun seiring berjalannya waktu, memasuki usia satu bulan kedua orangtua Destia melihat keanehan yang dilami anak bungsu dari dua bersadudara itu.

“Kepalanya semakin lama semakin membesar, bahkn dia sering merengek saat malam hari,” ungkap Aminah.
Karena khawatir dengan kondisi putrinya, Aminah lantas membawa anaknya berobat ke RSU Siburuan yang tak jauh dari kediaman mereka. Namun karena keterbatasan alat selanjutnya Destia harus di rujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk menjalani operasi bedah pengangkatan cairan yang ada di kepala sang bocah.

“Ternyata dari keterangan pihak medis, anak saya menderita Hydrochepalus. Karena terbatasnya peralatan medis, Destia harus menjalani perawatan di Pirngadi,” sebutnya.

Sudah seminggu lebih Destia menjalani perawatan di RSU Pirngadi Medan, dari informasi yang didapat, akibat peralatan scanning milik RSUD dr Pirnagdi rusak., Destia  terpaksa menjalani scanning RSUP H Adam Malik Medan. “Kami hanya menunggu hasil scanning rumah sakit Adam Malik untuk memastikan kapan anak saya akan menjalani oparasi,” ucapnya. Saat ini pihak keluarga hanya bisa pasrah dan berharap kesembuhan bagi buah hatinya. (sih/uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/