27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Jalur Alternatif Medan-Berastagi Sudah Capai 9,75 KM

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyebutkan 65 persen logistik atau kebutuhan pokok masyarakat, dipasok dari Kabupaten Karo. Sehingga Karo memberikan kontribusi besar dalam ketersediaan pangan.

“65 persen logistik Sumatera Utara itu dari Tanah Karo. Nande-nande (ibu-ibu) kita berhenti menanam, gak makan orang Sumut ini,” ucap Edy Rahmayadi, di Kota Medan, Kamis (15/6).

Tingginya ketergantungan dengan Kabupaten Karo, Gubsu melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumut, membangun jalan alternatif Medan-Berastagi.

“Itu lah kami membuat jalan, untuk menembus. Capek sekali memikirkan jalan ini, Jalan Tol, Jalan Layang dan segala macam,” sebut Edy.

Edy Rahmayadi mengatakan berdasarkan kolaborasi dirinya dengan Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting. Jalan alternatif itu, disepakati untuk dibangun dalam rangka mempermudah transparan pengangkut logistik.

“Akhirnya, saya Gurbernur dan Pak Baskami Ginting dari Ketua DPRD Sumut, kami tandatangani membuat jalan ini,” ucap Gubernur Edy.

Edy mengaku terus mendapatkan bully atau diserang dalam pembangunan infrastruktur atau jalan di Sumut atau dikenal dengan proyek Rp2,7 triliun. Namun, tidak mau ambil pusing. Semua itu, demi kesejahteraan rakyat Sumut.

“Gampang?, tidak gampang. Sampai detik ini, diserang terus,” tutur Mantan Ketua Umum PSSI itu.

Untuk diketahui, jalan alternatif Medan-Berastagi, dimana sudah sekitar 9,75 Km jalan tersebut telah selesai diperbaiki dan dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

Jalur yang telah rampung dibangun berada di Desa Suka Makmur, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang. Saat ini masih dalam proses pembangunan membuka jalan baru di Dusun Tanduk Benua, karena di lokasi ini terdapat tanjakan yang sangat curam.

Total jalur alternatif via Kutalimbaru ini sekitar 55,87 Km, lebih pendek dari jalur utama (jalan nasional) 76 Km. Selain itu, jalur ini juga lebih landai dari jalan nasional, sehingga akan mempercepat waktu tempuh antara Medan-Berastagi.

“Tembus lah jalan dari Tuntungan hingga tembus Berastagi, tembus Gundaling. Akhirnya, kita harapkan hingga ke Dairi,” kata Gubernur Edy.

Gurbernur Sumut mengaku pernah bercerita dengan Presiden RI, Joko Widodo. Bahwa Kabupaten Karo, merupakan lokasi yang produktif dalam menyediakan kebutuhan pokok seperti sahur, buah dan tanaman lainnya.

“Orang Karo ini, kasih dia cangkul, tanah, Jambur. Selesai itu semua, saya sudah ngomong sama Presiden, rumah dia buat sendiri. Dari lahir, menikah hingga meninggal dia di Jambur. Tapi saya bilang sama bang Baskami mereka tetap miskin,” ujar Edy.

Edy mengungkapkan jeruk berasal dari Berastagi atau ditingkat petani Rp 4 ribu per kilogram. Tapi, masuk ke toko-toko buah di Kota Medan menjadi Rp 16 ribu per kilogram. Itu pun, bersaing dengan jeruk impor dari mandarin atau China disebut dengan jeruk Mandarin harganya Rp 14 ribu per kilogram.

“Apa jauh Berastagi dari pada Mandarin?. Ini lah jalan harus ditembus, 9 jam dan 10 jam truk bawa makan dari Berastagi, dengan jalan (alternatif) itu jadi Insyaallah 3 atau 4 jam. Berapa kos, bisa menurun. Rakyat Karo mensejahterakan rakyat kami,” tandas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.(gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyebutkan 65 persen logistik atau kebutuhan pokok masyarakat, dipasok dari Kabupaten Karo. Sehingga Karo memberikan kontribusi besar dalam ketersediaan pangan.

“65 persen logistik Sumatera Utara itu dari Tanah Karo. Nande-nande (ibu-ibu) kita berhenti menanam, gak makan orang Sumut ini,” ucap Edy Rahmayadi, di Kota Medan, Kamis (15/6).

Tingginya ketergantungan dengan Kabupaten Karo, Gubsu melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumut, membangun jalan alternatif Medan-Berastagi.

“Itu lah kami membuat jalan, untuk menembus. Capek sekali memikirkan jalan ini, Jalan Tol, Jalan Layang dan segala macam,” sebut Edy.

Edy Rahmayadi mengatakan berdasarkan kolaborasi dirinya dengan Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting. Jalan alternatif itu, disepakati untuk dibangun dalam rangka mempermudah transparan pengangkut logistik.

“Akhirnya, saya Gurbernur dan Pak Baskami Ginting dari Ketua DPRD Sumut, kami tandatangani membuat jalan ini,” ucap Gubernur Edy.

Edy mengaku terus mendapatkan bully atau diserang dalam pembangunan infrastruktur atau jalan di Sumut atau dikenal dengan proyek Rp2,7 triliun. Namun, tidak mau ambil pusing. Semua itu, demi kesejahteraan rakyat Sumut.

“Gampang?, tidak gampang. Sampai detik ini, diserang terus,” tutur Mantan Ketua Umum PSSI itu.

Untuk diketahui, jalan alternatif Medan-Berastagi, dimana sudah sekitar 9,75 Km jalan tersebut telah selesai diperbaiki dan dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

Jalur yang telah rampung dibangun berada di Desa Suka Makmur, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang. Saat ini masih dalam proses pembangunan membuka jalan baru di Dusun Tanduk Benua, karena di lokasi ini terdapat tanjakan yang sangat curam.

Total jalur alternatif via Kutalimbaru ini sekitar 55,87 Km, lebih pendek dari jalur utama (jalan nasional) 76 Km. Selain itu, jalur ini juga lebih landai dari jalan nasional, sehingga akan mempercepat waktu tempuh antara Medan-Berastagi.

“Tembus lah jalan dari Tuntungan hingga tembus Berastagi, tembus Gundaling. Akhirnya, kita harapkan hingga ke Dairi,” kata Gubernur Edy.

Gurbernur Sumut mengaku pernah bercerita dengan Presiden RI, Joko Widodo. Bahwa Kabupaten Karo, merupakan lokasi yang produktif dalam menyediakan kebutuhan pokok seperti sahur, buah dan tanaman lainnya.

“Orang Karo ini, kasih dia cangkul, tanah, Jambur. Selesai itu semua, saya sudah ngomong sama Presiden, rumah dia buat sendiri. Dari lahir, menikah hingga meninggal dia di Jambur. Tapi saya bilang sama bang Baskami mereka tetap miskin,” ujar Edy.

Edy mengungkapkan jeruk berasal dari Berastagi atau ditingkat petani Rp 4 ribu per kilogram. Tapi, masuk ke toko-toko buah di Kota Medan menjadi Rp 16 ribu per kilogram. Itu pun, bersaing dengan jeruk impor dari mandarin atau China disebut dengan jeruk Mandarin harganya Rp 14 ribu per kilogram.

“Apa jauh Berastagi dari pada Mandarin?. Ini lah jalan harus ditembus, 9 jam dan 10 jam truk bawa makan dari Berastagi, dengan jalan (alternatif) itu jadi Insyaallah 3 atau 4 jam. Berapa kos, bisa menurun. Rakyat Karo mensejahterakan rakyat kami,” tandas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.(gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/