26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Mambaringini, Ajang Cari Jodoh Dalam Budaya Batak

TOBA, SUMUTPOS.CO – Jika di televisi ada acara Take Me Out untuk mencari jodoh, dalam budaya Batak juga ada hal demikian, namanya ‘Mambaringini’. Namun secara teknis, banyak perbedaan antara ‘Mambaringini’ dengan ajang Take Me Out yang dikomandoi oleh Coky Sihotang itu.

Dalam budaya batak, ‘Mambaringi’ biasanya menjadi bagian dari budaya ‘Gondang Na Poso’ di tanah Batak. Selain mempererat silaturahmi antar pemuda, ‘Gondang Na Poso’ juga menjadi ajang mencari jodoh. Dalam rangkaian acara ‘Gondang Na Poso’ terdapat acara ‘Mambaringini’. Dalam acara itu, kaum perempuan akan berbaris di depan sambil menari tortor, selanjutnya sang ‘pariban’ atau kekasih akan datang membawa setangkai beringin sambil manortor bersama kaum perempuan. Disaat itulah kaum lelaki akan memberikan setangkai beringin dan menaruh beringin itu ke sanggul perempuan pilihannya, jika kaum perempuan menerima setangkai beringin itu, berarti dirinya menerima lelaki itu menjadi suaminya.

Budaya ‘Mambaringini’ kini kembali digali oleh Pemerintah Kabupaten Toba lewat acara ‘Toba Arts and Music Culture Performance’ yang digelar di Lapangan Parbalean Silaen, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Minggu (13/8) malam.

“Jadi dalam gondang na poso ada istilah mambaringini yang mana kaum perempuan akan manortor, lalu paribannya (laki-laki) akan datang memberinya beringin. Jika perempuan itu menerima beringin itu, artinya dia bersedia menjadi istri lelaki itu,” sebut Bupati Toba, Poltak Sitorus, di Lapangan Parbalean Silaen, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba.

Pemkab Toba sengaja memilih Kecamatan Silaen sebagai tempat acara ‘Toba Arts and Music Culture Performance’ dengan tujuan agar Kecamatan Silaen menjadi pusat wisata budaya, sedangkan Balige sebagai pusat Kabupaten Toba menjadi pusat akomodasi pariwisata, terutama hotel.

“Jadi Silaen ini kita pilih sebagai tempat acara ini, agar Kecamatan Silaen ini menjadi pusat wisata budaya, termasuk budaya mambaringini,” lanjut Poltak Sitorus.

“Jadi nanti bule-bule dari luar kita bawa ke sini untuk mencari rokkap (jodoh) lewat budaya mambaringini apalagi para bule suka dengan perempuan Asia,” Poltak Sitorus melanjutkan.

Acara Toba Arts and Music Culture Performance merupakan acara seni budaya yang dipadu dengan hiburan. Berbagai seni budaya ditampilkan seperti fashion show, gondang na poso, tortor, opera ‘Simardan’ yang dibawakan oleh Sanggar Nauli Basa dan acara musik. Puncak acara ‘Toba Arts and Music Culture Performance’ dimeriahkan oleh musisi tanah Batak yang sangat fe­no­me­nal.Demikian liputan di lapangan. (*/mag-10)

TOBA, SUMUTPOS.CO – Jika di televisi ada acara Take Me Out untuk mencari jodoh, dalam budaya Batak juga ada hal demikian, namanya ‘Mambaringini’. Namun secara teknis, banyak perbedaan antara ‘Mambaringini’ dengan ajang Take Me Out yang dikomandoi oleh Coky Sihotang itu.

Dalam budaya batak, ‘Mambaringi’ biasanya menjadi bagian dari budaya ‘Gondang Na Poso’ di tanah Batak. Selain mempererat silaturahmi antar pemuda, ‘Gondang Na Poso’ juga menjadi ajang mencari jodoh. Dalam rangkaian acara ‘Gondang Na Poso’ terdapat acara ‘Mambaringini’. Dalam acara itu, kaum perempuan akan berbaris di depan sambil menari tortor, selanjutnya sang ‘pariban’ atau kekasih akan datang membawa setangkai beringin sambil manortor bersama kaum perempuan. Disaat itulah kaum lelaki akan memberikan setangkai beringin dan menaruh beringin itu ke sanggul perempuan pilihannya, jika kaum perempuan menerima setangkai beringin itu, berarti dirinya menerima lelaki itu menjadi suaminya.

Budaya ‘Mambaringini’ kini kembali digali oleh Pemerintah Kabupaten Toba lewat acara ‘Toba Arts and Music Culture Performance’ yang digelar di Lapangan Parbalean Silaen, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Minggu (13/8) malam.

“Jadi dalam gondang na poso ada istilah mambaringini yang mana kaum perempuan akan manortor, lalu paribannya (laki-laki) akan datang memberinya beringin. Jika perempuan itu menerima beringin itu, artinya dia bersedia menjadi istri lelaki itu,” sebut Bupati Toba, Poltak Sitorus, di Lapangan Parbalean Silaen, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba.

Pemkab Toba sengaja memilih Kecamatan Silaen sebagai tempat acara ‘Toba Arts and Music Culture Performance’ dengan tujuan agar Kecamatan Silaen menjadi pusat wisata budaya, sedangkan Balige sebagai pusat Kabupaten Toba menjadi pusat akomodasi pariwisata, terutama hotel.

“Jadi Silaen ini kita pilih sebagai tempat acara ini, agar Kecamatan Silaen ini menjadi pusat wisata budaya, termasuk budaya mambaringini,” lanjut Poltak Sitorus.

“Jadi nanti bule-bule dari luar kita bawa ke sini untuk mencari rokkap (jodoh) lewat budaya mambaringini apalagi para bule suka dengan perempuan Asia,” Poltak Sitorus melanjutkan.

Acara Toba Arts and Music Culture Performance merupakan acara seni budaya yang dipadu dengan hiburan. Berbagai seni budaya ditampilkan seperti fashion show, gondang na poso, tortor, opera ‘Simardan’ yang dibawakan oleh Sanggar Nauli Basa dan acara musik. Puncak acara ‘Toba Arts and Music Culture Performance’ dimeriahkan oleh musisi tanah Batak yang sangat fe­no­me­nal.Demikian liputan di lapangan. (*/mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/