29 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Pulau Nias akan Diisolasi untuk Meminimalisir Penyebaran Covid-19

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meminimalisir penyebaran pandemi Covid-19 di Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, akan melakukan upaya-upaya yang lebih tegas dan terukur. Langkah pertama adalah melakukan penyekatan atau mengisolasi Kepulauan Nias. Pergerakan orang dari dalam dan keluar pulau terluar di Sumut itu, akan dibatasi. Terutama lalulintas via udara dan laut.

“SAYA akan melakukan kegiatan-kegiatan terkhusus seperti di Nias. Saat ini sudah 90 orang terkonfirmasi positif. Saya akan memblok untuk penyekatan yang masuk ke Nias. Saya akan minta izin ke Kementerian Perhubungan untuk menghentikan penerbangan baik dari Jakarta maupun Medan. Juga kapal laut baik dari Aceh maupun Sibolga. Tentu, dengan menyiapkan logistik-logistik di empat kabupaten dan satu kota di Nias,” kata Edy dalam sidang paripurna di DPRD Sumut, Senin (14/9).

Edy menyampaikan, Sumut merupakan daerah terbanyak se-Indonesia yang menyelenggarakan Pilkada serentak 2020. Karenanya, ia berharap jangan sampai ada kluster baru Covid-19 di 23 kabupaten dan kota yang menggelar Pilkada nantinya.

“Saya perlu sampaikan kepada saudara-saudaraku semua, suspek kita saat ini sudah 948 orang, terkonfirmasi positif melalui swab PCR itu sebanyak 8.465 orang. (Angka) yang sembuh memang membaik, tetapi kita masih taraf 60 persen. Yang meninggal sama kondisi dengan dua hari yang lalu, sebanyak 356 orang. Dan kita sudah kehilangan dokter sebanyak 16 orang. Saya mohon dengan segala hormatn

hanya satu obat Covid-19 saat ini, tegakkan benar tentang protokol kesehatan terkhusus pada penggunaan masker,” ungkapnya.

Sampai kini diakui Edy, belum ada obat Covid-19. Meski ada kabar vaksin untuk Covid-19, menurutnya itu belum akan menuntaskan persoalan wabah Corona. “Sampai kapan vaksin ini bisa kita dapat? Sampai kapan vaksin ini benar-benar bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan Covid-19 ini? Satu satunya cara kepada kita bersama ketatkan protokol kesehatan. Mulai hari ini ke depan, izinkan saya meskipun saya mengikuti perkembangan ekonomi kita, bahwa deflasi terus bergerak ke bawah, tetapi kesehatan ini mutlak harus kita jaga bersama,” katanya.

Sekat Mebidang

Selain membatasi akses ke Kepulauan Nias, Edy juga berencana melakukan penyekatan di kawasan Medan, Binjai, dan Deliserdang (Mebidang)

Menurutnya, pada malam hari seperti Kota Medan, masyarakat masih masif dan ramai pada cafe-cafe atau tempat hiburan malam (THM). Di mana justru semakin berpotensi menambah angka penyebaran virus Corona, karena mengabaikan protokol kesehatan.

“Dengan informasi ini, saya mohon maaf mungkin mengurangi kenyamanan saudaraku semua termasuk rakyat-rakyat kita. Kepada para tokoh-tokoh pemuda, agama, dan adat kiranya membantu pemerintah untuk sama-sama menjaga rakyat kita dari Covid-19. Dan menjaga Sumut yang kita cintai ini,” katanya.

Ditanya lagi usai paripurna, Edy menyebut teknis penyekatan dan blokade di Nias secepatnya akan diberlakukan. “Rencana pada Kamis besok. Karena kita harus menyetop penerbangan dan juga kapal laut. Kita harus menyetop yang masuk dari Aceh Singkil, dari Sibolga. Karena dari situlah orang-orang yang menyebarkan virus. Karena satu bulan yang lalu, Nias itu belum ada yang terpapar covid. Namun sekarang jumlahnya sudah 90 orang yang terkonfirmasi positif,” ungkap mantan Pangkostrad dan Pangdam I/BB tersebut.

Pun di berbagai THM Kota Medan dan daerah lainnya, Edy akan lakukan tindakan tegas. Bahwa akan menginstruksikan tim di Mebidang untuk menutup operasional THM yang tidak taat prokes covid.

“Walaupun itu bukan hak dan wewenang gubernur, tetapi saya akan bertindak selaku perwakilan pusat di daerah. Saya tidak lagi mengeluarkan surat edaran karena sudah capek kita dengan surat menyurat. Tunggu aja nanti dengar (aksinya). Mohon kepada wartawan sampaikan kepada rakyat kita, obat Covid-19 saat ini hanya satu yaitu tegakkan betul protokol kesehatan. Gunakan masker, atur jarak, dan cuci tangan selalu pakai sabun,” pungkasnya.

Mebidang Penyumbang Terbesar

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah mengatakan, dalam seminggu terakhir terjadi penambahan kasus konfirmasi sebanyak 832 orang. Selain itu, jumlah penderita Covid-19 aktif juga mengalami kenaikan menjadi 3.004 orang, dibandingkan data sepekan lalu yang masih 27.43 orang. “Kendati begitu, saat ini angka kesembuhan sudah mencapai 60,31%, kematian 4,21% dengan Covid-19 aktif 3.004 orang,” ungkapnya.

Aris menjelaskan, adapun Kabupaten/Kota sebagai penyumbang kasus terbesar, adalah kawasan Mebidang dan Simalungun Raya. Dia memaparkan, untuk Kota Medan akumulasi ada sebanyak 4.951 orang, Deliserdang 1.101 orang, Pematangsiantar 242 orang, Simalungun 189 orang, dan Binjai 158 orang. “Oleh sebab itu mari kita putus rantai penularannya secara bergotong royong. Karena langkah ini tidak akan berhasil dengan baik bila hanya dikerjakan oleh sebahagian masyarakat saja,” ujarnya.

Menurut Aris, sudah seharusnya protokol kesehatan Covid-19 dapat dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan penerapan wajib menggunakan masker, menjaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menghindari kerumunan.

Apalagi terang dia, dalam upaya penanganan Covid-19 Sumut yang berlangsung sekarang, terdapat peningkatan kasus di Kepulauan Nias yang sebelumnya relatif rendah. Di mana, pertanggal 13 September 2020, data akumulasinya sudah mencapai 90 orang, atau meningkat 28 orang dibandingkan tanggal 7 September lalu. “Sehingga hal ini telah menjadi perhatian khusus dengan melakukan kajian bersama. Diantaranya melakukan pengetatan pintu masuk di Nias baik melalui jalur laut dan udara selama 14 hari kedepan. Hal ini akan dihentikan atau diperpanjang sesuai kondisi yang didapatkan nantinya,” terangnya.

Namun begitu, ujar Aris, pada angka kesembuhan, dalam sepekan ini diperoleh dalam jumlah yang juga terbilang banyak yakni, 551 orang. Untuk itu jumlah akumulasinya, sambung dia, saat ini sudah menembus angka 5.162 orang. “Pada kasus pasien meninggal, dalam sepekan ini diperoleh sebanyak 20 kasus, sehingga totalnya menjadi 361 orang. Sedangkan pada kasus suspek, total hari ini ada sebanyak 985 orang,” tandasnya. (prn/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meminimalisir penyebaran pandemi Covid-19 di Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, akan melakukan upaya-upaya yang lebih tegas dan terukur. Langkah pertama adalah melakukan penyekatan atau mengisolasi Kepulauan Nias. Pergerakan orang dari dalam dan keluar pulau terluar di Sumut itu, akan dibatasi. Terutama lalulintas via udara dan laut.

“SAYA akan melakukan kegiatan-kegiatan terkhusus seperti di Nias. Saat ini sudah 90 orang terkonfirmasi positif. Saya akan memblok untuk penyekatan yang masuk ke Nias. Saya akan minta izin ke Kementerian Perhubungan untuk menghentikan penerbangan baik dari Jakarta maupun Medan. Juga kapal laut baik dari Aceh maupun Sibolga. Tentu, dengan menyiapkan logistik-logistik di empat kabupaten dan satu kota di Nias,” kata Edy dalam sidang paripurna di DPRD Sumut, Senin (14/9).

Edy menyampaikan, Sumut merupakan daerah terbanyak se-Indonesia yang menyelenggarakan Pilkada serentak 2020. Karenanya, ia berharap jangan sampai ada kluster baru Covid-19 di 23 kabupaten dan kota yang menggelar Pilkada nantinya.

“Saya perlu sampaikan kepada saudara-saudaraku semua, suspek kita saat ini sudah 948 orang, terkonfirmasi positif melalui swab PCR itu sebanyak 8.465 orang. (Angka) yang sembuh memang membaik, tetapi kita masih taraf 60 persen. Yang meninggal sama kondisi dengan dua hari yang lalu, sebanyak 356 orang. Dan kita sudah kehilangan dokter sebanyak 16 orang. Saya mohon dengan segala hormatn

hanya satu obat Covid-19 saat ini, tegakkan benar tentang protokol kesehatan terkhusus pada penggunaan masker,” ungkapnya.

Sampai kini diakui Edy, belum ada obat Covid-19. Meski ada kabar vaksin untuk Covid-19, menurutnya itu belum akan menuntaskan persoalan wabah Corona. “Sampai kapan vaksin ini bisa kita dapat? Sampai kapan vaksin ini benar-benar bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan Covid-19 ini? Satu satunya cara kepada kita bersama ketatkan protokol kesehatan. Mulai hari ini ke depan, izinkan saya meskipun saya mengikuti perkembangan ekonomi kita, bahwa deflasi terus bergerak ke bawah, tetapi kesehatan ini mutlak harus kita jaga bersama,” katanya.

Sekat Mebidang

Selain membatasi akses ke Kepulauan Nias, Edy juga berencana melakukan penyekatan di kawasan Medan, Binjai, dan Deliserdang (Mebidang)

Menurutnya, pada malam hari seperti Kota Medan, masyarakat masih masif dan ramai pada cafe-cafe atau tempat hiburan malam (THM). Di mana justru semakin berpotensi menambah angka penyebaran virus Corona, karena mengabaikan protokol kesehatan.

“Dengan informasi ini, saya mohon maaf mungkin mengurangi kenyamanan saudaraku semua termasuk rakyat-rakyat kita. Kepada para tokoh-tokoh pemuda, agama, dan adat kiranya membantu pemerintah untuk sama-sama menjaga rakyat kita dari Covid-19. Dan menjaga Sumut yang kita cintai ini,” katanya.

Ditanya lagi usai paripurna, Edy menyebut teknis penyekatan dan blokade di Nias secepatnya akan diberlakukan. “Rencana pada Kamis besok. Karena kita harus menyetop penerbangan dan juga kapal laut. Kita harus menyetop yang masuk dari Aceh Singkil, dari Sibolga. Karena dari situlah orang-orang yang menyebarkan virus. Karena satu bulan yang lalu, Nias itu belum ada yang terpapar covid. Namun sekarang jumlahnya sudah 90 orang yang terkonfirmasi positif,” ungkap mantan Pangkostrad dan Pangdam I/BB tersebut.

Pun di berbagai THM Kota Medan dan daerah lainnya, Edy akan lakukan tindakan tegas. Bahwa akan menginstruksikan tim di Mebidang untuk menutup operasional THM yang tidak taat prokes covid.

“Walaupun itu bukan hak dan wewenang gubernur, tetapi saya akan bertindak selaku perwakilan pusat di daerah. Saya tidak lagi mengeluarkan surat edaran karena sudah capek kita dengan surat menyurat. Tunggu aja nanti dengar (aksinya). Mohon kepada wartawan sampaikan kepada rakyat kita, obat Covid-19 saat ini hanya satu yaitu tegakkan betul protokol kesehatan. Gunakan masker, atur jarak, dan cuci tangan selalu pakai sabun,” pungkasnya.

Mebidang Penyumbang Terbesar

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah mengatakan, dalam seminggu terakhir terjadi penambahan kasus konfirmasi sebanyak 832 orang. Selain itu, jumlah penderita Covid-19 aktif juga mengalami kenaikan menjadi 3.004 orang, dibandingkan data sepekan lalu yang masih 27.43 orang. “Kendati begitu, saat ini angka kesembuhan sudah mencapai 60,31%, kematian 4,21% dengan Covid-19 aktif 3.004 orang,” ungkapnya.

Aris menjelaskan, adapun Kabupaten/Kota sebagai penyumbang kasus terbesar, adalah kawasan Mebidang dan Simalungun Raya. Dia memaparkan, untuk Kota Medan akumulasi ada sebanyak 4.951 orang, Deliserdang 1.101 orang, Pematangsiantar 242 orang, Simalungun 189 orang, dan Binjai 158 orang. “Oleh sebab itu mari kita putus rantai penularannya secara bergotong royong. Karena langkah ini tidak akan berhasil dengan baik bila hanya dikerjakan oleh sebahagian masyarakat saja,” ujarnya.

Menurut Aris, sudah seharusnya protokol kesehatan Covid-19 dapat dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan penerapan wajib menggunakan masker, menjaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menghindari kerumunan.

Apalagi terang dia, dalam upaya penanganan Covid-19 Sumut yang berlangsung sekarang, terdapat peningkatan kasus di Kepulauan Nias yang sebelumnya relatif rendah. Di mana, pertanggal 13 September 2020, data akumulasinya sudah mencapai 90 orang, atau meningkat 28 orang dibandingkan tanggal 7 September lalu. “Sehingga hal ini telah menjadi perhatian khusus dengan melakukan kajian bersama. Diantaranya melakukan pengetatan pintu masuk di Nias baik melalui jalur laut dan udara selama 14 hari kedepan. Hal ini akan dihentikan atau diperpanjang sesuai kondisi yang didapatkan nantinya,” terangnya.

Namun begitu, ujar Aris, pada angka kesembuhan, dalam sepekan ini diperoleh dalam jumlah yang juga terbilang banyak yakni, 551 orang. Untuk itu jumlah akumulasinya, sambung dia, saat ini sudah menembus angka 5.162 orang. “Pada kasus pasien meninggal, dalam sepekan ini diperoleh sebanyak 20 kasus, sehingga totalnya menjadi 361 orang. Sedangkan pada kasus suspek, total hari ini ada sebanyak 985 orang,” tandasnya. (prn/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/