25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Siapkan Sesaji untuk Kembalikan Kekuatan Keris

Ritual Sucikan Benda Pusaka Jelang 1 Muharram

Tradisi menjelang 1 Muharram atau malam satu suro, sebagian warga di Kecamatan Medan Marelan mulai disibukan dengan mencuci benda-benda pusaka. Prosesi penyucian ini dipercaya dapat mengembalikan kekuatan magic terhadap benda pusaka seperti keris, pedang dan lainnya.

“Biasanya dalam melaksanakan ritual mensucikan benda pusaka dilakukan pada tengah malam, menjelang masuknya 1 Muharram atau bulan suro,” ujar, Marwan (38) warga Pasar I Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, Rabu (14/11) kemarin.
Pria yang memiliki dua benda pusaka berupa keris peninggalan dari kakeknya itu mengaku, dalam melakukan ritual tersebut, biasanya ia harus lebih dulu menyiapkan sesaji seperti bunga, kemenyan, minyak duyung serta jeruk perut.

Semua bahan tersebut dicampur ke dalam air yang ditempatkan di dalam satu wadah. “Sesajian ini dipercaya memiliki makna tersendiri, sedangkan kembang (bunga) sebagai simbol keharuman, begitu juga dengan kemenyan dan minyak duyung,” ungkapnya sambil menunjukan keris digenggaman tangannya.
Selain melengkapi sesaji sebagai ritual mensucikan benda pusaka sambung pria berdarah jawa ini, sehari menjelang satu Muharram sebelum ritual dilaksanakan dirinya juga harus melaksanakan puasa sebagai syarat ritual.

“Pengertian puasa selain untuk lebih mendekatkan diri Kepada Yang Kuasa, juga sebagai sumber membentuk energi sebelum ritual dilaksanakan,” katanya.
Setelah semua syarat dipenuhi, tengah malam pukul 00.00 WIB, atau memasuki malam 1 Muharram ritual mensucikan keris itupun mulai dilakukan. Keris pusaka diperkirakan berusia seratus tahun yang terbungkus kain berwarna putih dan merah dibuka lalu dilepaskan dari sarungnya. Ritual memandikan keris kemudian dilaksanakan.

“Tapi sebelum disucikan dengan air yang telah dicampur kembang, sepasang jeruk purut dan minyak duyung sebagai wewangian juga dimasukan. Kita harus membacakan doa-doa Kepada Yang Kuasa, selesai itu ada juga mantra khusus yang dibacakan selama ritual memandikan keris dilakukan,” ungkapnya.

Ritual mensucikan keris sambung dia, dipercaya dapat mengembalikan kekuatan magic, yang ada pada benda pusaka. Kekuatan megic yang terkandung di dalam keris memiliki khadam berbeda. Saat ritual dilakukan, khadam di dalam keris dapat dibuktikan dengan mencari obyek tertentu untuk menguji kekuatannya.

“Pada saat dilakukan ritual memang ada getaran terjadi, itu merupakan kekuatan khadam yang ada di dalam keris. Tapi semua itu tinggal kita yang mengendalikannya, dan jangan sampai diri kita yang dikendalikan,” cetusnya.

Setelah dibersihkan maka kekuatan magic yang ada didalam keris dapat dirasakan. Keris-keris tersebut dapat disimpang kembali setelah sang keris dikeringkan.(*)

(mag-17)Kegunaan keris pusaka itu sebut dia, dapat melindungi diri dari gangguan makhluk gaib. “Selesai disucikan keris disimpan kembali ke tempatnya. Kegunaanya keris itu sendiri selain dapat menyembuhkan berbagai penyakit juga dapat menjaga diri si pemilik dari gangguan atau serangan secara gaib,” ucap Marwan.

Lanjut, Marwan memandi keris memang rutin dilakukannya setiap tahun pada bulan Muharram. Ritual mensucikan keris merupakan sebagai upaya untuk mengasah kekuatan yang terkandung di dalam keris.
“Kalau tidak disucikan tidak apa-apa, hanya saja kekuatan khadam di dalam keris itu akan berkurang atau istilahnya akan tumpul dan menjadi keris biasa, tanpa memiliki kekuatan,”bebernya.(mag-17)

Ritual Sucikan Benda Pusaka Jelang 1 Muharram

Tradisi menjelang 1 Muharram atau malam satu suro, sebagian warga di Kecamatan Medan Marelan mulai disibukan dengan mencuci benda-benda pusaka. Prosesi penyucian ini dipercaya dapat mengembalikan kekuatan magic terhadap benda pusaka seperti keris, pedang dan lainnya.

“Biasanya dalam melaksanakan ritual mensucikan benda pusaka dilakukan pada tengah malam, menjelang masuknya 1 Muharram atau bulan suro,” ujar, Marwan (38) warga Pasar I Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, Rabu (14/11) kemarin.
Pria yang memiliki dua benda pusaka berupa keris peninggalan dari kakeknya itu mengaku, dalam melakukan ritual tersebut, biasanya ia harus lebih dulu menyiapkan sesaji seperti bunga, kemenyan, minyak duyung serta jeruk perut.

Semua bahan tersebut dicampur ke dalam air yang ditempatkan di dalam satu wadah. “Sesajian ini dipercaya memiliki makna tersendiri, sedangkan kembang (bunga) sebagai simbol keharuman, begitu juga dengan kemenyan dan minyak duyung,” ungkapnya sambil menunjukan keris digenggaman tangannya.
Selain melengkapi sesaji sebagai ritual mensucikan benda pusaka sambung pria berdarah jawa ini, sehari menjelang satu Muharram sebelum ritual dilaksanakan dirinya juga harus melaksanakan puasa sebagai syarat ritual.

“Pengertian puasa selain untuk lebih mendekatkan diri Kepada Yang Kuasa, juga sebagai sumber membentuk energi sebelum ritual dilaksanakan,” katanya.
Setelah semua syarat dipenuhi, tengah malam pukul 00.00 WIB, atau memasuki malam 1 Muharram ritual mensucikan keris itupun mulai dilakukan. Keris pusaka diperkirakan berusia seratus tahun yang terbungkus kain berwarna putih dan merah dibuka lalu dilepaskan dari sarungnya. Ritual memandikan keris kemudian dilaksanakan.

“Tapi sebelum disucikan dengan air yang telah dicampur kembang, sepasang jeruk purut dan minyak duyung sebagai wewangian juga dimasukan. Kita harus membacakan doa-doa Kepada Yang Kuasa, selesai itu ada juga mantra khusus yang dibacakan selama ritual memandikan keris dilakukan,” ungkapnya.

Ritual mensucikan keris sambung dia, dipercaya dapat mengembalikan kekuatan magic, yang ada pada benda pusaka. Kekuatan megic yang terkandung di dalam keris memiliki khadam berbeda. Saat ritual dilakukan, khadam di dalam keris dapat dibuktikan dengan mencari obyek tertentu untuk menguji kekuatannya.

“Pada saat dilakukan ritual memang ada getaran terjadi, itu merupakan kekuatan khadam yang ada di dalam keris. Tapi semua itu tinggal kita yang mengendalikannya, dan jangan sampai diri kita yang dikendalikan,” cetusnya.

Setelah dibersihkan maka kekuatan magic yang ada didalam keris dapat dirasakan. Keris-keris tersebut dapat disimpang kembali setelah sang keris dikeringkan.(*)

(mag-17)Kegunaan keris pusaka itu sebut dia, dapat melindungi diri dari gangguan makhluk gaib. “Selesai disucikan keris disimpan kembali ke tempatnya. Kegunaanya keris itu sendiri selain dapat menyembuhkan berbagai penyakit juga dapat menjaga diri si pemilik dari gangguan atau serangan secara gaib,” ucap Marwan.

Lanjut, Marwan memandi keris memang rutin dilakukannya setiap tahun pada bulan Muharram. Ritual mensucikan keris merupakan sebagai upaya untuk mengasah kekuatan yang terkandung di dalam keris.
“Kalau tidak disucikan tidak apa-apa, hanya saja kekuatan khadam di dalam keris itu akan berkurang atau istilahnya akan tumpul dan menjadi keris biasa, tanpa memiliki kekuatan,”bebernya.(mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/