SUMUTPOS.CO – Setelah menggapai level tertinggi dalam karir militer, Panglima TNI Jenderal Moeldoko memasuki babak baru dalam kehidupan akademis. Kemarin (15/1) lulusan terbaik Akabri 1981 itu dikukuhkan sebagai doktor Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia (UI). Disertasi berjudul Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia mengantarkan Moeldoko mendapat predikat lulus dengan sangat memuaskan.
Moeldoko menempuh pendidikan S-3 sejak 2010. Ketika itu dia menjabat sebagai panglima Divisi I Kostrad. “Semuanya ditempuh dengan kesungguhan, mulai bintang satu sampai bintang empat,” ujar Prof Dr Eko Prasojo, promotor gelar doktor Moeldoko, yang disambut tawa dan riuh tepuk tangan para undangan.
Pencapaian Moeldoko sangat istimewa. Sebab, tidak banyak panglima TNI terdahulu yang mampu meraih gelar akademis tertinggi itu. Terlebih, pendekatan Moeldoko lebih bersifat ekonomi daripada pertahanan yang memang menjadi bidangnya. Jawaban-jawaban Moeldoko pun mampu meyakinkan delapan penguji.
Moeldoko menuturkan, lewat gelar tersebut, dirinya ingin memberikan contoh kepada dua putranya agar menempuh pendidikan setinggi-tingginya. “Saya juga ingin mengelola organisasi (TNI) lebih bagus lagi. Karena itu, harus ada tambahan ilmu dari sisi lain,” kata jenderal asal Kediri, Jawa Timur, tersebut. (byu/c7/ca)
SUMUTPOS.CO – Setelah menggapai level tertinggi dalam karir militer, Panglima TNI Jenderal Moeldoko memasuki babak baru dalam kehidupan akademis. Kemarin (15/1) lulusan terbaik Akabri 1981 itu dikukuhkan sebagai doktor Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia (UI). Disertasi berjudul Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia mengantarkan Moeldoko mendapat predikat lulus dengan sangat memuaskan.
Moeldoko menempuh pendidikan S-3 sejak 2010. Ketika itu dia menjabat sebagai panglima Divisi I Kostrad. “Semuanya ditempuh dengan kesungguhan, mulai bintang satu sampai bintang empat,” ujar Prof Dr Eko Prasojo, promotor gelar doktor Moeldoko, yang disambut tawa dan riuh tepuk tangan para undangan.
Pencapaian Moeldoko sangat istimewa. Sebab, tidak banyak panglima TNI terdahulu yang mampu meraih gelar akademis tertinggi itu. Terlebih, pendekatan Moeldoko lebih bersifat ekonomi daripada pertahanan yang memang menjadi bidangnya. Jawaban-jawaban Moeldoko pun mampu meyakinkan delapan penguji.
Moeldoko menuturkan, lewat gelar tersebut, dirinya ingin memberikan contoh kepada dua putranya agar menempuh pendidikan setinggi-tingginya. “Saya juga ingin mengelola organisasi (TNI) lebih bagus lagi. Karena itu, harus ada tambahan ilmu dari sisi lain,” kata jenderal asal Kediri, Jawa Timur, tersebut. (byu/c7/ca)