26.7 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Gelombang Pengungsi Tak Berhenti

Jumlah pengungsi korban bencana erupsi gunung Sinabung kian hari terus bertambah. Rabu (15/1) Desa Gungpinto, Kecamatan Namanteran yang berjarak sekitar 7 km dari gunung Sinabung pergi mengungsi akibat tidak tahan serangan debu vulkanik.

KARO- Koordinator Humas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, Jhonson Tarigan kepada  reporter Sumut Pos Grup mengatakan, warga Desa Gungpinto yang mengungsi berjumlah 122 jiwa atau 44 kk. “Mereka mengungsi akibat tidak tahan dengan debu vulkanik yang beberapa hari belakangan terus menghujani desa mereka. Sekarang mereka sudah ditempatkan di Posko Pengungsian Maka Mehuli, Jl Samura Kabanjahe,” paparnya seperti dilaporkan Posmetro Karo.

BUNGKUS PLASTIK: Seorang warga mengendarai sepeda motor dengan bdan dibungkus plastik saat hujan debu menerpa Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Rabu (15/1). //AMINOER RASYID/SUMUT POS
BUNGKUS PLASTIK: Seorang warga mengendarai sepeda motor dengan bdan dibungkus plastik saat hujan debu menerpa Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Rabu (15/1). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

Sesuai data dari Humas Tanggap Darurat Penanganan Bencana Erupsi Gunung Sinabung hingga Rabu (15/1) terdapat 26.174 pengungsi terdiri dari 8.161 kk yang ditempatkan di 39 titik camp penampungan terpisah.

Kemarin, aktivitas Gunung Sinabung tetap tinggi dan tetap terjadi gempa letusan yang didominasi awan panas. Tremor yang terus-menerus dan aktivitas letusan yang diikuti oleh awan panas dan tinggi letusan 2.500 – 4.500 m ke arah Tenggara Selatan. Gempa vulkanik dan gempa hybrid masih tinggi. luncuran debu vulkanik berkisar sejauh 1.000 – 4.500 m ke arah Selatan-Barat Daya.

Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahmad Nabawi melalui sambungan seluler menjelaskan, hingga pukul 18.00 Wib, Rabu (15/1) telah terjadi 23 kali erupsi yang disertai luncuran awan panas dan lava pijar.

“Aktivitas gunung masih tinggi rekomendasi masih tetap 5 km, kepada warga di kawasan sekitar gunung diminta waspada akan turunnya hujan yang menyebabkan banjir lahar dingin,” katanya.

SBY Dijadwal Nginap Bareng Pengungsi

Sementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudyono (SBY) dijadwalkan akan menginap bersama warga di lokasi pengungsian letusan Gunung Sinabung. “Informasi yang kami terima Pak SBY akan berkunjung ke Tanah Karo antara 23-25 Januari. Rencananya beliau akan menginap,” kata Kadis Komunikasi dan Informasi Pemprov Sumut, Jumsadi Damanik, usai rapat kordinasi tim pendampingan Pemprov Sumut dalam rangka penanganan bencana erupsi Sinabung di Medan, Rabu (15/1).

Jumsadi menambahkan pihaknya saat ini tengah menyiapkan segala kebutuhan untuk menyambut kedatangan tersebut. “Ini sedang kami siapkan kebutuhannya. Pak SBY nantinya akan mendarat di Lanud Soewondo Polonia Medan dan langsung bergerak ke Karo. Pak SBY berencana menginap bersama para korban erupsi Sinabung di pengungsian, tapi di tempat pengungsian mana belum dapat kami pastikan,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah SKPD yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho akan melakukan rapat koordinasi secara maraton untuk memastikan kebutuhan penanganan pengungsi pra dan pasca-erupsi berjalan secara maksimal. Termasuk berkoordinasi dengan TNI dan Polri dalam hal pengamanan dan pendistribusian logistik.

Sementara, para pengungsi berharap kehadiran SBY tak sekadar melintas saja maupun untuk melepas PR (pekerjaan rumah) belaka. Mereka berharap presiden RI ini singgah dan mendengar keluh kesah masyarakat. “Pada 2010 lalu, Pak SBY datang waktu pengungsian Sinabung. Tapi hanya lewat saja di lokasi pengungsian dengan pengawalan ketat protokoler sambil melambaikan tangan pada masyarakat. Inilah yang buat kami kecewa. Kami berharap Pak SBY datang dan berbincang dengan kami para pengungsi, biar beliau tahu apa keluhan kami,’’ harap Sembiring, pengungsi asal Kecamatan Namanteran.

Dari Jakarta, menjelang keberangkatan SBY ke Karo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif melaporkan kondisi terkini di lokasi bencana tersebut. Dia menuturkan saat ini, aktivitas Gunung Sinabung masih fluktuatif. Karena itu, dalam radius lima kilometer dari lokasi telah dikosongkan.

“Jadi tadi sempat disampaikan kolomnya saja sudah sampai tujuh kilometer. Kemudian radius lima kilometer harus dikosongkan. Sudah saya laporkan Presiden. Beliau memerintahkan saya untuk lebih aktif lagi,” tutur Syamsul usai bertemu Presiden.

Syamsul juga mengingatkan warga di sekitar lokasi letusan Gunung Sinabung agar mewaspadai lahar dingin yang berasal dari gunung tersebut. Saat ini lahar dingin tersebut masih melewati sungai-sungai di sekitarnya. Namun, ada kemungkinan bisa mencapai permukiman warga yang berada di sekitar sungai. Hal itu yang ia khawatirkan. “Ancaman lahar dingin cukup besar tapi saat ini masih fluktuatif ya,” ujarnya.

Syamsul melanjutkan hingga saat ini pihaknya juga terus mengawasi perkembangan penanganan bencana letusan gunung Sinabung yang dilaksanakan pemerintah daerah Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bahkan, pihaknya juga telah menggelontorkan dana miliaran untuk penanganan bencana tersebut.

“Jadi intinya kita berusaha untuk mendorong pemerintah daerah agar lebih kuat lagi. Kami sudah memberikan bantuan. Total bantuan yang sudah diberikan ke Pemda Karo itu sebesar Rp21 miliar untuk aktivasi posko tanggap darurat,” urainya.

Di samping dana tersebut, kata Syamsul, Pemda juga mendapatkan aliran dana dari Kementerian Sosial sebesar Rp3,64 miliar. Sedangkan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menggelontorkan dana sebesar Rp1,55 miliar.

Meski banyak mendapat aliran dana ini, dia memastikan bahwa bencana letusan Gunung Sinabung belum masuk dalam status bencana nasional. Dia juga memastikan bahwa pemerintah daerah setempat masih sanggup menjalankan penanganannya dibantu BNPB.

“Visi kita itu ketangguhan bangsa, menghadapi bencana. Kita juga punya Undang-undang otonomi daerah. Jadi selama pemerintah daerah belum collapsed, kita bantu dia untuk tetap menanganinya. Kan bupatinya dan sekdanya juga masih ada. Masa kita ambil alih? Kalau kurang mampu kita mampukan, kita bantu,” imbuhnya. (riz/nng/smg/ken/jpnn/jie/rud/rbb)

Jumlah pengungsi korban bencana erupsi gunung Sinabung kian hari terus bertambah. Rabu (15/1) Desa Gungpinto, Kecamatan Namanteran yang berjarak sekitar 7 km dari gunung Sinabung pergi mengungsi akibat tidak tahan serangan debu vulkanik.

KARO- Koordinator Humas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung, Jhonson Tarigan kepada  reporter Sumut Pos Grup mengatakan, warga Desa Gungpinto yang mengungsi berjumlah 122 jiwa atau 44 kk. “Mereka mengungsi akibat tidak tahan dengan debu vulkanik yang beberapa hari belakangan terus menghujani desa mereka. Sekarang mereka sudah ditempatkan di Posko Pengungsian Maka Mehuli, Jl Samura Kabanjahe,” paparnya seperti dilaporkan Posmetro Karo.

BUNGKUS PLASTIK: Seorang warga mengendarai sepeda motor dengan bdan dibungkus plastik saat hujan debu menerpa Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Rabu (15/1). //AMINOER RASYID/SUMUT POS
BUNGKUS PLASTIK: Seorang warga mengendarai sepeda motor dengan bdan dibungkus plastik saat hujan debu menerpa Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Rabu (15/1). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

Sesuai data dari Humas Tanggap Darurat Penanganan Bencana Erupsi Gunung Sinabung hingga Rabu (15/1) terdapat 26.174 pengungsi terdiri dari 8.161 kk yang ditempatkan di 39 titik camp penampungan terpisah.

Kemarin, aktivitas Gunung Sinabung tetap tinggi dan tetap terjadi gempa letusan yang didominasi awan panas. Tremor yang terus-menerus dan aktivitas letusan yang diikuti oleh awan panas dan tinggi letusan 2.500 – 4.500 m ke arah Tenggara Selatan. Gempa vulkanik dan gempa hybrid masih tinggi. luncuran debu vulkanik berkisar sejauh 1.000 – 4.500 m ke arah Selatan-Barat Daya.

Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahmad Nabawi melalui sambungan seluler menjelaskan, hingga pukul 18.00 Wib, Rabu (15/1) telah terjadi 23 kali erupsi yang disertai luncuran awan panas dan lava pijar.

“Aktivitas gunung masih tinggi rekomendasi masih tetap 5 km, kepada warga di kawasan sekitar gunung diminta waspada akan turunnya hujan yang menyebabkan banjir lahar dingin,” katanya.

SBY Dijadwal Nginap Bareng Pengungsi

Sementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudyono (SBY) dijadwalkan akan menginap bersama warga di lokasi pengungsian letusan Gunung Sinabung. “Informasi yang kami terima Pak SBY akan berkunjung ke Tanah Karo antara 23-25 Januari. Rencananya beliau akan menginap,” kata Kadis Komunikasi dan Informasi Pemprov Sumut, Jumsadi Damanik, usai rapat kordinasi tim pendampingan Pemprov Sumut dalam rangka penanganan bencana erupsi Sinabung di Medan, Rabu (15/1).

Jumsadi menambahkan pihaknya saat ini tengah menyiapkan segala kebutuhan untuk menyambut kedatangan tersebut. “Ini sedang kami siapkan kebutuhannya. Pak SBY nantinya akan mendarat di Lanud Soewondo Polonia Medan dan langsung bergerak ke Karo. Pak SBY berencana menginap bersama para korban erupsi Sinabung di pengungsian, tapi di tempat pengungsian mana belum dapat kami pastikan,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah SKPD yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho akan melakukan rapat koordinasi secara maraton untuk memastikan kebutuhan penanganan pengungsi pra dan pasca-erupsi berjalan secara maksimal. Termasuk berkoordinasi dengan TNI dan Polri dalam hal pengamanan dan pendistribusian logistik.

Sementara, para pengungsi berharap kehadiran SBY tak sekadar melintas saja maupun untuk melepas PR (pekerjaan rumah) belaka. Mereka berharap presiden RI ini singgah dan mendengar keluh kesah masyarakat. “Pada 2010 lalu, Pak SBY datang waktu pengungsian Sinabung. Tapi hanya lewat saja di lokasi pengungsian dengan pengawalan ketat protokoler sambil melambaikan tangan pada masyarakat. Inilah yang buat kami kecewa. Kami berharap Pak SBY datang dan berbincang dengan kami para pengungsi, biar beliau tahu apa keluhan kami,’’ harap Sembiring, pengungsi asal Kecamatan Namanteran.

Dari Jakarta, menjelang keberangkatan SBY ke Karo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif melaporkan kondisi terkini di lokasi bencana tersebut. Dia menuturkan saat ini, aktivitas Gunung Sinabung masih fluktuatif. Karena itu, dalam radius lima kilometer dari lokasi telah dikosongkan.

“Jadi tadi sempat disampaikan kolomnya saja sudah sampai tujuh kilometer. Kemudian radius lima kilometer harus dikosongkan. Sudah saya laporkan Presiden. Beliau memerintahkan saya untuk lebih aktif lagi,” tutur Syamsul usai bertemu Presiden.

Syamsul juga mengingatkan warga di sekitar lokasi letusan Gunung Sinabung agar mewaspadai lahar dingin yang berasal dari gunung tersebut. Saat ini lahar dingin tersebut masih melewati sungai-sungai di sekitarnya. Namun, ada kemungkinan bisa mencapai permukiman warga yang berada di sekitar sungai. Hal itu yang ia khawatirkan. “Ancaman lahar dingin cukup besar tapi saat ini masih fluktuatif ya,” ujarnya.

Syamsul melanjutkan hingga saat ini pihaknya juga terus mengawasi perkembangan penanganan bencana letusan gunung Sinabung yang dilaksanakan pemerintah daerah Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bahkan, pihaknya juga telah menggelontorkan dana miliaran untuk penanganan bencana tersebut.

“Jadi intinya kita berusaha untuk mendorong pemerintah daerah agar lebih kuat lagi. Kami sudah memberikan bantuan. Total bantuan yang sudah diberikan ke Pemda Karo itu sebesar Rp21 miliar untuk aktivasi posko tanggap darurat,” urainya.

Di samping dana tersebut, kata Syamsul, Pemda juga mendapatkan aliran dana dari Kementerian Sosial sebesar Rp3,64 miliar. Sedangkan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menggelontorkan dana sebesar Rp1,55 miliar.

Meski banyak mendapat aliran dana ini, dia memastikan bahwa bencana letusan Gunung Sinabung belum masuk dalam status bencana nasional. Dia juga memastikan bahwa pemerintah daerah setempat masih sanggup menjalankan penanganannya dibantu BNPB.

“Visi kita itu ketangguhan bangsa, menghadapi bencana. Kita juga punya Undang-undang otonomi daerah. Jadi selama pemerintah daerah belum collapsed, kita bantu dia untuk tetap menanganinya. Kan bupatinya dan sekdanya juga masih ada. Masa kita ambil alih? Kalau kurang mampu kita mampukan, kita bantu,” imbuhnya. (riz/nng/smg/ken/jpnn/jie/rud/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/