29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Dua Kelompok Bersitegang di Polres Binjai

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Keributan pecah di Polres Binjai, Jalan Sultan Hasanuddin, Binjai Kota, Kamis (12/1) lalu. Dua kelompok dari masyarakat Beguldah dengan terduga kelompok mafia dilaporkan bersitegang. Informasi dirangkum, kericuhan pecah karena kelompok masyarakat melihat ada senjata tajam di dalam mobil Honda Brio merah BK 1149 EQ. Diduga mobil tersebut ditumpangi oleh kelompok mafia.

Semua bermula dari adanya kelompok masyarakat Beguldah menggelar aksi ke Balai Kota Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, mendesak penutupan Galian C di Kelurahan Bhakti Karya, Binjai Selatan, Rabu (11/1).

Pasca demo, masyarakat Beguldah atas nama Mesti Bangun (52) mendapat penganiayaan oleh sekelompok pemuda di Jalan Samanhudi, Kelurahan Bhakti Karya, Kecamatan Binjai Selatan, Kamis (12/1) pagi.

Korban disebut-sebut mengalami luka bacok di bagian kepala. Dugaan penganiayaan bermula dari korban mengantarkan anaknya berinisial RK (12) pergi sekolah dengan mengendarai sepeda motor.

Dalam perjalanan, korban dihampiri sekelompok orang seraya memakinya dengan kata-kata tidak pantas. Mendengar itu, korban menghentikan laju motornya seraya menantang korban.

Singkat cerita, korban diduga kalah jumlah tumbang dan harus mendapat perawatan medis di RSUD Djoelham. Keluarga korban tak terima melaporkan dugaan penganiayaan ke Polres Binjai pada siang harinya, dengan didampingi puluhan masyarakat Beguldah.

Usai membuat laporan sore harinya, diduga dari kelompok terlapor datang mengendarai Honda Brio warna merah. Kericuhan pun pecah di Mapolres Binjai ketika kelompok masyarakat Beguldah melihat ada senjata tajam di dalam mobil tersebut.

Disebut-sebut, orang yang di dalam mobil merah dievakuasi ke Satreskrim Polres Binjai, guna menghindari amuk massa. Setelah kondisi berangsur tenang, diduga orang yang di dalam mobil merah coba meninggalkan Polres Binjai dengan menumpangi Toyota Innova warna abuabu BK 174 YLA.

Hal tersebut diketahui kelompok masyarakat Beguldah dan penghadangan pun dilakukan. Namun, polisi yang melihat itu melarang kelompok masyarakat Beguldah melakukan penghadangan tersebut. Tak ayal, kondisi itu membuat kericuhan meluas. Masyarakat Beguldah pun menantang polisi di kantornya.

“Polisi apa kalian, mau kalian terjadi Binjai berdarah lagi. Kalian polisi Republik Indonesia. Kalian bukan Polisi Dj,” teriak masyarakat.

Bahkan, puluhan masyarakat Beguldah juga berteriak polisi Sambo. “Mafia galian C, mafia tanah, dan bandar narkoba yang kalian bela-bela. Kami ini juga butuh keadilan, ” teriak seorang wanita sembari meneteskan air mata.

Sejauh ini, sebilah kelewang sudah disita anggota Satreskrim Polres Binjai dari dalam mobil merah tersebut. Menanggapi hal ini, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Binjai, Iptu Junaidi tidak berkomentar panjang terkait masalah ini pada Minggu (15/1).

“Sedang ditangani reskrim. Datanya belum ada sama saya,” pungkasnya. (ted/ram)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Keributan pecah di Polres Binjai, Jalan Sultan Hasanuddin, Binjai Kota, Kamis (12/1) lalu. Dua kelompok dari masyarakat Beguldah dengan terduga kelompok mafia dilaporkan bersitegang. Informasi dirangkum, kericuhan pecah karena kelompok masyarakat melihat ada senjata tajam di dalam mobil Honda Brio merah BK 1149 EQ. Diduga mobil tersebut ditumpangi oleh kelompok mafia.

Semua bermula dari adanya kelompok masyarakat Beguldah menggelar aksi ke Balai Kota Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, mendesak penutupan Galian C di Kelurahan Bhakti Karya, Binjai Selatan, Rabu (11/1).

Pasca demo, masyarakat Beguldah atas nama Mesti Bangun (52) mendapat penganiayaan oleh sekelompok pemuda di Jalan Samanhudi, Kelurahan Bhakti Karya, Kecamatan Binjai Selatan, Kamis (12/1) pagi.

Korban disebut-sebut mengalami luka bacok di bagian kepala. Dugaan penganiayaan bermula dari korban mengantarkan anaknya berinisial RK (12) pergi sekolah dengan mengendarai sepeda motor.

Dalam perjalanan, korban dihampiri sekelompok orang seraya memakinya dengan kata-kata tidak pantas. Mendengar itu, korban menghentikan laju motornya seraya menantang korban.

Singkat cerita, korban diduga kalah jumlah tumbang dan harus mendapat perawatan medis di RSUD Djoelham. Keluarga korban tak terima melaporkan dugaan penganiayaan ke Polres Binjai pada siang harinya, dengan didampingi puluhan masyarakat Beguldah.

Usai membuat laporan sore harinya, diduga dari kelompok terlapor datang mengendarai Honda Brio warna merah. Kericuhan pun pecah di Mapolres Binjai ketika kelompok masyarakat Beguldah melihat ada senjata tajam di dalam mobil tersebut.

Disebut-sebut, orang yang di dalam mobil merah dievakuasi ke Satreskrim Polres Binjai, guna menghindari amuk massa. Setelah kondisi berangsur tenang, diduga orang yang di dalam mobil merah coba meninggalkan Polres Binjai dengan menumpangi Toyota Innova warna abuabu BK 174 YLA.

Hal tersebut diketahui kelompok masyarakat Beguldah dan penghadangan pun dilakukan. Namun, polisi yang melihat itu melarang kelompok masyarakat Beguldah melakukan penghadangan tersebut. Tak ayal, kondisi itu membuat kericuhan meluas. Masyarakat Beguldah pun menantang polisi di kantornya.

“Polisi apa kalian, mau kalian terjadi Binjai berdarah lagi. Kalian polisi Republik Indonesia. Kalian bukan Polisi Dj,” teriak masyarakat.

Bahkan, puluhan masyarakat Beguldah juga berteriak polisi Sambo. “Mafia galian C, mafia tanah, dan bandar narkoba yang kalian bela-bela. Kami ini juga butuh keadilan, ” teriak seorang wanita sembari meneteskan air mata.

Sejauh ini, sebilah kelewang sudah disita anggota Satreskrim Polres Binjai dari dalam mobil merah tersebut. Menanggapi hal ini, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Binjai, Iptu Junaidi tidak berkomentar panjang terkait masalah ini pada Minggu (15/1).

“Sedang ditangani reskrim. Datanya belum ada sama saya,” pungkasnya. (ted/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/