30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Aktivis Ditembak 8 Kali

Foto: Raja/PM Muchtar Efendi dirawat di rumah sakit setelah ditembak OTK, pada Minggu (15/2/2015) dinihari.
Foto: Raja/PM
Muchtar Efendi dirawat di rumah sakit setelah ditembak OTK, pada Minggu (15/2/2015) dinihari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Aksi teror penembakan terhadap aktivis antikorupsi kembali terulang. Setelah sebelumnya penembakan terjadi di Bangkalan, kini teror umbar senjata dialami Mukhtar Effendi (41) seorang aktivis Gerakan Rakyat Brantas Korupsi Sumatera Utara (Gebraksu).

Korban diberondong 8 kali tembakan oleh 4 pria berpistol di halaman rumah ketuanya di Jalan Pancing 5 Gang Imann
Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan, Minggu (15/2) sekira pukul 01.30 WIB. Mukhtar saat ini menjalani perawatan di RSU Delima Jalan Komodor Laut Yos Sudarso Km 14 Martubung Kecamatan Medan Labuhan.

Mukhtar menyebutkan, peristiwa penembakan itu terjadi pada saat ia bersama Munial (32), rekannya, berangkat dari rumahnya di Jalan Young Panah Hijau Gang Melati Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan mengendarai mobil Daihatsu Terios bernopol BK 1305 OG menuju ke kediaman Ketua Gebraksu, Saharuddin.

“Mobil yang saya kendarai punya ketua. Karena kami berencana menghadiri undangan Gerakan Anti-Narkoba di Al Kamal Center, Sibolangit pada Minggu pagi, dini hari itu saya bermaksud menjemput ketua di rumahnya,” ujar Mukhtar.

Sesampainya di depan rumah, Saharuddin, ada  4 pria tak dikenal berboncengan mengendarai 2 unit sepeda motor matic menghampirinya. Dengan modus berpura-pura menanyakan sesuatu, pelaku lalu menyapanya. Tanpa merasa curiga, Mukhtar pun turun dari dalam mobil. Belum sempat menjawab korban langsung diberondong 8 kali tembakan pistol diduga jenis softgun hingga membuatnya terjatuh ke tanah.

“Belum sempat ngomong, saya ditembaki pakai pistol berpeluru bulat seperti mimis,” katanya.

Setelah terjatuh, pelaku juga menempelkan senjatanya ke paha kiri korban. Tembakan kembali dilontarkan hingga menimbulkan cedera. Munial langsung menyelamatkan diri menuju ke dalam rumah sembari berteriak minta tolong. “Dari keempat pelaku, yang saya tandai ada satu orang. Dia pakai jaket dan topi pet, tinggi badannya sekitar 170 sentimeter dan wajahnya sedikit lebar,” ungkapnya.

Usai mengumbar teror penembakan, para pelaku kemudian melarikan diri. Dalam kondisi luka di bagian dada kiri, tangan dan paha kiri, Mukhtar dibawa ke RSU Delima untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara, warga dan rekan-rekan aktivis korban lainnya berkoordinasi dengan aparat kepolisian Polres Pelabuhan Belawan.

Dibesuk Wali Kota
Wali Kota Medan, HT Dzulmi Eldin beberapa jam setelah mendapat kabar adanya seorang aktivis ditembak pria tak dikenal langsung mengunjungi Mukhtar di RSU Delima. Di rumah sakit, Eldin didampingi anggota DPRD Kota Medan, Mulia Asri Rambe sempat menanyakan kronologis penembakan kepada korban. Setelah kurang dari 30 menit orang nomor satu di Pemko Medan ini lalu meninggalkan rumah sakit tanpa memberikan keterangan apapun kepada media.

Ketua Gebraksu, Saharuddin kepada Sumut Pos menilai motif penembakan tersebut diduga terkait aksi kelompok mereka yang getol dalam menyoroti berbagai dugaan korupsi yang terjadi di Kota Medan. Hanya saja lanjut dia, kemungkinan besar pelaku penembakan salah sasaran dalam mengeksekusi target.

“Dugaan saya sebenarnya penembakan itu salah sasaran. Karena yang dikendarai korban (Mukhtar) adalah mobil saya dan berada di areal rumah, kemungkinan pelaku diduga orang suruhan itu mengira kalau itu adalah saya,” ujarnya.

Menurut Saharuddinyang juga salah satu dari pemrakarsa rencana pemekaran wilayah Utara Kota Medan ini, beberapa hari sebelum peristiwa penembakan terjadi, ada seorang penelpon gelap yang meneror dirinya terkait gerakan mereka dalam menyoal permasalahan dugaan korupsi yang terjadi di Sumut.

“Dari kasus-kasus korupsi itu ada 3 indikasi yang menguat, pertama soal aksi Gebraksu menyoroti rencana penjualan Gedung Juang di Jalan Sutomo, Medan dan rencananya akan diparipurnakan pada tangga 23 Februari mendatang,” terang Saharuddin.

Kedua, lanjutnya indikasi lain soal dugaan korupsi yang disoroti adalah penyoal proyek bermasalah di 15 UPT Dinas Bina Marga Sumut. Dan ketiga, adanya komitmen lintas aktivis dalam menyoal perkembangan terkini kasus korupsi di Indonesia khususnya di Sumantera Utara.

“Ketiga kasus ini menjadi indikasi dalam terjadinya eksekusi penembakan tersebut. Oleh karenanya, kami minta polisi bisa mengungkap pelaku penembakan dan memberikan jaminan keamanan bagi aktivis Gebraksu,” imbuhnya.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Aswin Sipayung mengatakan, pihaknya masih menyelidiki motif penembakan tersebut. “Dugaan sementara penembakatan tersebut terkait gerakan-gerakan kelompok mereka dalam menyoroti berbagai dugaan kasus korupsi di Sumut,” kata Aswin.”Kita masih fokus pada identifikasi pengumpulan data dan bukti dilapangan. Dari olah TKP, polisi telah mengamankan 8 butir proyektil peluru. Dugaan kita senjata yang digunakan adalah jenis softgun,” terangnya.

Terkait itu, lintas aktivis di Medan hari ini, Senin (16/2), akan menggelar aksi solidaritas mengutuk penembakan terhadap aktivis. Aksi solidaritas itu rencananya akan digelar di Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara. “Ini sebagai bentuk solidaritas dan keperihatinan atas terjadinya penembakan terhadap, Muchtar seorang aktivis,” ujar Rahman, Ketua LSM Bersatu Anak Negeri (Berani) Kota Medan, Minggu (15/2) malam.

Dalam aski itu, aktivis dari beberapa elemen mengecam dan meminta pelaku penembakan terhadap Sekretaris Gerakan Berantas Rakyat Anti Korupsi Sumut (Gebraksu), Muchtar untuk segera ditangkap.

“Aksi ini merupakan spontanitas, dari berbagai elemen nantinya akan berkumpul dan berorasi di Mapoldasu,” katanya. (rul)

Foto: Raja/PM Muchtar Efendi dirawat di rumah sakit setelah ditembak OTK, pada Minggu (15/2/2015) dinihari.
Foto: Raja/PM
Muchtar Efendi dirawat di rumah sakit setelah ditembak OTK, pada Minggu (15/2/2015) dinihari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Aksi teror penembakan terhadap aktivis antikorupsi kembali terulang. Setelah sebelumnya penembakan terjadi di Bangkalan, kini teror umbar senjata dialami Mukhtar Effendi (41) seorang aktivis Gerakan Rakyat Brantas Korupsi Sumatera Utara (Gebraksu).

Korban diberondong 8 kali tembakan oleh 4 pria berpistol di halaman rumah ketuanya di Jalan Pancing 5 Gang Imann
Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan, Minggu (15/2) sekira pukul 01.30 WIB. Mukhtar saat ini menjalani perawatan di RSU Delima Jalan Komodor Laut Yos Sudarso Km 14 Martubung Kecamatan Medan Labuhan.

Mukhtar menyebutkan, peristiwa penembakan itu terjadi pada saat ia bersama Munial (32), rekannya, berangkat dari rumahnya di Jalan Young Panah Hijau Gang Melati Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan mengendarai mobil Daihatsu Terios bernopol BK 1305 OG menuju ke kediaman Ketua Gebraksu, Saharuddin.

“Mobil yang saya kendarai punya ketua. Karena kami berencana menghadiri undangan Gerakan Anti-Narkoba di Al Kamal Center, Sibolangit pada Minggu pagi, dini hari itu saya bermaksud menjemput ketua di rumahnya,” ujar Mukhtar.

Sesampainya di depan rumah, Saharuddin, ada  4 pria tak dikenal berboncengan mengendarai 2 unit sepeda motor matic menghampirinya. Dengan modus berpura-pura menanyakan sesuatu, pelaku lalu menyapanya. Tanpa merasa curiga, Mukhtar pun turun dari dalam mobil. Belum sempat menjawab korban langsung diberondong 8 kali tembakan pistol diduga jenis softgun hingga membuatnya terjatuh ke tanah.

“Belum sempat ngomong, saya ditembaki pakai pistol berpeluru bulat seperti mimis,” katanya.

Setelah terjatuh, pelaku juga menempelkan senjatanya ke paha kiri korban. Tembakan kembali dilontarkan hingga menimbulkan cedera. Munial langsung menyelamatkan diri menuju ke dalam rumah sembari berteriak minta tolong. “Dari keempat pelaku, yang saya tandai ada satu orang. Dia pakai jaket dan topi pet, tinggi badannya sekitar 170 sentimeter dan wajahnya sedikit lebar,” ungkapnya.

Usai mengumbar teror penembakan, para pelaku kemudian melarikan diri. Dalam kondisi luka di bagian dada kiri, tangan dan paha kiri, Mukhtar dibawa ke RSU Delima untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara, warga dan rekan-rekan aktivis korban lainnya berkoordinasi dengan aparat kepolisian Polres Pelabuhan Belawan.

Dibesuk Wali Kota
Wali Kota Medan, HT Dzulmi Eldin beberapa jam setelah mendapat kabar adanya seorang aktivis ditembak pria tak dikenal langsung mengunjungi Mukhtar di RSU Delima. Di rumah sakit, Eldin didampingi anggota DPRD Kota Medan, Mulia Asri Rambe sempat menanyakan kronologis penembakan kepada korban. Setelah kurang dari 30 menit orang nomor satu di Pemko Medan ini lalu meninggalkan rumah sakit tanpa memberikan keterangan apapun kepada media.

Ketua Gebraksu, Saharuddin kepada Sumut Pos menilai motif penembakan tersebut diduga terkait aksi kelompok mereka yang getol dalam menyoroti berbagai dugaan korupsi yang terjadi di Kota Medan. Hanya saja lanjut dia, kemungkinan besar pelaku penembakan salah sasaran dalam mengeksekusi target.

“Dugaan saya sebenarnya penembakan itu salah sasaran. Karena yang dikendarai korban (Mukhtar) adalah mobil saya dan berada di areal rumah, kemungkinan pelaku diduga orang suruhan itu mengira kalau itu adalah saya,” ujarnya.

Menurut Saharuddinyang juga salah satu dari pemrakarsa rencana pemekaran wilayah Utara Kota Medan ini, beberapa hari sebelum peristiwa penembakan terjadi, ada seorang penelpon gelap yang meneror dirinya terkait gerakan mereka dalam menyoal permasalahan dugaan korupsi yang terjadi di Sumut.

“Dari kasus-kasus korupsi itu ada 3 indikasi yang menguat, pertama soal aksi Gebraksu menyoroti rencana penjualan Gedung Juang di Jalan Sutomo, Medan dan rencananya akan diparipurnakan pada tangga 23 Februari mendatang,” terang Saharuddin.

Kedua, lanjutnya indikasi lain soal dugaan korupsi yang disoroti adalah penyoal proyek bermasalah di 15 UPT Dinas Bina Marga Sumut. Dan ketiga, adanya komitmen lintas aktivis dalam menyoal perkembangan terkini kasus korupsi di Indonesia khususnya di Sumantera Utara.

“Ketiga kasus ini menjadi indikasi dalam terjadinya eksekusi penembakan tersebut. Oleh karenanya, kami minta polisi bisa mengungkap pelaku penembakan dan memberikan jaminan keamanan bagi aktivis Gebraksu,” imbuhnya.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Aswin Sipayung mengatakan, pihaknya masih menyelidiki motif penembakan tersebut. “Dugaan sementara penembakatan tersebut terkait gerakan-gerakan kelompok mereka dalam menyoroti berbagai dugaan kasus korupsi di Sumut,” kata Aswin.”Kita masih fokus pada identifikasi pengumpulan data dan bukti dilapangan. Dari olah TKP, polisi telah mengamankan 8 butir proyektil peluru. Dugaan kita senjata yang digunakan adalah jenis softgun,” terangnya.

Terkait itu, lintas aktivis di Medan hari ini, Senin (16/2), akan menggelar aksi solidaritas mengutuk penembakan terhadap aktivis. Aksi solidaritas itu rencananya akan digelar di Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara. “Ini sebagai bentuk solidaritas dan keperihatinan atas terjadinya penembakan terhadap, Muchtar seorang aktivis,” ujar Rahman, Ketua LSM Bersatu Anak Negeri (Berani) Kota Medan, Minggu (15/2) malam.

Dalam aski itu, aktivis dari beberapa elemen mengecam dan meminta pelaku penembakan terhadap Sekretaris Gerakan Berantas Rakyat Anti Korupsi Sumut (Gebraksu), Muchtar untuk segera ditangkap.

“Aksi ini merupakan spontanitas, dari berbagai elemen nantinya akan berkumpul dan berorasi di Mapoldasu,” katanya. (rul)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/