30 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Bawa Foto Anak, Ibu Datangi Polres

Pasca Penemuan Mayat Cewek Muda di Perkebunan sawit

TEBINGTINGGI- Setelah membaca pemberitaan di media terkait masalah ditemukannya mayat wanita muda tanpa identitas di perkebunan sawit PT Paya Pinang Grup, Rabu (14/3) lalu,  Sumiasti Ginting (47) warga Jalan Prof DR Hamka, Lingkungan VI, Kelurahan Durian, Kecamatan Bajenis, Kota Tebingtinggi, mendatangi Polres Tebingtinggi untuk mengetahui informasi terkait wanita muda tersebut, Kamis (15/3).

Menurut Sumiasti, dia ingin mengetahui siapa gadis yang ditemukan tewas di perkebunan sawit tersebut, apakah itu anaknya yang telah kabur sebulan lalu dari rumah.

“Sri Wahyuni (20) anakku, telah kabur dari rumah sebulan lalu tanpa memberi kabar keberadaan dirinya, katanya merantau di Pangkalan Kerinci, Riau. Itupun informasi dapat dari adiknya, Kartini,” kata Sumiasti kepada Sumut Pos, ketika membawa foto anaknya ke Mapolres Tebingtinggi, Kamis (15/3) siang.

Dikatakan Sumiasti, mayat yang tewas tersebut mirip dengan anaknya Sri Wahyuni, sudah seminggu ini kehilangan kontak denganya, padahal beberapa minggu lalu Sri masih berpesan kepada adiknya (Kartini) )agar ibunya (Sumiasti) tidak cemas. “Jangan cemas emak, aku kerja di Kerinci, minggu depan pulang ke rumah,” ujar Sumiasti menirukan pesan Sri sembari mengeluarkan air mata ketika diperlihatkan foto diduga jenazah Sri di ruang Tim Identifikasi Polres Tebingtinggi.

“Ada tahi lalat dibagian tubuh tepatnya di dada dan tahi lalat diatas bibir,” ucap Sumiasti kembali.

Setelah diperlihatkan ciri-ciri tubuh korban tewas itu, ternyata hampir ada kemiripan seperti pada wajah dan rambutnya yang panjang, untuk ciri-ciri tahi lalat yang dikatakan ibunya belum bisa ditemukan dibagian perutnya. Sehingga pihak Polres Tebingtinggi belum bisa memastikan itu adalah mayat Sri Wahyuni.

Sumiasti mengaku, anaknya ini bandal dan tidak lulus sekolah dasar. Untuk teman laki-laki, Sumiasti tidak mengetahui siapa teman dekatnya. Sri jarang bergaul dengan teman perempuan, dia hanya bergaul dengan laki-laki saja. “Memang pernah ada teman dekatnya yang selalu menjemput di luar rumah, lelaki itu orang Kampung Mandailing, Kota Tebingtinggi,” ujarnya.

“ Sepintas memang mirip, tetapi setelah dilihat dari dekat ternyata mayat MRX itu bukanlah anak saya,” sambung Taswid, suami Sumiasti, ketika mendampingi istrinya di Polres Tebingtinggi.

Kapolres melalui Kapolsek Tebingtinggi AKP HE Harahap menyatakan, keluarga bisa melihat pakaian milik mayat tersebut untuk mengetahui apaakah itu pakaian milik anaknya? Masalah mayat MRX itu, Kapolsek mengaku sudah membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan guna dilakukan otopsi. (mag-3)

Pasca Penemuan Mayat Cewek Muda di Perkebunan sawit

TEBINGTINGGI- Setelah membaca pemberitaan di media terkait masalah ditemukannya mayat wanita muda tanpa identitas di perkebunan sawit PT Paya Pinang Grup, Rabu (14/3) lalu,  Sumiasti Ginting (47) warga Jalan Prof DR Hamka, Lingkungan VI, Kelurahan Durian, Kecamatan Bajenis, Kota Tebingtinggi, mendatangi Polres Tebingtinggi untuk mengetahui informasi terkait wanita muda tersebut, Kamis (15/3).

Menurut Sumiasti, dia ingin mengetahui siapa gadis yang ditemukan tewas di perkebunan sawit tersebut, apakah itu anaknya yang telah kabur sebulan lalu dari rumah.

“Sri Wahyuni (20) anakku, telah kabur dari rumah sebulan lalu tanpa memberi kabar keberadaan dirinya, katanya merantau di Pangkalan Kerinci, Riau. Itupun informasi dapat dari adiknya, Kartini,” kata Sumiasti kepada Sumut Pos, ketika membawa foto anaknya ke Mapolres Tebingtinggi, Kamis (15/3) siang.

Dikatakan Sumiasti, mayat yang tewas tersebut mirip dengan anaknya Sri Wahyuni, sudah seminggu ini kehilangan kontak denganya, padahal beberapa minggu lalu Sri masih berpesan kepada adiknya (Kartini) )agar ibunya (Sumiasti) tidak cemas. “Jangan cemas emak, aku kerja di Kerinci, minggu depan pulang ke rumah,” ujar Sumiasti menirukan pesan Sri sembari mengeluarkan air mata ketika diperlihatkan foto diduga jenazah Sri di ruang Tim Identifikasi Polres Tebingtinggi.

“Ada tahi lalat dibagian tubuh tepatnya di dada dan tahi lalat diatas bibir,” ucap Sumiasti kembali.

Setelah diperlihatkan ciri-ciri tubuh korban tewas itu, ternyata hampir ada kemiripan seperti pada wajah dan rambutnya yang panjang, untuk ciri-ciri tahi lalat yang dikatakan ibunya belum bisa ditemukan dibagian perutnya. Sehingga pihak Polres Tebingtinggi belum bisa memastikan itu adalah mayat Sri Wahyuni.

Sumiasti mengaku, anaknya ini bandal dan tidak lulus sekolah dasar. Untuk teman laki-laki, Sumiasti tidak mengetahui siapa teman dekatnya. Sri jarang bergaul dengan teman perempuan, dia hanya bergaul dengan laki-laki saja. “Memang pernah ada teman dekatnya yang selalu menjemput di luar rumah, lelaki itu orang Kampung Mandailing, Kota Tebingtinggi,” ujarnya.

“ Sepintas memang mirip, tetapi setelah dilihat dari dekat ternyata mayat MRX itu bukanlah anak saya,” sambung Taswid, suami Sumiasti, ketika mendampingi istrinya di Polres Tebingtinggi.

Kapolres melalui Kapolsek Tebingtinggi AKP HE Harahap menyatakan, keluarga bisa melihat pakaian milik mayat tersebut untuk mengetahui apaakah itu pakaian milik anaknya? Masalah mayat MRX itu, Kapolsek mengaku sudah membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan guna dilakukan otopsi. (mag-3)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/