30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Sopir Angkot di Humbahas Mulai Mengeluh

Petrus Sitompul, sopir angkutan di Dolok Sanggul.
Petrus Sitompul, sopir angkutan di Dolok Sanggul.

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Kebijakan pemerintah yang meliburkan anak sekolah untuk mencegah penyebaran virus Corona mulai dirasakan dampaknya oleh sopir Angkutan Kota (Angkot). Bila biasanya sopir bisa mendapatkan Rp200 ribu per hari, kini tidak ada sama sekali.

Sopir Angkot, Petrus Sitompul (60) mengatakan anak sekolah mulai dari SD, SMP, dan SMA merupakan pelanggan tetapnya. Sehingga, saat dirinya beroperasional saat jam pergi dan pulang sekolah, setidaknya dirinya bisa mendapatkan Rp200 ribu per hari.

“Mereka itu pelanggan tetap dan pemberi masukkan yang paling besar. Tetapi, karena diliburkan ya sama sekali tidak ada penghasilan,” ujar warga Desa Purba Dolok Kecamatan Dolok Sanggul ini.

Saat disinggung soal bantuan pemerintah apakah sudah sampai, Petrus mengaku hingga sampai saat ini belum mengalir.

“Kami tidak tahu bantuan itu kepada siapa, soalnya sampai saat ini belum ada sampai ke kita,” tukas Petrus.

Apalagi, Petrus mengaku sejak tinggal di Desa Purba Dolok, dirinya yang sehar-hari sebagai sopir angkutan tidak ada sama sekali mendapat bantuan, mulai PKH dan BLT. “Itupun hanya raskin, itupun karena kita beli Rp 20 ribu per 3 liter,” katanya.

Kepala Desa Purba Dolok, Heber Posman Purba mengaku pihaknya sudah melakukan pendataan bagi masyarakatnya agar mendapatkan bantuan dari pemerintah. Kriteria masyarakat pengangguran dan yang di PHK.

“Kurang lebih 10 baru kami kirim datanya,” katanya saat dihubungi.

Sekaitan masalah PKH dan BLT, menurut dia, semenjak dirinya dilantik menjadi kepala desa di Purba Dolok belum ada melakukan perubahaan maupun penambahaan penerima PKH. Dan itupun, jika ada perubahaan harus pihak BPS yang melakukan yang sebelumnya usulan dari pihaknya. (des/ram)

Petrus Sitompul, sopir angkutan di Dolok Sanggul.
Petrus Sitompul, sopir angkutan di Dolok Sanggul.

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Kebijakan pemerintah yang meliburkan anak sekolah untuk mencegah penyebaran virus Corona mulai dirasakan dampaknya oleh sopir Angkutan Kota (Angkot). Bila biasanya sopir bisa mendapatkan Rp200 ribu per hari, kini tidak ada sama sekali.

Sopir Angkot, Petrus Sitompul (60) mengatakan anak sekolah mulai dari SD, SMP, dan SMA merupakan pelanggan tetapnya. Sehingga, saat dirinya beroperasional saat jam pergi dan pulang sekolah, setidaknya dirinya bisa mendapatkan Rp200 ribu per hari.

“Mereka itu pelanggan tetap dan pemberi masukkan yang paling besar. Tetapi, karena diliburkan ya sama sekali tidak ada penghasilan,” ujar warga Desa Purba Dolok Kecamatan Dolok Sanggul ini.

Saat disinggung soal bantuan pemerintah apakah sudah sampai, Petrus mengaku hingga sampai saat ini belum mengalir.

“Kami tidak tahu bantuan itu kepada siapa, soalnya sampai saat ini belum ada sampai ke kita,” tukas Petrus.

Apalagi, Petrus mengaku sejak tinggal di Desa Purba Dolok, dirinya yang sehar-hari sebagai sopir angkutan tidak ada sama sekali mendapat bantuan, mulai PKH dan BLT. “Itupun hanya raskin, itupun karena kita beli Rp 20 ribu per 3 liter,” katanya.

Kepala Desa Purba Dolok, Heber Posman Purba mengaku pihaknya sudah melakukan pendataan bagi masyarakatnya agar mendapatkan bantuan dari pemerintah. Kriteria masyarakat pengangguran dan yang di PHK.

“Kurang lebih 10 baru kami kirim datanya,” katanya saat dihubungi.

Sekaitan masalah PKH dan BLT, menurut dia, semenjak dirinya dilantik menjadi kepala desa di Purba Dolok belum ada melakukan perubahaan maupun penambahaan penerima PKH. Dan itupun, jika ada perubahaan harus pihak BPS yang melakukan yang sebelumnya usulan dari pihaknya. (des/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/