25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Dusun Bungus Belum Tersentuh Akses Jalan

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Sebentar lagi masyarakat akan merayakan Hari Kemerdekaan ke-78 Indonesia, tepatnya pada 17 Agustus 2023 nanti. Namun selama 78 tahun merdeka, masih ada masyarakat yang belum merasakan pembangunan, khususnya akses jalan.

Seperti yang dialami masyarakat Dusun Bungus, Desa Sionom Hudon 7, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbanghasundutan (Humbahas). Warga di dusun tersebut ternyata sama sekali belum menikmati akses jalan yang bagus. Selain akses jalan, aliran listrik, dan jaringan internet, juga belum mereka rasakan. Mereka juga kesulitan untuk berobat, jika mengalami sakit yang membutuhkan pertolongan medis.

Seperti diunggah akun Facebook @Salmon Manggoer, dari video TikToknya, belum lama ini, menceritakan, sejumlah pemuda sedang menandu seorang perempuan parobaya karena sakit menggunakan sarung dan bambu. Terlihat, mereka menandu perempuan tersebut untuk berobat ke Desa Siantar Sitanduk, karena di desanya tidak ada bidan, maupun Puskesmas.

“Beginilah kami warga Bungus, jika ada yang sakit, kami harus menandu bersama menuju Siantar Sitanduk. Karena di desa kami, Bungus, tidak ada bidan maupun Puskesmas. Kami terus bergantian menandu sepanjang perjalanan,” tulis Salmon.

Diketahui, mereka menandu dengan berjalan kaki sepanjang 18 kilometer, yang menempuh waktu selama 6 jam. Selama mereka menandu, jalan yang dilintasi pun masih tanah liat, terjal, dan sempit, bukan ruas jalan beraspal. Karena itu, mereka harus ekstra hati-hati dan bergantian untuk menandu orang yang sakit.

“Kami tak tahu kapan desa kami ini mendapat pembangunan, kemajuan, seperti desa-desa lainnya. Mohon doanya gaesss, supaya kami juga dapat merasakan hal yang sama seperti kalian,” imbuhnya.

Atas postingan tersebut, video ini pun sudah dibagikan sebanyak 1.017 kali, disukai 2.434 orang, dan banyak menuai tanggapan dan komentar netizen.

Seperti halnya @Samuel Berutu, “O nange, sedih ni, sai ndormo njuah (oh ibu, sedih sekali ini, segeralah sembuh). Bage tahu 70 han deng ngo kppe bungus en ibaing pemerintah i (seperti tahun 70-an masih Desa Bungus dibuat pemerintah ini), pedahal enggo 78 thn Indonesia merdeka (padahal sudah 78 tahun Indonesia merdeka). Mula oda ngo iperhatiken pemerintah Humbang ke, pido kemo pindah kabupaten mi Pakpak Bharat (kalau masih tidak diperhatikan Pemerintah Humbang, masyarakat Desa Bungus minta pindah ke Pakpak Bharat)”.

@Sandro Hasibuan, “Pemkab setempat harus peduli atas desa tsb. Kasihan masyarakat yg berdomisili di desa itu. Jalan pun semak belukar harus perlu dibuat jalan yg baik”.

@Jamudi Tinambunan, “Karena kondisi jalan tdk bisa dilalui kendaraan, makanya terjadi kek gini, bawa pasien pun harus ditandu. Miris melihatnya”.

@Natarlion’s Berutu, “Berkatilah Desa Bungkus ya Tuhan. Kirimlah pemimpin yang tergerak membangun desa ini”.

Perlu diketahui, Dusun Bungus bertempat di Desa Sionom Hudon 7, Kecamatan Parlilitan. Jumlah penduduk Dusun Bungus sebanyak 56 kepala keluarga, sementara jumlah penduduk Desa Sionom Hudon 7, ada sebanyak 600-an orang lebih. (des/saz)

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Sebentar lagi masyarakat akan merayakan Hari Kemerdekaan ke-78 Indonesia, tepatnya pada 17 Agustus 2023 nanti. Namun selama 78 tahun merdeka, masih ada masyarakat yang belum merasakan pembangunan, khususnya akses jalan.

Seperti yang dialami masyarakat Dusun Bungus, Desa Sionom Hudon 7, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbanghasundutan (Humbahas). Warga di dusun tersebut ternyata sama sekali belum menikmati akses jalan yang bagus. Selain akses jalan, aliran listrik, dan jaringan internet, juga belum mereka rasakan. Mereka juga kesulitan untuk berobat, jika mengalami sakit yang membutuhkan pertolongan medis.

Seperti diunggah akun Facebook @Salmon Manggoer, dari video TikToknya, belum lama ini, menceritakan, sejumlah pemuda sedang menandu seorang perempuan parobaya karena sakit menggunakan sarung dan bambu. Terlihat, mereka menandu perempuan tersebut untuk berobat ke Desa Siantar Sitanduk, karena di desanya tidak ada bidan, maupun Puskesmas.

“Beginilah kami warga Bungus, jika ada yang sakit, kami harus menandu bersama menuju Siantar Sitanduk. Karena di desa kami, Bungus, tidak ada bidan maupun Puskesmas. Kami terus bergantian menandu sepanjang perjalanan,” tulis Salmon.

Diketahui, mereka menandu dengan berjalan kaki sepanjang 18 kilometer, yang menempuh waktu selama 6 jam. Selama mereka menandu, jalan yang dilintasi pun masih tanah liat, terjal, dan sempit, bukan ruas jalan beraspal. Karena itu, mereka harus ekstra hati-hati dan bergantian untuk menandu orang yang sakit.

“Kami tak tahu kapan desa kami ini mendapat pembangunan, kemajuan, seperti desa-desa lainnya. Mohon doanya gaesss, supaya kami juga dapat merasakan hal yang sama seperti kalian,” imbuhnya.

Atas postingan tersebut, video ini pun sudah dibagikan sebanyak 1.017 kali, disukai 2.434 orang, dan banyak menuai tanggapan dan komentar netizen.

Seperti halnya @Samuel Berutu, “O nange, sedih ni, sai ndormo njuah (oh ibu, sedih sekali ini, segeralah sembuh). Bage tahu 70 han deng ngo kppe bungus en ibaing pemerintah i (seperti tahun 70-an masih Desa Bungus dibuat pemerintah ini), pedahal enggo 78 thn Indonesia merdeka (padahal sudah 78 tahun Indonesia merdeka). Mula oda ngo iperhatiken pemerintah Humbang ke, pido kemo pindah kabupaten mi Pakpak Bharat (kalau masih tidak diperhatikan Pemerintah Humbang, masyarakat Desa Bungus minta pindah ke Pakpak Bharat)”.

@Sandro Hasibuan, “Pemkab setempat harus peduli atas desa tsb. Kasihan masyarakat yg berdomisili di desa itu. Jalan pun semak belukar harus perlu dibuat jalan yg baik”.

@Jamudi Tinambunan, “Karena kondisi jalan tdk bisa dilalui kendaraan, makanya terjadi kek gini, bawa pasien pun harus ditandu. Miris melihatnya”.

@Natarlion’s Berutu, “Berkatilah Desa Bungkus ya Tuhan. Kirimlah pemimpin yang tergerak membangun desa ini”.

Perlu diketahui, Dusun Bungus bertempat di Desa Sionom Hudon 7, Kecamatan Parlilitan. Jumlah penduduk Dusun Bungus sebanyak 56 kepala keluarga, sementara jumlah penduduk Desa Sionom Hudon 7, ada sebanyak 600-an orang lebih. (des/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/