28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Wali Kota Nyaris Dihajar Guru

Terjadi Saat Mantan Kepala Sekolah Unjuk Rasa di Gedung DPRD Binjai

BINJAI- Ratusan mantan kepala sekolah (Kepsek) yang dimutasi Wali Kota Binjai HM Idaham, beberapa bulan lalu, kembali melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Binjai, menuntut dikembalikan menjadi Kepsek, Kamis (15/9).
Secara bersamaan, di gedung DPRD Binjai tengah berlangsung rapat paripurna membahas P-APBD. Kebetulan, sidang tersebut dihadiri langsung Wali Kota Binjai HM Idaham.

Sidang paripurna yang dipimpin langsung Ketua DPRD Binjai Haris Harto itu, sempat terusik dengan suara hingar bingar ditimbulkan teriakan ratusan mantan Kepsek dengan menggunakan alat pengeras suara.
Bahkan, suara teriakan Kepsek yang dilontarkan kepada Wali Kota Binjai, sangat jelas terdengar sampai ke dalam gedung DPRD Binjai. “Wali Kota Binjai, kalau tidak ada guru, kamu tidak bisa duduk dikursi empuk itu,” teriak ratusan guru dengan sejumlah yel-yelnya.

Selama sidang paripurna berlangsung, Wali Kota Binjai juga mendapat keritikan keras dari sejumlah fraksi. Seperti Fraksi PDIP, dalam nota padangan umum yang dibacakan Lazuardi, dengan tegas mengatakan, kinerja Wali Kota Binjai sampai saat ini belum optimal.

“Ada berbagai persoalan yang kami catat, diantaranya persoalan di tubuh PD Pembangunan, yang sampai saat ini belum ada perubahan signifikan, persoalan di tubuh honorer eks Sat Pol PP, sampai saat ini belum ada solusi terbaik selain menempuh jalur hukum untuk membayarkan gaji mereka, mutasi guru yang sampai saat ini terus bergejolak, dan aparat penegak hukum harus dapat menindak oknum tertentu jika terbukti bersalah dalam mutasi ini,” ujarnya.

Selain itu, kata Lazuardi, pergantian Dirut RSU dr Djoelham, Drg Susyanto, yang sampai saat ini belum tahu apa kesalahannya. Apalagi, Dirut rumah sakit itu belum menjabat sampai satu tahun. Publik tentunya ingin tahu, apa kesalahannya. “Apakah kesalahannya menggelapkan uang, pelayanan kurang baik, atau ada alasan lain,” tegas Lazuardi. Namun sayangnya, belum lagi seluruh fraksi di DPRD Binjai memberikan pandangan umum, sidang paripurna diskor, karena suasana paripurna tidak kondusif dengan adanya suara bingar dari ratusan mantan Kepsek di luar gedung.

Selanjutnya, Wali Kota Binjai dan rombongan mencoba meninggalkan gedung DPRD Binaji. Begitu Wali Kota Binjai menaiki mobil dan keluar dari pintu gerbang, Wali Kota nyaris menjadi bulan-bulan ratusan guru yang menunggu di depan pintu gerbang.

Tak sampai disitu, Wali Kota dan rombongan, saat keluar dari pintu gerbang dengan menggunakan mobil dinasnya, sempat dikejar-kejar  ratusan mantan Kepsek. Untung saja, petugas keamanan yang sudah disiagakan dapat menghadang ratusan mantan Kepsek tersebut.

“Wali Kota apa kau, jangan lari kau Idaham, lihat nasib kami yang sampai saat ini belum jelas,” teriak ratusan mantan Kepsek saat mengejarnya.

Sebelum meninggalkan gedung DPRD Binjai, kepada sejumlah wartawan, Wali Kota Binjai mengaku, kalau ia tetap menjalankan mutasi ini. “Kita tetap  jalan. Kalau guru itu tidak mau mengajar, kita terapkan PP 53 tentang disiplin PNS. Jika 15 hari tidak masuk, kita akan coret namanya dari daftar gaji,” tegas Idaham.

Ketua DPRD Binjai, Ir Haris Harto dan sejumlah anggota Dewan lainnya, mengizinkan ratusan mantan Kepsek ke gedung DPRD Binjai guna membahas persoalan dimaksud. Lagi-lagi, ratusan mantan Kepsek yang sudah tersulut emosi, bersitegang dengan Ketua DPRD dan sejumlah anggota Dewan lainnya.

“Kami tidak mau cakap-cakap. Kami mau jawaban secara tertulis. Masak DPRD Binjai tidak dapat mengambil jawaban tertulis dari Dinas P dan P, mana harga diri DPRD Binaji ini,” tegas Lasiono, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Binjai.

Dikarenakan ratusan mantan Kepsek terus emosi, akhirnya DPRD Binjai berjnji akan memberikan jawaban secara tertulis yang diambil langsung oleh Wali Kota Binjai. “Kami akan ambil jawaban tertulis dari Wali Kota, kalau tidak diberikan, akan kami susul,” tegas Haris Harto.(dan)

Terjadi Saat Mantan Kepala Sekolah Unjuk Rasa di Gedung DPRD Binjai

BINJAI- Ratusan mantan kepala sekolah (Kepsek) yang dimutasi Wali Kota Binjai HM Idaham, beberapa bulan lalu, kembali melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Binjai, menuntut dikembalikan menjadi Kepsek, Kamis (15/9).
Secara bersamaan, di gedung DPRD Binjai tengah berlangsung rapat paripurna membahas P-APBD. Kebetulan, sidang tersebut dihadiri langsung Wali Kota Binjai HM Idaham.

Sidang paripurna yang dipimpin langsung Ketua DPRD Binjai Haris Harto itu, sempat terusik dengan suara hingar bingar ditimbulkan teriakan ratusan mantan Kepsek dengan menggunakan alat pengeras suara.
Bahkan, suara teriakan Kepsek yang dilontarkan kepada Wali Kota Binjai, sangat jelas terdengar sampai ke dalam gedung DPRD Binjai. “Wali Kota Binjai, kalau tidak ada guru, kamu tidak bisa duduk dikursi empuk itu,” teriak ratusan guru dengan sejumlah yel-yelnya.

Selama sidang paripurna berlangsung, Wali Kota Binjai juga mendapat keritikan keras dari sejumlah fraksi. Seperti Fraksi PDIP, dalam nota padangan umum yang dibacakan Lazuardi, dengan tegas mengatakan, kinerja Wali Kota Binjai sampai saat ini belum optimal.

“Ada berbagai persoalan yang kami catat, diantaranya persoalan di tubuh PD Pembangunan, yang sampai saat ini belum ada perubahan signifikan, persoalan di tubuh honorer eks Sat Pol PP, sampai saat ini belum ada solusi terbaik selain menempuh jalur hukum untuk membayarkan gaji mereka, mutasi guru yang sampai saat ini terus bergejolak, dan aparat penegak hukum harus dapat menindak oknum tertentu jika terbukti bersalah dalam mutasi ini,” ujarnya.

Selain itu, kata Lazuardi, pergantian Dirut RSU dr Djoelham, Drg Susyanto, yang sampai saat ini belum tahu apa kesalahannya. Apalagi, Dirut rumah sakit itu belum menjabat sampai satu tahun. Publik tentunya ingin tahu, apa kesalahannya. “Apakah kesalahannya menggelapkan uang, pelayanan kurang baik, atau ada alasan lain,” tegas Lazuardi. Namun sayangnya, belum lagi seluruh fraksi di DPRD Binjai memberikan pandangan umum, sidang paripurna diskor, karena suasana paripurna tidak kondusif dengan adanya suara bingar dari ratusan mantan Kepsek di luar gedung.

Selanjutnya, Wali Kota Binjai dan rombongan mencoba meninggalkan gedung DPRD Binaji. Begitu Wali Kota Binjai menaiki mobil dan keluar dari pintu gerbang, Wali Kota nyaris menjadi bulan-bulan ratusan guru yang menunggu di depan pintu gerbang.

Tak sampai disitu, Wali Kota dan rombongan, saat keluar dari pintu gerbang dengan menggunakan mobil dinasnya, sempat dikejar-kejar  ratusan mantan Kepsek. Untung saja, petugas keamanan yang sudah disiagakan dapat menghadang ratusan mantan Kepsek tersebut.

“Wali Kota apa kau, jangan lari kau Idaham, lihat nasib kami yang sampai saat ini belum jelas,” teriak ratusan mantan Kepsek saat mengejarnya.

Sebelum meninggalkan gedung DPRD Binjai, kepada sejumlah wartawan, Wali Kota Binjai mengaku, kalau ia tetap menjalankan mutasi ini. “Kita tetap  jalan. Kalau guru itu tidak mau mengajar, kita terapkan PP 53 tentang disiplin PNS. Jika 15 hari tidak masuk, kita akan coret namanya dari daftar gaji,” tegas Idaham.

Ketua DPRD Binjai, Ir Haris Harto dan sejumlah anggota Dewan lainnya, mengizinkan ratusan mantan Kepsek ke gedung DPRD Binjai guna membahas persoalan dimaksud. Lagi-lagi, ratusan mantan Kepsek yang sudah tersulut emosi, bersitegang dengan Ketua DPRD dan sejumlah anggota Dewan lainnya.

“Kami tidak mau cakap-cakap. Kami mau jawaban secara tertulis. Masak DPRD Binjai tidak dapat mengambil jawaban tertulis dari Dinas P dan P, mana harga diri DPRD Binaji ini,” tegas Lasiono, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Binjai.

Dikarenakan ratusan mantan Kepsek terus emosi, akhirnya DPRD Binjai berjnji akan memberikan jawaban secara tertulis yang diambil langsung oleh Wali Kota Binjai. “Kami akan ambil jawaban tertulis dari Wali Kota, kalau tidak diberikan, akan kami susul,” tegas Haris Harto.(dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/