LAUPINGGAN, SUMUTPOS.CO – Tewasnya Nurfitri (20) dengan cara gantung diri di dapur rumahnya di Lau Pinggan, Kel. Gung Negeri. Kec. Kabanjahe diduga karena patah hati sering dicueki suami. Hal tersebut diindikasi dari status BlackBerry Messenger (BBM) korban terakhir kali.
Selain status BBM korban yang kerap memperlihatkan ketidak harmonisan rumah tangga, rekan sekolah Nurfitri juga merasakan keanehan dari sikap suami korban, Putra (22) yang tak kunjung terlihat kehadirannya meski istrinya telah tiada.
“Kuhubungi dia semalam bang, tapi HP nya gak aktif, trus ku SMS dia kalau istrinya sudah meninggal. Nggak berapa lama suaminya nelpon dan mempertanyakan kebeneran isi SMS ku itu. Trus kubilang sama dia, kek mananya kau, istrimu pun meninggal kau nggak ada, di mananya kau? Gitu kubilang terus dimatikannya HP-nya bang,” ujar salah seorang teman sekolah Nurfitri ketika ditemui di rumah duka, Rabu (15/10) sekira pukul 09.15 WIB.
Dikatakan, kehadiran suami korban baru terlihat pagi hari sekira pukul 05.00 WIB bersama keluarganya. “Palak kali kami lihat dia la bang, santai aja pulak itu. Nggak ada otaknya memang. Dulu waktu pacaran baiknya minta ampun. Nggak nyangka kami kalau gitu si Putra itu,” ujar teman korban yang enggan menyebut namanya.
Dikisahkan, sewaktu SMA dulu, Nurfitri adalah sosok yang sangat baik dan pandai bergaul. Nurfitri juga kerap bercerita kepada teman-temannya jika punya masalah.
“Sejak dia nikah, dia tak mau lagi terbuka sama kami. Setelah menikah, Nurfitri pernah cerita kalau suaminya itu baik kali bang, sampai Nurfitri dibelikan cincin emas,” ujar rekan korban meneteskan air mata.
Rekan korban mengaku, akibat ketertutupan korban sejak menikah, mereka sama sekali tidak mengetahui apa sebab korban nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. “Belakangan ini sebelum dia meninggal, kami sering membaca status pesan BBMnya, statusnya galau terus. Dia pernah buat status, “Sebesar apapun masalahku, tapi kalau udah ngelihat ayahku, hati ini rasanya tenang sekali”.
Status lain juga ada ditulis Nurfitri seperti, “Dulu nggak begini, sekarang kenapa begitu” dan satu lagi, “Lagi sakit, pengen disayang”. Gitulah status terakhirnya di BBMnya bang,” ungkap rekan korban.
Pantauan di rumah duka, isak tangis pun pecah dari rumah duka sampai mengantarkannya ke pemakaman di Jalan Irian Kabanjahe, Rabu (15/10).
Informasi lain yang dihimpun awak media ini, di tempat Putra bekerja sewaktu lajang dulu yakni di salah satu warung Miso di Kabanjahe, ternyata Putra pernah frustrasi saat di tinggalkan menikah oleh pacarnya.
”Putra itu kemari berobat bang, dia pernah seperti orang linglung karena ditinggal pacarnya. Sempat juga dia (Putra) mencoba bunuh diri dengan cara menabrakkan sepeda motornya ke mobil. Tapi gak mati, cuma bolong aja kakinya. Sejak dia berumah tangga, dia gak pernah lagi kemari bang,” ujar mantan rekan kerja Putra.
Diberitakan sebelumnya, tidak sepaham dan berujung cekcok langsung mewarnai hubungan pasangan pengantin baru, Putra (22) dan Nurfitri (20) warga Lau Pinggan, Kelurahan Gung Negeri, Kecamatan Kabanjahe yang baru menikah dan masih menjalani bulan madu. Tidak diketahui apa motif, keduanya terlibat cekcok, Senin (13/10) malam.
Naas, keesokan harinya, Selasa (14/10) sekira pukul 10.00 WIB, Nurfitri milih jalan pintas dengan meminum Baygon dan menggantungkan dirinya dengan dan seutas tali hingga meregang nyawa. Korban tergantung dan sudah tidak bernyawa akibat jeratan seutas tali yang disangkutkan di palang broti plafon rumahnya. (rdi/smg/bd)