BATU BARA, SUMUTPOS.CO – Manajemen PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) Regional 2 mengungkapkan belasungkawa atas peristiwa nahas yang dialami dua orang anak Desa Lubuk Besar, Kecamatan Datuk Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Keduanya, yakni FAD (10) dan AF (10), merupakan penggembala sapi yang diduga meninggal dunia akibat tenggelam saat bermain di parit isolasi Kebun Tanah Itam Ulu PTPN IV Regional 2 pada Sabtu (9/12/2023).
Sebagai bentuk ungkapan duka, perusahaan turut memberikan tali asih kepada pihak keluarga.
Plt Kepala Bagian Sekretariat & Hukum PTPN IV Regional 2 Muhammad Ridho Nasution memohon kepada masyarakat maupun penggembala di sekitar area kebun perusahaan agar lebih cermat memperhatikan pelang pemberitahuan.
“Kami turut berduka yang sedalam-dalamnya atas kepergian FAD dan AF. Semoga kedua almarhum ditempatkan di tempat terbaik di sisiNya serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan oleh Allah SWT,” ujar Ridho melalui keterangan tertulis, Jumat (15/12/2023).
Menurut Ridho, pembangunan parit isolasi di area blok 02B Afdeling I B telah merujuk pada standar perkebunan kelapa sawit. Parit dengan lebar 4 meter dan dalam 2,5 meter tersebut berfungsi menghalau ternak masuk ke kebun serta meminimalisir praktik pencurian.
Demi menghindari hal yang tak diinginkan, PTPN IV Regional 2 telah memasang sejumlah pelang pemberitahuan di sekitar parit. Selain itu, perusahaan juga pernah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah serta warga setempat dengan didampingi kepala desa.
“Kita sengaja memasang pelang pemberitahuan agar masyarakat bisa berhati-hati. PTPN juga telah menyambangi sekolah-sekolah dengan harapan agar anak-anak di sana tidak bermain di area parit karena bahaya,” ujar Ridho.
Pada Sabtu (9/12/2023), dua bocah lelaki pergi menggembala sapi di sekitar area Kebun Tanah Itam Ulu PTPN IV Regional 2. Orangtua mereka curiga lantaran keduanya tak kunjung balik ke rumah hingga malam hari. Setelah ditemukan, FAD dan AF sudah tidak bernyawa dan jasadnya tenggelam di dalam parit isolasi.
Berdasarkan keterangan saksi, FAD dan AF bukan kali pertama berenang di lokasi tersebut. Sebelum hari nahas terjadi, keduanya sudah beberapa kali bermain di dalam parit meski sudah dilarang oleh karyawan kebun yang kebetulan melihat. Akibat kejadian ini, PTPN IV Regional 2 kembali menambah pelang-pelang pemberitahuan sehingga peristiwa serupa dapat terhindarkan.
Sementara itu, hasil pemeriksaan dokter di Puskesmas Simpang Dolok tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di jasad FAD dan AF. Kepada awak media, Kasi Humas Polres Batu Bara Iptu AH. Sagala membenarkan peristiwa tersebut.
“Benar, kedua orang tua korban sudah membuat surat pernyataan tidak keberatan dan minta untuk tidak dilakukan autopsi,” ujarnya. (ila)