SUMUTPOS.CO – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara soal penyebab harga liquid petroleum gas (LPG) naik sangat tinggi. Dia berkata hal itu akibat harga LPG impor naik hingga 78 persen.
Melihat kondisi itu, Erick menyampaikan strategi sebagai solusi untuk masalah itu. Dia menyebut, Indonesia harus mendorong gasifikasi batu bara (dimethyl ether/DME) untuk menggantikan LPG. BUMN harus menjadi lokomotif terkait hal tersebut.
“Batu bara harus digasifikasi di Indonesia, kenapa? Batu bara ini kalau digasifikasi bisa jadi DME pengganti LPG yang hari ini harga LPG naik 78 persen, makanya dilihat sudah mulai ramai-ramai LPG mahal, ya kenapa? Impor,” kata Erick, Ahad (16/1/2022).
Erick menyampaikan, pemerintah harus memberikan subsidi pada LPG 3 kilogram (kg) untuk masyarakat yang berhak atas penggunaan LPG yang berasal dari impor.
Subsidi yang digelontorkan pun hingga puluhan triliun rupiah.
“Subsidi LPG Rp 70 triliun, itu kalau uang dibagiin ke rakyat buat program, berapa besar manfaatnya?” ujar Erick.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan peralihan dari LPG ke DME membutuhkan waktu, teknologi, hingga investasi. Namun, dia menegaskan, hal itu harus dimulai sesegera mungkin.
“Namun, harus dimulai dari sekarang karena kenapa? Toh, batu bara 2060 sudah tidak terpakai lagi buat listrik karena kita akan memproduksi listrik dari matahari, dari geothermal, dari air, dari angin. Mumpung batu baranya masih bisa dipakai ya kita gasifikasi untuk gas,” ujar Erick.
Diketahui, harga LPG 12 kg yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) pada tahun ini menyentuh Rp 175 ribu atau naik Rp 25 ribu. (rol/ram)