SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Kesehatan masyarakat terus diperhatikannya Bupati Simalungun JR Saragih. Selain melakukan sosialisasi ke masyarakat, dia juga ikut memberantas penyakit demam berdarah (DBD) di Kabupaten Simalungun secara langsung.
Dalam memberantas penyakit DBD, JR Saragih akan melakukan fogging selama enam bulan ke depan. Gerakan ini akan dilakukan mulai Maret hingga April 2017. “Penyakit demam berdarah yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti sangat berbahaya. Karenanya, melalui gerakan peduli DBD bisa dirasakan masyarakat,” bebernya.
Diakuinya, dengan adanya perubahan cuaca dan iklim yang tak menentu menjadikan nyamuk Aedes Aegypti bebas berkeliaran. Hal ini disebabkan banyaknya genangan air hingga tampungan air hujan mengendap, otomatis bisa membuat nyamuk berkembang biak.
“Cuaca ekstrim tidak pernah tahu kapan terjadi, membuat banyak tampungan air hujan dan ini berbahaya karena bisa menularkan masyarakat dan ini bisa menjadi DBD,” lanjutnya.
Hal serupa dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Jan Musrindo. Dikatakannya, tren penyakit DBD di masyarakat sudah dirasakan. Karena itulah, melalui kinerja semangat baru Sumatera Utara akan menyasar masyarakat di pedalaman khususnya mulai Maret hingga Juni 2017. Semua desa akan dilakukan sosialisasi yang tujuannya adalah akan dilakukan fogging dan bergotong royong.
“Kita akan melakukan gerakan Jumat bersih, sehingga penyakit DBD di masyarakat Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara bisa berkurang,” paparnya.
SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Kesehatan masyarakat terus diperhatikannya Bupati Simalungun JR Saragih. Selain melakukan sosialisasi ke masyarakat, dia juga ikut memberantas penyakit demam berdarah (DBD) di Kabupaten Simalungun secara langsung.
Dalam memberantas penyakit DBD, JR Saragih akan melakukan fogging selama enam bulan ke depan. Gerakan ini akan dilakukan mulai Maret hingga April 2017. “Penyakit demam berdarah yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti sangat berbahaya. Karenanya, melalui gerakan peduli DBD bisa dirasakan masyarakat,” bebernya.
Diakuinya, dengan adanya perubahan cuaca dan iklim yang tak menentu menjadikan nyamuk Aedes Aegypti bebas berkeliaran. Hal ini disebabkan banyaknya genangan air hingga tampungan air hujan mengendap, otomatis bisa membuat nyamuk berkembang biak.
“Cuaca ekstrim tidak pernah tahu kapan terjadi, membuat banyak tampungan air hujan dan ini berbahaya karena bisa menularkan masyarakat dan ini bisa menjadi DBD,” lanjutnya.
Hal serupa dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Jan Musrindo. Dikatakannya, tren penyakit DBD di masyarakat sudah dirasakan. Karena itulah, melalui kinerja semangat baru Sumatera Utara akan menyasar masyarakat di pedalaman khususnya mulai Maret hingga Juni 2017. Semua desa akan dilakukan sosialisasi yang tujuannya adalah akan dilakukan fogging dan bergotong royong.
“Kita akan melakukan gerakan Jumat bersih, sehingga penyakit DBD di masyarakat Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara bisa berkurang,” paparnya.