26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

CCTV Dirusak, Rp600 Juta Dibawa Kabur

SERGAI-Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kanca Tebingtinggi Cabang Matapao di Jalan Umum Tebingtinggi-Medan dirampok komplotan yang terdiri dari enam pelaku, dua di antaranya bersenjata api (senpi). Uang dalam brankas senilai Rp600 juta yang berada di kantor yang berada di Desa Liberia Simpang Matapao Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) berhasil dibawa kabur pelaku sekira pukul 04.00 WIB, Selasa (16/4).

LOKASI: Kantor BRI Matapao  menjadi korban perampokan.//sopian/SUMUT POS
LOKASI: Kantor BRI Matapao yang menjadi korban perampokan.//sopian/SUMUT POS

Sebelum melakukan aksinya, enam kawanan pelaku terlebih dahulu membekuk dan menyekap penjaga malam bank tersebut. Pelaku tampak lihai dan sudah pengalaman sempat merusak CCTV milik bank. Alhasil rekaman CCTV hanya menunjukkan satu orang pelaku, selebihnya gelap karena dirusak.
Penjaga malam yang disekap bernama Mustajar (45). Tidak hanya Mustajar, sang istri  Juliana (41) dan anaknya yang bernama Jaya Kusuma (17) juga disekap. Mustajar dan keluarga memang tinggal di belakang bangunan BRI tersebut.

Cerita Mustajar, subuh itu dia ingin buang air kecil. Saat itulah dia lihat lampu depan bank padam. Padahal seingat Mustajar lampu itu menyala. Mustajar pun berencana mengecek. Namun, saat dia berjalan meuju bagian depan, tiba-tiba dia disekap.

“Aku dibekuk oleh tiga pelaku, wajah ditutupi oleh kain dan dimasukan ke dalam mobil sejenis Panther. Dalam mobil, aku diancam ‘kalau masih mau hidup jangan teriak’. Terpaksa aku menuruti perintah pelaku yang menodongkan pistol ke bagian perutku,” jelas Mustajar ketika diminta keterangannya di Mapolsek Teluk Mengkudu Kabupaten Sergai.

Merasa tidak bisa melawan, Mustajar hanya duduk sambil berjongkok didalam mobil. Seorang menjaganya dengan terus menodongkan senjata api. Sedangkan dua orang pelaku berjalan ke belakang bangunan bank. “Aku mau berteriak, tetapi mereka berjumlah enam orang. Tiga melakukan penyekapan terhadap aku dan tiga lainnya langsung masuk ke dalam rumah,” terang Mustajar yang sudah 15 tahun menjadi penjaga malam.

Dia juga menerangkan pikirannya terus tertuju pada anak dan istrinya yang berada dalam rumah. Belakangan dia tahu kalau keluarganya itu juga disekap. Belakangan dia juga tahu kalau empat orang pelaku yang berjalan ke belakang bank berhasil merusak gembok besar untuk bisa masuk ke dalam bank.

Pintu depan bank pun coba dijebol dan gembok kembali dipotong menggunakan tank besar. Empat pelaku menarik berangkas uang dari dalam bank kemudian dimasukan ke dalam mobil. Setelah itu, Mustajar dibawa ke dalam  dan kemudian dilempar ke dalam rumah oleh dua orang. “Sempat ditendang dua kali. Mereka tetap mengancam agar jangan teriak kalau mau ingin selamat. Setelah melemparkan aku, mereka berlari menuju mobil dan kabur meninggalkan kami dengan kondisi terikat tali. Kami pun teriak minta tolong,” beber Mustajar.

Mustajar mengaku tak bisa menghafal wajah pelaku. Seingatnya enam pelaku bertubuh tinggi dan kurus. Semuanya menggunakan topi dan sebo (penutup wajah) serta memakai jaket hitam. Dari bahasa yang digunakan, menurut Mustajar, berdialeg Batak.

Di tempat yang sama, Juliana juga menceritakan peristiwa yang dialaminya. Pengakuannya, subuh itu dia masih tidur. Mendadak dua pelaku masuk dan mendekap tubuhnya dengan kuat. Persis dengan yang dialami suaminya, dia juga ditodong pistol dan diancam bunuh jika menjerit.

“Tak sempat melihat orangnya Pak. Tetapi logatnya seperti orang Batak . Dua pelaku memaksa saya agar masuk ke dalam kamar. Saya diikat dengan tali nilon. Mata saya ditutup dengan kolor (celana dalam, Red) dan pintu kamar dikunci dari luar. Saya takut Pak. Jadi saya hanya duduk terdiam di dalam kamar,” jelas Juliana.

Juliana juga menceritakan soal anaknya, Jaya Kesuma. Anaknya itu sedang asyik menonton televisi sambil belajar karena paginya harus mengikuti Ujian Nasional (UN). Jaya dibekuk oleh satu pelaku dengan menutup mata menggunakan kain sarung dan mengikat tangan ke belakang menggunakan tali nilon. Jaya juga mendapat anacaman bunuh jika berteriak. “Itulah yang membuat kami ketakutan dan tak berani berteriak. Mereka mengancam akan menembak jika berteriak. Kami hanya duduk diam saja, saya di kamar, anak saya di ruang tamu, sedangkan suami saya disekap di dalam mobil mereka,” ungkap Juliana.

Sementara itu, pegawai BRI setempat yang berhasil dimintai keterang, Pemirsa Purba, mengatakan seluruh uang di dalam brankas dibawa lari kawanan itu senilai Rp600 juta. Namun, mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tidak dirusak dan beberapa komputer juga tidak dirusak. CCTV milik bank di bagian operator tidak rusak parah, tetapi kabel dibagian dekat CCTV terpotong sehingga gambar yang dihasilkan sebelum kejadian hanya sedikit. “Hasil sementara gambar CCTV milik bank, pelaku hanya terlihat satu orang berjalan menuju depan menggunakan topi dan langsung merusak CCTV.

Selanjutnya BRI Tebingtinggi Cabang Matapao menyerahkan semua kasus tersebut kepada pihak Polres Serdang Bedagai,” terang Pemirsa Purba.
Kapolres Serdang Bedagai AKBP Arif Budiman membenarkan perampokkan tersebut. Petugas kepolisian masih masih memeriksa keterangan tiga orang saksi yang disekap dan memeriksa CCTV milik bank oleh tim IT (informasi Tekhnologi) dari Kepolisian Sumatera Utara (Poldasu).

“Kawanan pelaku sudah prefosional dalam melakukan aksinya karena dalam waktu hanya setengah jam, mereka berhasil membawa kabur brankas berisi uang senilai Rp600 juta,” jelas Kapolsek Teluk Mengkudu, AKP Drs Maimun R.

Sejauh ini, Polsek Teluk Mengkudu sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi juga mengamankan sejumlah alat bukti, seperti linggis dan gembok yang dirusak dan memintai keterangan sejumlah saksi yang mengetahui kejadian tersebut, Namun, tidak ada yang mengenali para pelaku.
Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Heru Prakoso membenarkan kejadian tersebut, saat ini pihak sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.”Diduga pelaku 6 orang menggunakan senpi, Kasus ini masih dikembangkan untuk mengejar pelaku,”ucap Heru, kemarin, siang, di Mapoldasu di Medan.
Poldasu juga sudah membentuk berkordinasi dengan Polres Serdang Bedagai dan Polsek Teluk Mengkudu untuk melakukan pengejaran dan membekuk para pelaku ini.”Kita sudah membentuk tim bekerja sama dengan kepolisian setempat,” jelas Heru tanpa mengurai jumlah tim dari Poldasu. (ian/gus)

SERGAI-Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kanca Tebingtinggi Cabang Matapao di Jalan Umum Tebingtinggi-Medan dirampok komplotan yang terdiri dari enam pelaku, dua di antaranya bersenjata api (senpi). Uang dalam brankas senilai Rp600 juta yang berada di kantor yang berada di Desa Liberia Simpang Matapao Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) berhasil dibawa kabur pelaku sekira pukul 04.00 WIB, Selasa (16/4).

LOKASI: Kantor BRI Matapao  menjadi korban perampokan.//sopian/SUMUT POS
LOKASI: Kantor BRI Matapao yang menjadi korban perampokan.//sopian/SUMUT POS

Sebelum melakukan aksinya, enam kawanan pelaku terlebih dahulu membekuk dan menyekap penjaga malam bank tersebut. Pelaku tampak lihai dan sudah pengalaman sempat merusak CCTV milik bank. Alhasil rekaman CCTV hanya menunjukkan satu orang pelaku, selebihnya gelap karena dirusak.
Penjaga malam yang disekap bernama Mustajar (45). Tidak hanya Mustajar, sang istri  Juliana (41) dan anaknya yang bernama Jaya Kusuma (17) juga disekap. Mustajar dan keluarga memang tinggal di belakang bangunan BRI tersebut.

Cerita Mustajar, subuh itu dia ingin buang air kecil. Saat itulah dia lihat lampu depan bank padam. Padahal seingat Mustajar lampu itu menyala. Mustajar pun berencana mengecek. Namun, saat dia berjalan meuju bagian depan, tiba-tiba dia disekap.

“Aku dibekuk oleh tiga pelaku, wajah ditutupi oleh kain dan dimasukan ke dalam mobil sejenis Panther. Dalam mobil, aku diancam ‘kalau masih mau hidup jangan teriak’. Terpaksa aku menuruti perintah pelaku yang menodongkan pistol ke bagian perutku,” jelas Mustajar ketika diminta keterangannya di Mapolsek Teluk Mengkudu Kabupaten Sergai.

Merasa tidak bisa melawan, Mustajar hanya duduk sambil berjongkok didalam mobil. Seorang menjaganya dengan terus menodongkan senjata api. Sedangkan dua orang pelaku berjalan ke belakang bangunan bank. “Aku mau berteriak, tetapi mereka berjumlah enam orang. Tiga melakukan penyekapan terhadap aku dan tiga lainnya langsung masuk ke dalam rumah,” terang Mustajar yang sudah 15 tahun menjadi penjaga malam.

Dia juga menerangkan pikirannya terus tertuju pada anak dan istrinya yang berada dalam rumah. Belakangan dia tahu kalau keluarganya itu juga disekap. Belakangan dia juga tahu kalau empat orang pelaku yang berjalan ke belakang bank berhasil merusak gembok besar untuk bisa masuk ke dalam bank.

Pintu depan bank pun coba dijebol dan gembok kembali dipotong menggunakan tank besar. Empat pelaku menarik berangkas uang dari dalam bank kemudian dimasukan ke dalam mobil. Setelah itu, Mustajar dibawa ke dalam  dan kemudian dilempar ke dalam rumah oleh dua orang. “Sempat ditendang dua kali. Mereka tetap mengancam agar jangan teriak kalau mau ingin selamat. Setelah melemparkan aku, mereka berlari menuju mobil dan kabur meninggalkan kami dengan kondisi terikat tali. Kami pun teriak minta tolong,” beber Mustajar.

Mustajar mengaku tak bisa menghafal wajah pelaku. Seingatnya enam pelaku bertubuh tinggi dan kurus. Semuanya menggunakan topi dan sebo (penutup wajah) serta memakai jaket hitam. Dari bahasa yang digunakan, menurut Mustajar, berdialeg Batak.

Di tempat yang sama, Juliana juga menceritakan peristiwa yang dialaminya. Pengakuannya, subuh itu dia masih tidur. Mendadak dua pelaku masuk dan mendekap tubuhnya dengan kuat. Persis dengan yang dialami suaminya, dia juga ditodong pistol dan diancam bunuh jika menjerit.

“Tak sempat melihat orangnya Pak. Tetapi logatnya seperti orang Batak . Dua pelaku memaksa saya agar masuk ke dalam kamar. Saya diikat dengan tali nilon. Mata saya ditutup dengan kolor (celana dalam, Red) dan pintu kamar dikunci dari luar. Saya takut Pak. Jadi saya hanya duduk terdiam di dalam kamar,” jelas Juliana.

Juliana juga menceritakan soal anaknya, Jaya Kesuma. Anaknya itu sedang asyik menonton televisi sambil belajar karena paginya harus mengikuti Ujian Nasional (UN). Jaya dibekuk oleh satu pelaku dengan menutup mata menggunakan kain sarung dan mengikat tangan ke belakang menggunakan tali nilon. Jaya juga mendapat anacaman bunuh jika berteriak. “Itulah yang membuat kami ketakutan dan tak berani berteriak. Mereka mengancam akan menembak jika berteriak. Kami hanya duduk diam saja, saya di kamar, anak saya di ruang tamu, sedangkan suami saya disekap di dalam mobil mereka,” ungkap Juliana.

Sementara itu, pegawai BRI setempat yang berhasil dimintai keterang, Pemirsa Purba, mengatakan seluruh uang di dalam brankas dibawa lari kawanan itu senilai Rp600 juta. Namun, mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tidak dirusak dan beberapa komputer juga tidak dirusak. CCTV milik bank di bagian operator tidak rusak parah, tetapi kabel dibagian dekat CCTV terpotong sehingga gambar yang dihasilkan sebelum kejadian hanya sedikit. “Hasil sementara gambar CCTV milik bank, pelaku hanya terlihat satu orang berjalan menuju depan menggunakan topi dan langsung merusak CCTV.

Selanjutnya BRI Tebingtinggi Cabang Matapao menyerahkan semua kasus tersebut kepada pihak Polres Serdang Bedagai,” terang Pemirsa Purba.
Kapolres Serdang Bedagai AKBP Arif Budiman membenarkan perampokkan tersebut. Petugas kepolisian masih masih memeriksa keterangan tiga orang saksi yang disekap dan memeriksa CCTV milik bank oleh tim IT (informasi Tekhnologi) dari Kepolisian Sumatera Utara (Poldasu).

“Kawanan pelaku sudah prefosional dalam melakukan aksinya karena dalam waktu hanya setengah jam, mereka berhasil membawa kabur brankas berisi uang senilai Rp600 juta,” jelas Kapolsek Teluk Mengkudu, AKP Drs Maimun R.

Sejauh ini, Polsek Teluk Mengkudu sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi juga mengamankan sejumlah alat bukti, seperti linggis dan gembok yang dirusak dan memintai keterangan sejumlah saksi yang mengetahui kejadian tersebut, Namun, tidak ada yang mengenali para pelaku.
Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Heru Prakoso membenarkan kejadian tersebut, saat ini pihak sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.”Diduga pelaku 6 orang menggunakan senpi, Kasus ini masih dikembangkan untuk mengejar pelaku,”ucap Heru, kemarin, siang, di Mapoldasu di Medan.
Poldasu juga sudah membentuk berkordinasi dengan Polres Serdang Bedagai dan Polsek Teluk Mengkudu untuk melakukan pengejaran dan membekuk para pelaku ini.”Kita sudah membentuk tim bekerja sama dengan kepolisian setempat,” jelas Heru tanpa mengurai jumlah tim dari Poldasu. (ian/gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/