30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Sabo Dam Jebol Diterjang Lahar Dingin Sinabung

KARO, SUMUTPOS.CO – Tingginya curah hujan di sekitar lereng Gunung Sinabung menyebabkan lahar dingin kembali terkadi, Jumat (14/5). Kondisi ini diperparah lagi oleh erupsi dan guguran awan panas yang terus terjadi.

TINJAU: Bupati Karo, Cory Seriwaty Sebayang didampingi Wakil Bupati Theopilus Ginting, dan sejumlah forkompimda Karo meninjau jalan kabupaten penghubung Kecamatan Tiganderket – Kuta Buluh yang rusak parah akibat diterjang lahar dingin dari gunung Sinabung, di Simpang Desa Sukatendel Kecamatan Tiganderket.

Materi lahar dingin berupa  bongkahan kayu, batu dan pasir dalam jumlah yang cukup besar itu menyapu areal pertanian warga sekitar. Ironisnya, arus lahar tidak masuk ke jalur Sabo Dam yang sudah selesai dibangun Kementerian PUPR.

  Pasca kejadian, Bupati Karo, Cory Seriwaty Sebayang didampingi Wakil Bupati Theopilus Ginting, Kapolres AKBP Yustinus Setyo, Dandim 0205/TK Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto, Kepala Dinas PUPR, Edward Pontianus Sinulingga dan sejumlah Kadis OPD terkait lainnya langsung bergerak ke lapangan meninjau jalan kabupaten penghubung Kecamatan Tiganderket – Kuta Buluh yang rusak parah akibat diterjang lahar dingin dari gunung Sinabung, di Simpang Desa Sukatendel Kecamatan Tiganderket.

 Menurut Bupati Karo, pada kemiringan lereng curam, mengalirnya banjir lahar ke arah dataran lebih rendah berlangsung sangat cepat. Lanjutnya, daya kikis atau daya tumbuk arus banjir lahar terhadap tepi sungai akan semakin kuat. “Sayangnya arus laharan yang terjadi tidak terlokalisir ke area sabo dam, sehingga arus laharan ini meluap dan menyapu areal pertanian dan sempat menutup badan jalan,” katanya.

  Setelah kita tinjau, sabo dam yang dibangun Kementerian PUPR dengan dana yang tidak sedikit untuk mengendalikan jalur lahar dingin, tidak mampu mengakomodir arus lahar yang membawa material bongkahan kayu, batu, pasir dan kerikil dengan jumlah yang sangat banyak, beber Bupati.

 ”Sabo Dam jebol, akibat ganasnya terjangan arus aliran sungai Bakerah dari Gunung Sinabung, sabo dam yang kelihatan kokoh dan kuat jebol juga. Otomatis dampak laharan ini memunculkan persoalan baru. “Banjir lahar dingin Sinabung dari dulu memang memiliki daya rusak yang kuat,” ungkap Cory S Sebayang.

 Menyinggung solusi sementara, Bupati Karo langsung mengerahkan alat berat excavator, grader dan dumtruk untuk menormalisasikan 4 sabo dam maupun menormalisasi badan jalan penghubung Tiganderket – Kutabuluh yang sementara sulit dilalui kendaraan roda empat tanpa double cabin.

 Selain itu, alat berat ini akan membersihkan material berupa bongkahan batu kecil dan besar, kayu, pasir dan kerikil, guna antisipasi terburuk lahar dingin susulan, sebut Cory. Untuk tanaman pertanian warga yang diselimuti abu vulkanik, imbuh Cory S Sebayang, akan dibantu pembersihannya. “Sebanyak 40 unit blower direncanakan akan diturunkan. Alat ini nantinya akan dioperasikan oleh kelompok tani (Poktan) yang berada di desa terdampak,” ujar Bupati.

 Sekedar mengingatkan, dua paket proyek pengendali banjir lahar dingin Sinabung (Sabo Dam) mencapai Rp280 miliar (dua paket) dengan rincian, masing-masing memiliki nilai kontrak Rp170,92 miliar dan Rp111,18 miliar dibangun selama tiga tahun sejak tahun 2017 hingga 2019. (deo)

KARO, SUMUTPOS.CO – Tingginya curah hujan di sekitar lereng Gunung Sinabung menyebabkan lahar dingin kembali terkadi, Jumat (14/5). Kondisi ini diperparah lagi oleh erupsi dan guguran awan panas yang terus terjadi.

TINJAU: Bupati Karo, Cory Seriwaty Sebayang didampingi Wakil Bupati Theopilus Ginting, dan sejumlah forkompimda Karo meninjau jalan kabupaten penghubung Kecamatan Tiganderket – Kuta Buluh yang rusak parah akibat diterjang lahar dingin dari gunung Sinabung, di Simpang Desa Sukatendel Kecamatan Tiganderket.

Materi lahar dingin berupa  bongkahan kayu, batu dan pasir dalam jumlah yang cukup besar itu menyapu areal pertanian warga sekitar. Ironisnya, arus lahar tidak masuk ke jalur Sabo Dam yang sudah selesai dibangun Kementerian PUPR.

  Pasca kejadian, Bupati Karo, Cory Seriwaty Sebayang didampingi Wakil Bupati Theopilus Ginting, Kapolres AKBP Yustinus Setyo, Dandim 0205/TK Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto, Kepala Dinas PUPR, Edward Pontianus Sinulingga dan sejumlah Kadis OPD terkait lainnya langsung bergerak ke lapangan meninjau jalan kabupaten penghubung Kecamatan Tiganderket – Kuta Buluh yang rusak parah akibat diterjang lahar dingin dari gunung Sinabung, di Simpang Desa Sukatendel Kecamatan Tiganderket.

 Menurut Bupati Karo, pada kemiringan lereng curam, mengalirnya banjir lahar ke arah dataran lebih rendah berlangsung sangat cepat. Lanjutnya, daya kikis atau daya tumbuk arus banjir lahar terhadap tepi sungai akan semakin kuat. “Sayangnya arus laharan yang terjadi tidak terlokalisir ke area sabo dam, sehingga arus laharan ini meluap dan menyapu areal pertanian dan sempat menutup badan jalan,” katanya.

  Setelah kita tinjau, sabo dam yang dibangun Kementerian PUPR dengan dana yang tidak sedikit untuk mengendalikan jalur lahar dingin, tidak mampu mengakomodir arus lahar yang membawa material bongkahan kayu, batu, pasir dan kerikil dengan jumlah yang sangat banyak, beber Bupati.

 ”Sabo Dam jebol, akibat ganasnya terjangan arus aliran sungai Bakerah dari Gunung Sinabung, sabo dam yang kelihatan kokoh dan kuat jebol juga. Otomatis dampak laharan ini memunculkan persoalan baru. “Banjir lahar dingin Sinabung dari dulu memang memiliki daya rusak yang kuat,” ungkap Cory S Sebayang.

 Menyinggung solusi sementara, Bupati Karo langsung mengerahkan alat berat excavator, grader dan dumtruk untuk menormalisasikan 4 sabo dam maupun menormalisasi badan jalan penghubung Tiganderket – Kutabuluh yang sementara sulit dilalui kendaraan roda empat tanpa double cabin.

 Selain itu, alat berat ini akan membersihkan material berupa bongkahan batu kecil dan besar, kayu, pasir dan kerikil, guna antisipasi terburuk lahar dingin susulan, sebut Cory. Untuk tanaman pertanian warga yang diselimuti abu vulkanik, imbuh Cory S Sebayang, akan dibantu pembersihannya. “Sebanyak 40 unit blower direncanakan akan diturunkan. Alat ini nantinya akan dioperasikan oleh kelompok tani (Poktan) yang berada di desa terdampak,” ujar Bupati.

 Sekedar mengingatkan, dua paket proyek pengendali banjir lahar dingin Sinabung (Sabo Dam) mencapai Rp280 miliar (dua paket) dengan rincian, masing-masing memiliki nilai kontrak Rp170,92 miliar dan Rp111,18 miliar dibangun selama tiga tahun sejak tahun 2017 hingga 2019. (deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/