32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

50 Warga Ikuti Workshop Desa Wisata di Samosir

ist
DIABADIKAN: Warga pemilik Homestay diabadikan bersama perwakilan Kemenpar RI usai mengikuti works tentang Desa Wisata di Huta Balian, Kecamatan Sianjur Mulamula, Jumat (14/6).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 50 warga ikuti workshop tentang Homestay dan Desa Wisata yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar), di Huta Balian, Kecamatan Sianjur Mulamula, persisnya dibawah kaki Pusuk Buhit, Jumat (14/6).

Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Plt Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Daulat Nainggolan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Kemenpar kepada 50 warga yang juga pemilik homestay di Samosir tersebut.

Daulat berharap Kemenpar tidak bosan memberikan bimbingan dan arahan kepada masyarakat tentang Desa Wisata.

“Ini sudah kesekian kalinya Kemenpar datang. Selain memberikan bantuan, juga memberikan pengetahuan yang penting untuk masyarakat Desa Wisata di Samosir,” ujar Daulat.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Regional I Kementerian Pariwisata, Lokot Ahmad Enda mengatakan, Rumah Batak (Jabu Sopo) harus dilestarikan. Pasalnya, rumah tradisional milik warga yang dijadikan homestay ini menjadi kekuatan Desa Wisata di Samosir.

“Dengan keunikan dan keaslian rumah Batak ini, membuat wisatawan lebih berhasrat ingin menginap di homestay di Desa Wisata ini. Sebab mereka ingin merasakan sensasinya,” ujar Lokot.

Namun, Lokot mengingatkan para pelaku homestay agar memperhatikan kebersihan, khususnya toilet. Menurutnya, bila toilet bersih, tamu akan lebih betah tinggal di homestay.

“Karena kesan yang dibawa tamu adalah kenyamanan, itu yang menentukan adalah kebersihan. Mereka akan lebih betah bila toiletnya bersih selain kamarnya,” kata Lokot.

Untuk memenuhi standar kelayakan kamar, Kemenpar memberikan bantuan untuk homestay di dua desa wisata ini. Bantuan berupa berupa 10 paket untuk masing-masing Desa Wisata. Satu paket berisi 1 springbed, 2 bantal, 2 guling, 1 seprei, 1 bed cover, dan 1 buku tamu.

“Homestay di sini nanti tinggal membenahi toiletnya. Hanya dengan modal beberapa ratus ribu untuk beli keramik, toilet pasti sudah bagus. Dananya bisa menggunakan dari Dana Desa atau Dana Alokasi Khusus (DAK),” tuturnya.

Selain itu, Lokot juga menyarankan untuk lebih mengembangkan commercial value desa wisata. Di antaranya barang khas yang bisa dijadikan oleh-oleh pengunjung desa wisata.(mag-8/han)

ist
DIABADIKAN: Warga pemilik Homestay diabadikan bersama perwakilan Kemenpar RI usai mengikuti works tentang Desa Wisata di Huta Balian, Kecamatan Sianjur Mulamula, Jumat (14/6).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 50 warga ikuti workshop tentang Homestay dan Desa Wisata yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar), di Huta Balian, Kecamatan Sianjur Mulamula, persisnya dibawah kaki Pusuk Buhit, Jumat (14/6).

Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Plt Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Daulat Nainggolan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Kemenpar kepada 50 warga yang juga pemilik homestay di Samosir tersebut.

Daulat berharap Kemenpar tidak bosan memberikan bimbingan dan arahan kepada masyarakat tentang Desa Wisata.

“Ini sudah kesekian kalinya Kemenpar datang. Selain memberikan bantuan, juga memberikan pengetahuan yang penting untuk masyarakat Desa Wisata di Samosir,” ujar Daulat.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Regional I Kementerian Pariwisata, Lokot Ahmad Enda mengatakan, Rumah Batak (Jabu Sopo) harus dilestarikan. Pasalnya, rumah tradisional milik warga yang dijadikan homestay ini menjadi kekuatan Desa Wisata di Samosir.

“Dengan keunikan dan keaslian rumah Batak ini, membuat wisatawan lebih berhasrat ingin menginap di homestay di Desa Wisata ini. Sebab mereka ingin merasakan sensasinya,” ujar Lokot.

Namun, Lokot mengingatkan para pelaku homestay agar memperhatikan kebersihan, khususnya toilet. Menurutnya, bila toilet bersih, tamu akan lebih betah tinggal di homestay.

“Karena kesan yang dibawa tamu adalah kenyamanan, itu yang menentukan adalah kebersihan. Mereka akan lebih betah bila toiletnya bersih selain kamarnya,” kata Lokot.

Untuk memenuhi standar kelayakan kamar, Kemenpar memberikan bantuan untuk homestay di dua desa wisata ini. Bantuan berupa berupa 10 paket untuk masing-masing Desa Wisata. Satu paket berisi 1 springbed, 2 bantal, 2 guling, 1 seprei, 1 bed cover, dan 1 buku tamu.

“Homestay di sini nanti tinggal membenahi toiletnya. Hanya dengan modal beberapa ratus ribu untuk beli keramik, toilet pasti sudah bagus. Dananya bisa menggunakan dari Dana Desa atau Dana Alokasi Khusus (DAK),” tuturnya.

Selain itu, Lokot juga menyarankan untuk lebih mengembangkan commercial value desa wisata. Di antaranya barang khas yang bisa dijadikan oleh-oleh pengunjung desa wisata.(mag-8/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/