30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

104.862 Pelamar Lulus SBM PTN 2014

JAKARTA- Usai sudah rangkaian penjaringan calon mahasiswa baru melalui saringan SBM PTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) 2014. Dari jumlah pendaftar 664 ribu orang, panitia memutuskan 104.862 diantaranya lulus SBM PTN.

Ketua Umum SBM PTN 2014 Ganjar Kurnia mengatakan, komposisi mahasiswa yang diterima melalui jalur SBM PTN itu setara 30-40 persen kuota mahasiswa baru di seluruh PTN. Sedangkan 50 persen kuota mahasiswa baru lainnya atau sejumlah 125.406 kursi, diisi dari saringan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN). Sisanya sekitar 10-20 persen kuota mahasiswa baru diisi dari seleksi mandiri di masing-masing kampusn
Pria yang juga rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu menjelaskan, tidak ada perbedaan mencolok antara jumlah mahasiswa baru yang diterima di rumpun saintek dengan soshum (sosial humaniora). Mahasiswa baru yang diterima untuk rumpun saintek adalah 50.154 orang (47,83 persen). Sedangkan untuk rumpun soshum berjumlah 54.708 orang (52,17 persen).

Lima prodi paling dimintai dalam rumpun saintek adalah teknik informatika, pendidikan dokter, teknik sipil, psikologi, dan farmasi. “Psikologi cukup tinggi ini menarik. Mungkin pertimbangannya karena sekarang banyak masyarakat yang sakit,” tutur Ganjar, lantas tertawa.

Kemudian lima prodi paling diminati di rumpun soshum adalah, manajemen, akuntansi, pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), hukum, dan ilmu komunikasi. Ganjar juga memberikan perhatian khusus kepada peminat PGSD ini. Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, peminat menjadi guru terus meningkat. Diantaranya disebabkan oleh penghasilan sebagai guru, khususnya guru PNS, saat ini cukup besar.

Ganjar kemudian menjelaskan tentang alokasi beasiswa pendidikan mahasiswa miskin (bidik misi). Ia mengatakan ada 80.919 pelamar SBM PTN sekaligus mengajukan bidik misi. Dari jumlah itu, 16.472 pelamar dinyatakan lulus SBM PTN.

Sayangnya pelamar bidik misi yang lulus ujian itu tersebar di kampus-kampus kelas dua. Lima besar PTN penerima mahasiswa bidik misi jalur SBM PTN adalah Universitas Trunojoyo Madura sebanyak 895 orang, Universitas Negeri Semarang (801 orang), Universitas Negeri Malang (711), Universitas Negeri Gorontalo (711), dan Universitas Brawijaya (662).

Kampus-kampus papan atas seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, tidak masuk dalam daftar sepuluh besar PTN dengan jumlah mahasiswa bidik misi terbanyak.

Padahal jumlah kuota mahasiswa baru di kampus-kampu top itu sangat banyak. Sehingga seharusnya kuota mahasiswa penerima bidik misi juga besar. Sebab alokasi kuota mahasiswa bidik misi berbanding lurus dengan kuota mahasiswa baru di sebuah PTN.

Menanggapi kecenderungan kampus top yang tidak banyak menerima mahasiswa bidik misi itu, Ganjar mengatakan kampus-kampus grade A bisa jadi memiliki indeks penilaian tinggi. “Bisa jadi aslinya pelamar bidik misinya banyak, tetapi karena indeks saringannya ketat mereka tidak lolos,” katanya.

Dia menegaskan bahwa kuota bidik misi tidak hanya diisi oleh mahasiswa yang miskin saja. Tetapi selain miskin, mahasiswa yang berhak duduk sebagai penerima bidik misi juga wajib memenuhi kriteria akademik. “Prinsipnya kuota bidik misi yang diterima masing-masing PTN itu harus terserap semuanya,” kata dia. (wan/mia)

JAKARTA- Usai sudah rangkaian penjaringan calon mahasiswa baru melalui saringan SBM PTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) 2014. Dari jumlah pendaftar 664 ribu orang, panitia memutuskan 104.862 diantaranya lulus SBM PTN.

Ketua Umum SBM PTN 2014 Ganjar Kurnia mengatakan, komposisi mahasiswa yang diterima melalui jalur SBM PTN itu setara 30-40 persen kuota mahasiswa baru di seluruh PTN. Sedangkan 50 persen kuota mahasiswa baru lainnya atau sejumlah 125.406 kursi, diisi dari saringan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN). Sisanya sekitar 10-20 persen kuota mahasiswa baru diisi dari seleksi mandiri di masing-masing kampusn
Pria yang juga rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu menjelaskan, tidak ada perbedaan mencolok antara jumlah mahasiswa baru yang diterima di rumpun saintek dengan soshum (sosial humaniora). Mahasiswa baru yang diterima untuk rumpun saintek adalah 50.154 orang (47,83 persen). Sedangkan untuk rumpun soshum berjumlah 54.708 orang (52,17 persen).

Lima prodi paling dimintai dalam rumpun saintek adalah teknik informatika, pendidikan dokter, teknik sipil, psikologi, dan farmasi. “Psikologi cukup tinggi ini menarik. Mungkin pertimbangannya karena sekarang banyak masyarakat yang sakit,” tutur Ganjar, lantas tertawa.

Kemudian lima prodi paling diminati di rumpun soshum adalah, manajemen, akuntansi, pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), hukum, dan ilmu komunikasi. Ganjar juga memberikan perhatian khusus kepada peminat PGSD ini. Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, peminat menjadi guru terus meningkat. Diantaranya disebabkan oleh penghasilan sebagai guru, khususnya guru PNS, saat ini cukup besar.

Ganjar kemudian menjelaskan tentang alokasi beasiswa pendidikan mahasiswa miskin (bidik misi). Ia mengatakan ada 80.919 pelamar SBM PTN sekaligus mengajukan bidik misi. Dari jumlah itu, 16.472 pelamar dinyatakan lulus SBM PTN.

Sayangnya pelamar bidik misi yang lulus ujian itu tersebar di kampus-kampus kelas dua. Lima besar PTN penerima mahasiswa bidik misi jalur SBM PTN adalah Universitas Trunojoyo Madura sebanyak 895 orang, Universitas Negeri Semarang (801 orang), Universitas Negeri Malang (711), Universitas Negeri Gorontalo (711), dan Universitas Brawijaya (662).

Kampus-kampus papan atas seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, tidak masuk dalam daftar sepuluh besar PTN dengan jumlah mahasiswa bidik misi terbanyak.

Padahal jumlah kuota mahasiswa baru di kampus-kampu top itu sangat banyak. Sehingga seharusnya kuota mahasiswa penerima bidik misi juga besar. Sebab alokasi kuota mahasiswa bidik misi berbanding lurus dengan kuota mahasiswa baru di sebuah PTN.

Menanggapi kecenderungan kampus top yang tidak banyak menerima mahasiswa bidik misi itu, Ganjar mengatakan kampus-kampus grade A bisa jadi memiliki indeks penilaian tinggi. “Bisa jadi aslinya pelamar bidik misinya banyak, tetapi karena indeks saringannya ketat mereka tidak lolos,” katanya.

Dia menegaskan bahwa kuota bidik misi tidak hanya diisi oleh mahasiswa yang miskin saja. Tetapi selain miskin, mahasiswa yang berhak duduk sebagai penerima bidik misi juga wajib memenuhi kriteria akademik. “Prinsipnya kuota bidik misi yang diterima masing-masing PTN itu harus terserap semuanya,” kata dia. (wan/mia)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/