25 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Sinabung Masih Mengancam, Tetaplah Bermasker

Foto: Anita/PM Abu vulkanik menyelimuti sebuah mobil dan jalanan di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumut, Selasa (15/9/2015).
Foto: Anita/PM
Abu vulkanik menyelimuti sebuah mobil dan jalanan di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumut, Selasa (15/9/2015).

KARO, SUMUTPOS.CO – Pasca berstatus awas (level IV) pada 2 Juni 2015 lalu, aktivitas Gunung Sinabung terus menunjukkan peningkatan. Erupsi pada Selasa 15 September adalah letusan terbesar dalam seminggu terakhir. Debu vulkanik bercampur pasir yang dimuntahkan Sinabung mengguyur kota Kabanjahe dan Berastagi. Meski tak ada erupsi susulan, tapi tremor terus terjadi hingga potensi erupsi susulan masih tinggi.

Armen Putra petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM saat dihubungi via telepon seluler, Rabu (16/9) siang, mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan tidak melakukan aktifitas di radius 7 kilometer ke arah selatan-tenggara dan radius 6 km ke arah timur dari puncak gunung.

“Kita tidak bisa memprediksi adanya letusan besar. Hanya saja kalau aktivitas semakin tinggi, setidaknya kita harus waspada,” ujarnya.

Sejak Sinabung berstatus level IV (awas) pada 2 Juni 2015 lalu, aktivitasnya semakin meningkat. Untuk rencana kontinjensi menghadapi skenario terburuk dampak letusan, pihak BNPB sedang mempersiapkannya. Rencana kontinjensi dimaksud sebagai acuan dalam pengambilan keputusan cepat penentuan tindakan awal pada saat terjadi bencana antara lain jalur evakuasi, titik-titik pengungsian dan kapasitasnya.

“Kami tidak bisa mengurus terlalu jauh mengenai kontijensi. PVMBG hanya bisa melakukan koordinasi dengan pemerintah soal aktivitas gunung setiap hari. Apabila aktivitas semakin tinggi dan dampaknya besar. PVMBG hanya bisa merekomendasi,” sebutnya.

Untuk itu lanjutnya, pihaknya tak bosan terus mengimbau masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan. Terlebih untuk menjauhi radius 7 kilometer jalur sektor awan panas timur–tenggara.

“Untuk daerah yang terimbas material debu vulkanik agar selalu mengenakan masker, menutup sumber air bersih, dan kalau bisa keluar rumah seperlunya saja. Hal tersebut untuk menghindari efek penyakit yang dapat ditimbulkan oleh debu vulkanik yang bercampur zat besi dan belerang,” pungkasnya.

Sehari pasca erupsi, Rabu (16/9) mulai pukul 00.00 Wib hingga sore hari, Sinabung beraktivitas normal dan tenang. Sejak pagi hingga sore, cuaca mendung, angin bergerak perlahan menuju timur dengan suhu udara berkisar 18 derajat celcius. Visual gunung Sinabung bagian puncak dan kaki terlihat jelas.

Sementara ladang dan seluruh tanaman pertanian milik warga yang berada di radius 10 km masih diselimuti abu vulkanik.Untuk mengantisipasi kerusakan, sejumlah petani terlihat melakukan penyemprotan tanaman miliknya. Abu vulkanik tebal juga masih menutupi sejumlah ruas jalan di seputaran kota Kabanjahe. Terlihat satu – dua warga masih melakukan penyemprotan badan jalan dan juga pembersihan atap rumah dari guguran abu vulkanik.

Menjelang siang hari, sekira pukul 14.15 Wib hingga pukul 14.45 Wib, hujan deras mengguyur kota Kabanjahe sekitarnya. (cr-7/cr-5/deo)

Foto: Anita/PM Abu vulkanik menyelimuti sebuah mobil dan jalanan di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumut, Selasa (15/9/2015).
Foto: Anita/PM
Abu vulkanik menyelimuti sebuah mobil dan jalanan di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumut, Selasa (15/9/2015).

KARO, SUMUTPOS.CO – Pasca berstatus awas (level IV) pada 2 Juni 2015 lalu, aktivitas Gunung Sinabung terus menunjukkan peningkatan. Erupsi pada Selasa 15 September adalah letusan terbesar dalam seminggu terakhir. Debu vulkanik bercampur pasir yang dimuntahkan Sinabung mengguyur kota Kabanjahe dan Berastagi. Meski tak ada erupsi susulan, tapi tremor terus terjadi hingga potensi erupsi susulan masih tinggi.

Armen Putra petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM saat dihubungi via telepon seluler, Rabu (16/9) siang, mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan tidak melakukan aktifitas di radius 7 kilometer ke arah selatan-tenggara dan radius 6 km ke arah timur dari puncak gunung.

“Kita tidak bisa memprediksi adanya letusan besar. Hanya saja kalau aktivitas semakin tinggi, setidaknya kita harus waspada,” ujarnya.

Sejak Sinabung berstatus level IV (awas) pada 2 Juni 2015 lalu, aktivitasnya semakin meningkat. Untuk rencana kontinjensi menghadapi skenario terburuk dampak letusan, pihak BNPB sedang mempersiapkannya. Rencana kontinjensi dimaksud sebagai acuan dalam pengambilan keputusan cepat penentuan tindakan awal pada saat terjadi bencana antara lain jalur evakuasi, titik-titik pengungsian dan kapasitasnya.

“Kami tidak bisa mengurus terlalu jauh mengenai kontijensi. PVMBG hanya bisa melakukan koordinasi dengan pemerintah soal aktivitas gunung setiap hari. Apabila aktivitas semakin tinggi dan dampaknya besar. PVMBG hanya bisa merekomendasi,” sebutnya.

Untuk itu lanjutnya, pihaknya tak bosan terus mengimbau masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan. Terlebih untuk menjauhi radius 7 kilometer jalur sektor awan panas timur–tenggara.

“Untuk daerah yang terimbas material debu vulkanik agar selalu mengenakan masker, menutup sumber air bersih, dan kalau bisa keluar rumah seperlunya saja. Hal tersebut untuk menghindari efek penyakit yang dapat ditimbulkan oleh debu vulkanik yang bercampur zat besi dan belerang,” pungkasnya.

Sehari pasca erupsi, Rabu (16/9) mulai pukul 00.00 Wib hingga sore hari, Sinabung beraktivitas normal dan tenang. Sejak pagi hingga sore, cuaca mendung, angin bergerak perlahan menuju timur dengan suhu udara berkisar 18 derajat celcius. Visual gunung Sinabung bagian puncak dan kaki terlihat jelas.

Sementara ladang dan seluruh tanaman pertanian milik warga yang berada di radius 10 km masih diselimuti abu vulkanik.Untuk mengantisipasi kerusakan, sejumlah petani terlihat melakukan penyemprotan tanaman miliknya. Abu vulkanik tebal juga masih menutupi sejumlah ruas jalan di seputaran kota Kabanjahe. Terlihat satu – dua warga masih melakukan penyemprotan badan jalan dan juga pembersihan atap rumah dari guguran abu vulkanik.

Menjelang siang hari, sekira pukul 14.15 Wib hingga pukul 14.45 Wib, hujan deras mengguyur kota Kabanjahe sekitarnya. (cr-7/cr-5/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/