30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tuntut Transparansi Dana BOS dan Fasilitas Sekolah, Ratusan Siswa SMAN 1 Tiga Nderket Mogok Belajar

MOGOK: Siswa SMAN-1 mogok belajar menuntut Transfaransi Dana BOS

KARO, SUMUTPOS.CO – Ratusan siswa SMA Negeri 1 Tiga Nderket, di Jalan Pendidikan, Desa Tiga Nderket, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, menggelar aksi demo menuntut pihak sekolah transparan dalam pengelolaan dana BOS.

Selain itu, mereka juga menuntut perbaikan fasilitas sekolah yang rusak hingga mengganggu kegiatan belajar mengajar, Senin (16/9) siang. Data yang dihimpun, sejak pagi ratusan siswa dari kelas X, XI, dan XII sudah berkumpul di lapangan sekolah. Dengan membawa spanduk dan kertas yang ditulis, para siswa ini meminta kepada Kepala Sekolah, Jasua Surbakti, memaparkan kejelasan Dana BOS yang diduga sarat penyelewengan.

Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas milik sekolah yang rusak dan tidak diganti, seperti ruang sekolah yang atapnya jebol, jendela yang pecah, pembatas ruangan sekolah yang menggunakan karton, dan kamar mandi yang rusak dan tak layak.

Salah seorang siswa, Replita br Ginting (16) mengatakan, selama dua tahun belajar di sekolah tersebut, fasilitas sekolah yang rusak belum diperbaiki. “Aku udah 2 tahun disini bang, tapi sejak masuk sampe sekarang, atap jebol, kaca pecah, kamar mandi, masih rusak bang, Gak diperbaiki. Jadi kemana ini dana BOS nya? Kami minta kejelasan dan transparan soal dana bos itu, kemana ditujukan,” terangnya.

Dirinya juga mengatakan kalau seluruh siswa pada saat masuk pelajaran baru dimintai uang sebesar Rp500 ribu, dengan alasan untuk membangun jalan gang menuju sekolah yang rusak.

Para siswa pun berharap kepada pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah untuk menjelaskan perihal transparansi dana BOS yang masuk ke sekolah. Dan berharap agar fasilitas di sekolah untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Aksi demo siswa ini membuat aktivitas belajar mengajar lumpuh total satu harian dikarenakan siswa tidak mau kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar. Bahkan siswa sempat anarkis, ruangan sekolah dirusak. Bangku serta kaca dirusak oleh siswa yang kesal karena tidak adanya kejelasan dari Kepala Sekolah mengenai kejelasan soal transparansi dana BOS.

Pihak kepolisian dari Sektor Tiga Nderket dan Koramil 05 Payung bersama Camat Tiganderket Sukur Brahmana yang mengetahui kejadian tersebut langsung turun ke lokasi untuk mengamankan dan mengkondusifkan situasi.

Menurut Kepala Sekolah, Jasua Surbakti, mengaku, dana BOS tidak bisa digunakan untuk keperluan fasilitas sekolah.

Lanjut saat ditanyai mengenai soal adanya pengutipan uang Rp500 ribu untuk alasan perbaikan jalan gang menuju sekolah dan pengutipan uang komite Rp50 ribu, dia berkhilah kalau tidak ada kutipan tersebut. “Enggak ada itu, gak ada dikutip,” kilahnya yang terlihat gugup saat dicecar pertanyaan.

Begitu juga saat ditanyai mengenai alokasi dana BOS untuk keperluan buku para siswa, dirinya mengaku kalau dari dana BOS per siswa mendapat Rp 1,4 juta yang digunakan untuk keperluan operasional sekolah. Dan juga untuk alokasi dana BOS untuk pembelian buku sebesar 20 persen.

“Itu ada alokasi dana 20 persen dari 500 juta lebih untuk alokasi buku, tapi itu gak bisa langsung harus bertahap. Kalau sisanya ada di buku, lupa saya kemana lagi, tapi untuk operasional sekolah,” ujarnya. (deo/han)

MOGOK: Siswa SMAN-1 mogok belajar menuntut Transfaransi Dana BOS

KARO, SUMUTPOS.CO – Ratusan siswa SMA Negeri 1 Tiga Nderket, di Jalan Pendidikan, Desa Tiga Nderket, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, menggelar aksi demo menuntut pihak sekolah transparan dalam pengelolaan dana BOS.

Selain itu, mereka juga menuntut perbaikan fasilitas sekolah yang rusak hingga mengganggu kegiatan belajar mengajar, Senin (16/9) siang. Data yang dihimpun, sejak pagi ratusan siswa dari kelas X, XI, dan XII sudah berkumpul di lapangan sekolah. Dengan membawa spanduk dan kertas yang ditulis, para siswa ini meminta kepada Kepala Sekolah, Jasua Surbakti, memaparkan kejelasan Dana BOS yang diduga sarat penyelewengan.

Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas milik sekolah yang rusak dan tidak diganti, seperti ruang sekolah yang atapnya jebol, jendela yang pecah, pembatas ruangan sekolah yang menggunakan karton, dan kamar mandi yang rusak dan tak layak.

Salah seorang siswa, Replita br Ginting (16) mengatakan, selama dua tahun belajar di sekolah tersebut, fasilitas sekolah yang rusak belum diperbaiki. “Aku udah 2 tahun disini bang, tapi sejak masuk sampe sekarang, atap jebol, kaca pecah, kamar mandi, masih rusak bang, Gak diperbaiki. Jadi kemana ini dana BOS nya? Kami minta kejelasan dan transparan soal dana bos itu, kemana ditujukan,” terangnya.

Dirinya juga mengatakan kalau seluruh siswa pada saat masuk pelajaran baru dimintai uang sebesar Rp500 ribu, dengan alasan untuk membangun jalan gang menuju sekolah yang rusak.

Para siswa pun berharap kepada pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah untuk menjelaskan perihal transparansi dana BOS yang masuk ke sekolah. Dan berharap agar fasilitas di sekolah untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Aksi demo siswa ini membuat aktivitas belajar mengajar lumpuh total satu harian dikarenakan siswa tidak mau kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar. Bahkan siswa sempat anarkis, ruangan sekolah dirusak. Bangku serta kaca dirusak oleh siswa yang kesal karena tidak adanya kejelasan dari Kepala Sekolah mengenai kejelasan soal transparansi dana BOS.

Pihak kepolisian dari Sektor Tiga Nderket dan Koramil 05 Payung bersama Camat Tiganderket Sukur Brahmana yang mengetahui kejadian tersebut langsung turun ke lokasi untuk mengamankan dan mengkondusifkan situasi.

Menurut Kepala Sekolah, Jasua Surbakti, mengaku, dana BOS tidak bisa digunakan untuk keperluan fasilitas sekolah.

Lanjut saat ditanyai mengenai soal adanya pengutipan uang Rp500 ribu untuk alasan perbaikan jalan gang menuju sekolah dan pengutipan uang komite Rp50 ribu, dia berkhilah kalau tidak ada kutipan tersebut. “Enggak ada itu, gak ada dikutip,” kilahnya yang terlihat gugup saat dicecar pertanyaan.

Begitu juga saat ditanyai mengenai alokasi dana BOS untuk keperluan buku para siswa, dirinya mengaku kalau dari dana BOS per siswa mendapat Rp 1,4 juta yang digunakan untuk keperluan operasional sekolah. Dan juga untuk alokasi dana BOS untuk pembelian buku sebesar 20 persen.

“Itu ada alokasi dana 20 persen dari 500 juta lebih untuk alokasi buku, tapi itu gak bisa langsung harus bertahap. Kalau sisanya ada di buku, lupa saya kemana lagi, tapi untuk operasional sekolah,” ujarnya. (deo/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/