SERGAI, SUMUTPOS.CO – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), melaunching Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), yang ditandai dengan pemotongan pita oleh Kepala BKKBN Kabupaten Sergai bersama Camat Tanjungberingin di Kantor Desa Pekan Tanjungberingin, Kecamatan Tanjungberingin, Senin (14/11) lalu.
Pada kesempatan itu, Kepala BKKBN Kabupaten Sergai, Helmi NI Sinaga mengatakan, Dashat merupakan program dari BKKBN Sumatera Utara (Sumut), dalam upaya menurunkan angka stunting anak.
“Untuk di Sergai, sudah ada 6 desa yang melaksanakan launching Dashat. Tanjungberingin baru kali ini diadakan launching, yakni di Desa Pekan Tanjungberingin. Kami berharap, nantinya semua desa di Tanjungberingin bisa melaksanakan program ini,” ungkap Helmi.
Helmi juga menyampaikan harapannya, agar semua pihak memiliki rasa kepedulian, serta mau bertanggung jawab terhadap stunting anak di Kecamatan Tanjungberingin pada umumnya, dan Desa Pekan Tanjungberingin secara khusus.
“Harapan saya, agar semua pihak, baik itu kepala desa, pendamping desa, tokoh masyarakat, serta tokoh agama, bisa bertanggung jawab terhadap stunting anak. Agar angka stunting bisa menurun,” jelasnya lagi.
Dia pun mengatakan, angka stunting di Kabupaten Sergai paling tinggi berada di Kecamatan Sei Rampah. Sementara di Kecamatan Tanjungberingin, ada 68 kasus stunting.
“Meski angka kasus stunting di Tanjungberingin lebih rendah dari Sei Rampah, namun kita harus tetap fokus dalam upaya melakukan penurunan. Serta bersenergi mengatasi adanya risiko stunting,” imbau Helmi.
Sementara itu, Camat Tanjungberingin, Elmiati mengatakan, dengan adanya Program Dashat ini, akan jadi penguatan pemberdayaan Kampung KB, dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Sergai.
Dia juga mengimbau, agar semua stakeholder yang ada di Kecamatan Tanjungberingin saling besinergi dalam menurunkan angka stunting. Elmiati pun berharap, Program Dashat yang sudah ada ini, bisa diimplementasikan seluruh keluarga yang berisiko stunting, maupun keluarga yang mempunyai anak stunting. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan angka stunting di Kecamatan Tanjungberingin.
“Di Tanjungberingin, yang paling tinggi angka stuntingnya adalah Desa Pekan Tanjungberingin dengan 24 kasus. Kedua, Desa Bagan Kuala, sekitar 12 kasus. Dan ketiga, Desa Tebingtinggi, dengan 11 kasus. Sedangkan desa lain, hanya sekitar 3 sampai 4 kasus,” paparnya. (mag-4/saz)