26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

IS, Terduga Teroris Jarang Bergaul

TEBINGTINGGI – Densus 88 menggunakan sebo mengamankan terduga teroris IS alias Ono pemilik Kangen Water warga Dusun IX Desa Paya Bagas Pondok Ringin Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Tersangka langsung digiring ke Poldasu.
Menurut keterangan Kepala Dusun (Kadus), Syaiful (46) Dusun IX Desa Paya Bagas Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai, Sabtu (17/12), IS diamankan Densus 88 dan Poldasu di Jalan SM Raja Kelurahan Bandar Sono Kecamatan Padang Hulu Kota Tebingtinggi, Jumat kemarin (16/12) sekira pukul 13.00 WIB.

Dari keterangan Syaiful bahwa rombongan petugas yang mengaku dari pihak kepolisian membawa surat penangkapan dan dibaca langsung sama istri dari terduga teroris, W untuk mengamankan terduga teroris. Ketika sampai dikediaman rumah terduga teroris, pihak kepolisian langsung membawa Kadus Syaiful dan Kepada Desa Paya Bagas Imam Mahyuzar untuk menyaksikan penggeledahan kedalam rumah terduga.

Setelah diizinkan oleh pihak istri, petugas kepolisian masuk ke dalam dan mengamankan sebuah pedang samurai kondisi berkarat, busur anak panah sebanyak 7 buah, busur satu buah dan tas rangsel serta jas hujan. “Semuanya dibawah oleh pihak kepolisian untuk diamankan. Sementara busur anak panah diamankan dari rumah orang tuanya yang tidak jauh dari rumah terduga teroris,” jelas Syaiful.

Lanjut Syaiful, bahwa selama ini diketahui IS jarang bergaul di kalangan masyarakat setempat, tetapi apabila ada warga yang meninggal di Dusun IX Desa Paya Bagas, terduga datang untuk melayat. Memang, ungkap Syaiful IS tidak pernah duduk duduk di warung bersama warga dan mereka terkesan tertutup dengan warga lainnya.

“Selama ini keluarga mereka suami dan istri tidak pernah bergaul dengan masyarakat lainnya, bahkan mereka tidak diketahui apa pekerjaan IS, karena selama ini jarang berada di rumah dan sering berpergian dengan waktu yang lama. Paling sering pulang sekitar dua bulan sekali,” bilang Syaiful.

Kata Syaiful, jika dilihat dari kondisi ekonomi, IS merupakan anak orang mampu dan terpandang di dusun tersebut, tetapi dengan kejadian kemarin yang sempat menghebohkan warga sekitar terkait pengamanan terduga teroris IS, banyak yang tanda tanya mengapa bisa demikian kejadiannya.

“Warga sekitar tidak menyangka dengan kejadian ini, tetapi namanya orang masing masing memiliki aktivitas dan pekerjaan, walaupun selama ini warga mengetahui IS tidak berkerja dan hanya memiliki penjualan air bersih galon kepada warga sekitar,” bilangnya.

Untuk istrinya, W, memang sehari hari menggunakan busana menggunakan cadar dan jarang mau bertegur sapa dengan warga sekitar, walaupun ada warga yang hendak membeli air galon isi ulang di rumahnya, hanya sebatas membeli dan kemudian pulang. “Yah memang begitulah kehidupan mereka. Walau tetangga samping kanan kiri tetapi mereka selalu tertutup,” ungkap Syaiful.

Untuk kondisi gambaran rumah terduga teroris, tergolong mewah, karena bangunan rumah dengan dua lantai dan berpagar besi. Jika di perkampungan ada rumah seperti tersebut, itu masuk golongan orang mampu. “Pasti orang mampu mereka, karena memiliki mobil dan bangunan rumahnya sudah permanen, tetapi warga terkejut mengapa seperti itu,” celoteh Syaiful.

Syaiful juga sempat menceritakan ketika terduga teroris IS dibawa ke rumahnya dan mengamankan sejumlah barang bukti. Petugas yang menggunakan sebo hitam sempat mengatakan bahwa terduga IS sudah diawasi lima bulan lamanya terkait aktivitas yang dilakukan. “Ada seorang petugas menggunakan sebo hitam menjelaskan bahwa IS sudah kami awasi lima bulan,” paparnya.

Terkait keberadaan IS saat ini, ungkap Syaiful dirinya tidak mengetahui apakah di Poldasu atau di mana, tetapi istri terduga IS, W saat ini sedang pergi bersama orangtua IS dan kepergian mereka juga tidak diketahui. Dari hasil amatan di lokasi, ketika digali keterangan dari beberapa warga sekitar rumah terduga, tidak ada yang mau memberikan keterangan secara jelas, masalah apa dengan itu, warga sekitar tidak ambil pusing, tetapi terkait kedatangan rombongan personel kepolisian, warga sekitar mengetahuinya.

“Memang kemarin, Jumat (16/12) sekira pukul 14.30 WIB di rumah IS kami lihat ramai orang, setalah kami cari tahu apa dengan keramaian itu, rupanya IS katanya ditangkap polisi karena ikut terduga teroris. Betul apa tidak, kami enggak tau,” ungkap warga yang tidak mau menyebutkan nama.

Menyusuri lokasi awal pihak kepolisian melakukan penangkapan tapatnya di Jalan SM Raja Kelurahan Deblod Sundoro Kecamatan Padang Hulu Kota Tebingtinggi tepatnya di depan bengkel Darma, warga sekitar tidak mengetahuinya. Fendi warga disana dekat bengkel Darma mengungkapkan kemarin sehabis salat Jumat tidak ada yang ramai ramai di sini. “Kondisi aman aman saja,” cetusnya.

Sedangkan pihak kepolisian Polres Tebingtinggi melalui Kasi Humas AKP Agus Arianto tidak bisa memberikan keterangan karena sudah ditangani pihak terkait atas ditangkapnya terduga teroris di wilayah hukum Polres Tebingtinggi. (ian/azw)

TEBINGTINGGI – Densus 88 menggunakan sebo mengamankan terduga teroris IS alias Ono pemilik Kangen Water warga Dusun IX Desa Paya Bagas Pondok Ringin Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Tersangka langsung digiring ke Poldasu.
Menurut keterangan Kepala Dusun (Kadus), Syaiful (46) Dusun IX Desa Paya Bagas Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Serdang Bedagai, Sabtu (17/12), IS diamankan Densus 88 dan Poldasu di Jalan SM Raja Kelurahan Bandar Sono Kecamatan Padang Hulu Kota Tebingtinggi, Jumat kemarin (16/12) sekira pukul 13.00 WIB.

Dari keterangan Syaiful bahwa rombongan petugas yang mengaku dari pihak kepolisian membawa surat penangkapan dan dibaca langsung sama istri dari terduga teroris, W untuk mengamankan terduga teroris. Ketika sampai dikediaman rumah terduga teroris, pihak kepolisian langsung membawa Kadus Syaiful dan Kepada Desa Paya Bagas Imam Mahyuzar untuk menyaksikan penggeledahan kedalam rumah terduga.

Setelah diizinkan oleh pihak istri, petugas kepolisian masuk ke dalam dan mengamankan sebuah pedang samurai kondisi berkarat, busur anak panah sebanyak 7 buah, busur satu buah dan tas rangsel serta jas hujan. “Semuanya dibawah oleh pihak kepolisian untuk diamankan. Sementara busur anak panah diamankan dari rumah orang tuanya yang tidak jauh dari rumah terduga teroris,” jelas Syaiful.

Lanjut Syaiful, bahwa selama ini diketahui IS jarang bergaul di kalangan masyarakat setempat, tetapi apabila ada warga yang meninggal di Dusun IX Desa Paya Bagas, terduga datang untuk melayat. Memang, ungkap Syaiful IS tidak pernah duduk duduk di warung bersama warga dan mereka terkesan tertutup dengan warga lainnya.

“Selama ini keluarga mereka suami dan istri tidak pernah bergaul dengan masyarakat lainnya, bahkan mereka tidak diketahui apa pekerjaan IS, karena selama ini jarang berada di rumah dan sering berpergian dengan waktu yang lama. Paling sering pulang sekitar dua bulan sekali,” bilang Syaiful.

Kata Syaiful, jika dilihat dari kondisi ekonomi, IS merupakan anak orang mampu dan terpandang di dusun tersebut, tetapi dengan kejadian kemarin yang sempat menghebohkan warga sekitar terkait pengamanan terduga teroris IS, banyak yang tanda tanya mengapa bisa demikian kejadiannya.

“Warga sekitar tidak menyangka dengan kejadian ini, tetapi namanya orang masing masing memiliki aktivitas dan pekerjaan, walaupun selama ini warga mengetahui IS tidak berkerja dan hanya memiliki penjualan air bersih galon kepada warga sekitar,” bilangnya.

Untuk istrinya, W, memang sehari hari menggunakan busana menggunakan cadar dan jarang mau bertegur sapa dengan warga sekitar, walaupun ada warga yang hendak membeli air galon isi ulang di rumahnya, hanya sebatas membeli dan kemudian pulang. “Yah memang begitulah kehidupan mereka. Walau tetangga samping kanan kiri tetapi mereka selalu tertutup,” ungkap Syaiful.

Untuk kondisi gambaran rumah terduga teroris, tergolong mewah, karena bangunan rumah dengan dua lantai dan berpagar besi. Jika di perkampungan ada rumah seperti tersebut, itu masuk golongan orang mampu. “Pasti orang mampu mereka, karena memiliki mobil dan bangunan rumahnya sudah permanen, tetapi warga terkejut mengapa seperti itu,” celoteh Syaiful.

Syaiful juga sempat menceritakan ketika terduga teroris IS dibawa ke rumahnya dan mengamankan sejumlah barang bukti. Petugas yang menggunakan sebo hitam sempat mengatakan bahwa terduga IS sudah diawasi lima bulan lamanya terkait aktivitas yang dilakukan. “Ada seorang petugas menggunakan sebo hitam menjelaskan bahwa IS sudah kami awasi lima bulan,” paparnya.

Terkait keberadaan IS saat ini, ungkap Syaiful dirinya tidak mengetahui apakah di Poldasu atau di mana, tetapi istri terduga IS, W saat ini sedang pergi bersama orangtua IS dan kepergian mereka juga tidak diketahui. Dari hasil amatan di lokasi, ketika digali keterangan dari beberapa warga sekitar rumah terduga, tidak ada yang mau memberikan keterangan secara jelas, masalah apa dengan itu, warga sekitar tidak ambil pusing, tetapi terkait kedatangan rombongan personel kepolisian, warga sekitar mengetahuinya.

“Memang kemarin, Jumat (16/12) sekira pukul 14.30 WIB di rumah IS kami lihat ramai orang, setalah kami cari tahu apa dengan keramaian itu, rupanya IS katanya ditangkap polisi karena ikut terduga teroris. Betul apa tidak, kami enggak tau,” ungkap warga yang tidak mau menyebutkan nama.

Menyusuri lokasi awal pihak kepolisian melakukan penangkapan tapatnya di Jalan SM Raja Kelurahan Deblod Sundoro Kecamatan Padang Hulu Kota Tebingtinggi tepatnya di depan bengkel Darma, warga sekitar tidak mengetahuinya. Fendi warga disana dekat bengkel Darma mengungkapkan kemarin sehabis salat Jumat tidak ada yang ramai ramai di sini. “Kondisi aman aman saja,” cetusnya.

Sedangkan pihak kepolisian Polres Tebingtinggi melalui Kasi Humas AKP Agus Arianto tidak bisa memberikan keterangan karena sudah ditangani pihak terkait atas ditangkapnya terduga teroris di wilayah hukum Polres Tebingtinggi. (ian/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/