25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Jangan Kucilkan Keluarga Pasien

Indra Simaremare
Indra Simaremare

Menyikapi berita yang simpang siur di tengah-tengah masyarakat dan media, juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Tapanuli Utara, Indra Simaremare menyampaikan klarifikasinya terkair soal pasien TS (60) dan salah satu perawat yang sempat kontak dengan TS.

Kepada wartawan, Indra menyampaikan pasien TS, Perempuan umur 60 Tahun, warga Kecamatan Sipoholon pada Rabu (8/4) berobat ke Puskesmas Situmeang Habinsaran. Kemudian, pada Jumat (10/4) tepatnya pukul 20.00 WIB berobat ke RSUD Tarutung melalui IGD dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas.

Pada Senin, (13/4), TS menjalani foto thorax dengan hasil bronchitis dd pneumonia. Sesuai dengan hasil foto tersebut maka petugas melakukan rapid test sampai dengan 3 kali.

“Dengan hasil 2 kali reaktif (+) dan 1 kali non reaktif (-),” kata Indra, Jumat (17/4).

Kemudian, pada Rabu (15/4) sekitar pukul 01.00 WIB, TS dirujuk ke RS Pringadi Medan dan sampai sekarang masih dalam perawatan.

Mengingat pasien TS pada Rabu 8 April 2020 berobat ke Puskesmas Situmeang Habinsaran, pihaknya melakukan tracing di puskesmas Situmorang Habinsaran dan orang-orang yang pernah berinteraksi dengan yang bersangkutan.

Dan, ditemukan 1 orang petugas Puskesmas Situmeang Habinsaran dengan hasil rapid test reaktif (+).

“ Dan untuk warga yang berinteraksi erat dengan yang bersangkutan sebanyak 20 orang dilakukan juga rapid test dan hasilnya non reaktif (-),” terangnya.

Dan untuk dipahami, kata Indra, jumlah orang yang ditracing dengan rapid test di Puskesmas Situmeang sebanyak 15 orang, warga 20 orang, petugas RSU sebanyak 70 orang. Dan jumlah yang diisolasi di RSUD sebanyak 2 orang, sedangkan petugas Puskesmas Situmeang Habinsaran yang diisolasi mandiri sebanyak 34 orang, masyarakat/warga sebanyak 20 orang dan petugas RSUD sebanyak 70 orang.

Iapun juga menegaskan, perlu diketahui bersama bahwa hasil reaktif dengan rapid test belum tentu disebabkan oleh covid-19. Menurut dia, ada kemungkinan terpapar penyakit akibat virus lain yang menaikkan antibody IgG dan IgM, seperti HIV/Aids, Demam Berdarah ataupun SARS (flu burung) dan lainnya.

“ Makanya sample dan pasien kita kirim ke Medan untuk dilakukan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) untuk memastikan apakah virus itu covid-19. Kita berharap sample yang kita kirim ke Medan itu semoga hasilnya negatif dan kita doakan agar pasien dapat sehat kembali,” harapnya.

Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat agar tidak perlu panik dan resah namun tetap waspada.

“Jangan menghakimi dan mengucilkan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah karena yang perlu kita jauhi adalah virusnya. Agar terhindar dari virus corona ini harus dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menjaga jarak, jangan berkerumun, dan gunakan masker. Secara khusus kepada keluarga, kami minta agar tetap tenang menyikapinya,” imbuhnya. (rel/des/ram)

Indra Simaremare
Indra Simaremare

Menyikapi berita yang simpang siur di tengah-tengah masyarakat dan media, juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Tapanuli Utara, Indra Simaremare menyampaikan klarifikasinya terkair soal pasien TS (60) dan salah satu perawat yang sempat kontak dengan TS.

Kepada wartawan, Indra menyampaikan pasien TS, Perempuan umur 60 Tahun, warga Kecamatan Sipoholon pada Rabu (8/4) berobat ke Puskesmas Situmeang Habinsaran. Kemudian, pada Jumat (10/4) tepatnya pukul 20.00 WIB berobat ke RSUD Tarutung melalui IGD dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas.

Pada Senin, (13/4), TS menjalani foto thorax dengan hasil bronchitis dd pneumonia. Sesuai dengan hasil foto tersebut maka petugas melakukan rapid test sampai dengan 3 kali.

“Dengan hasil 2 kali reaktif (+) dan 1 kali non reaktif (-),” kata Indra, Jumat (17/4).

Kemudian, pada Rabu (15/4) sekitar pukul 01.00 WIB, TS dirujuk ke RS Pringadi Medan dan sampai sekarang masih dalam perawatan.

Mengingat pasien TS pada Rabu 8 April 2020 berobat ke Puskesmas Situmeang Habinsaran, pihaknya melakukan tracing di puskesmas Situmorang Habinsaran dan orang-orang yang pernah berinteraksi dengan yang bersangkutan.

Dan, ditemukan 1 orang petugas Puskesmas Situmeang Habinsaran dengan hasil rapid test reaktif (+).

“ Dan untuk warga yang berinteraksi erat dengan yang bersangkutan sebanyak 20 orang dilakukan juga rapid test dan hasilnya non reaktif (-),” terangnya.

Dan untuk dipahami, kata Indra, jumlah orang yang ditracing dengan rapid test di Puskesmas Situmeang sebanyak 15 orang, warga 20 orang, petugas RSU sebanyak 70 orang. Dan jumlah yang diisolasi di RSUD sebanyak 2 orang, sedangkan petugas Puskesmas Situmeang Habinsaran yang diisolasi mandiri sebanyak 34 orang, masyarakat/warga sebanyak 20 orang dan petugas RSUD sebanyak 70 orang.

Iapun juga menegaskan, perlu diketahui bersama bahwa hasil reaktif dengan rapid test belum tentu disebabkan oleh covid-19. Menurut dia, ada kemungkinan terpapar penyakit akibat virus lain yang menaikkan antibody IgG dan IgM, seperti HIV/Aids, Demam Berdarah ataupun SARS (flu burung) dan lainnya.

“ Makanya sample dan pasien kita kirim ke Medan untuk dilakukan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) untuk memastikan apakah virus itu covid-19. Kita berharap sample yang kita kirim ke Medan itu semoga hasilnya negatif dan kita doakan agar pasien dapat sehat kembali,” harapnya.

Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat agar tidak perlu panik dan resah namun tetap waspada.

“Jangan menghakimi dan mengucilkan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah karena yang perlu kita jauhi adalah virusnya. Agar terhindar dari virus corona ini harus dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menjaga jarak, jangan berkerumun, dan gunakan masker. Secara khusus kepada keluarga, kami minta agar tetap tenang menyikapinya,” imbuhnya. (rel/des/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/