LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Dihadiri Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Sumut, Jahari Sitepu, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lubukpakam memperingati Maulid Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, Sabtu (16/11) lalu.
Warga binaan yang menghuni Lapas Klas II B itu, pun diharapkan menjadi sukses setelah keluar dari dalam Lapas. Peringatan yang bertema ‘Meneladani Akhlak Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam sebagai Umat Beragama’ berjalan dengan penuh kekeluargaan. Ustad Miftahul Chair S, dalam ceramahnya menyebutkan, agar seluruh yang hadir pada saat itu menjaga diri dan keluarga dari dosa. Tetap menyampaikan kebenaran dengan lembut. Tidak boleh menyampaikan bercaci maki meskipun orang lain berbuat nista.
“Orang jahat bukan karena dia lahir jahat. Tapi, orang jahat lahir karena salah mengartikan pengajian. Aksi radikalis bukan ajaran Islam. Jihad ngebom, jihad menghancurkan orang-orang tak sepaham, itu bukan jihad, tapi jahat. Kalau jihad di jalan Allah Subhanahu wa Taala, bukan di Jalan Thamrin, yang merupakan satu lokasi bom bunuh diri beberapa waktu lalu,” tutur Miftahul.
Miftahul juga mengatakan, manusia saat lahir yang keluar kepala duluan, yang artinya manusia tunduk kepada Allah Subhanahu wa Taala. “Kita harus taat beribadah kepada Allah Subhanahu wa Taala.
Kalau ada yang rajin salat tapi masih bandel juga, berarti pelaksanaan salatnya tidak bagus. Jadi ustad itu berdakwalah dengan ikhlas jangan manja. Ada mantan napi yang pernah jadi presiden, seperti Fidel Castro, Nelson Mandela. Banyak mantan napi yang jadi ustad setelah bebas, seperti Anton Medan,” bebernya.
Jadi Jangan berkecil hati meskipun saat ini ada dalam Lapas. Semua yang hadir di sini, dididik untuk melawan radikalisme, cintai Tanah Air dan bangsa. Ketika Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam lahir, sudah disunat dan langsung bisa bicara dengan kalimat ‘Umatku, umatku’. “Cara mengubah agar menjadi insan yang berguna, selalu mengucapkan aku orang yang baik di setiap waktu. Mudah-mudahan setelah keluar dari sini, kita bisa jadi orang yang sukses. Mari sama-sama merasakan Allah Subhanahu wa Taala dalam keluarga kita. Berikan nafkah batin dan doa-doa dalam keluarga kita.
Libatkan Allah Subhanahu wa Taala dalam kehidupan kita, agar kita terlindungi,” harap Miftahul. Selama menyampaikan ceramah, ustad Miftahul mendapat applaus dari para warga binaan, karena saat menyampaikan ceramah diselingi humor yang mengundang tawa.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Kanwil Sumut, Jahari Sitepu menyebutkan, dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, diharapkan warga binaan supaya meniru dan meneladani Beliau, dalam kehidupan masing-masing.
Biarlah para warga binaan hari ini menjadi hari terakhir kali masuk penjara. “Kalau kasus narkoba yang barang buktinya kecil, ada baiknya direhabilitasi, karena saat ini warga binaan sudah lebih kapasitas. Saat ini jumlahnya ada 1.316 orang. Sementara kapasitasnya hanya 350 orang,” pungkasnya. (btr/saz)