SUMUTPOS.CO – Kepergian Susilawati dan anaknya, Khairurraziqin alias Ozi (6) membawa kesedihan mendalam bagi Akhsanawitakwin alias Awim (16). Anak kedua korban ini, mendapat mimpi, malam sebelum kejadian, menjemput ayah mereka di Jakarta.
Awim yang ditemui di rumah duka, terlihat begitu sedih menyaksikan ibu dan adiknya terbaring tak bernyawa di ruang tengah rumah mereka. Puluhan kaum ibu yang berada di sekeliling jenazah, mencoba menenangkannya.
Kepada wartawan, Awim bercerita, sempat mendapat mimpi indah sebelum peristiwa kecelakaan terjadi. Awin bermimpi bertemu ayah mereka, Riswanyah (43) yang bekerja di Jakarta sebagai Manager PT Merck sejak November 2013 lalu.
Dalam bunga-bunga tidurnya, anak kedua Susilawati itu juga bertemu kakak mereka paling besar, Zahratul Hayati (17). Zahra yang sedang kuliah di Universitas Syah Kuala di Banda Aceh, dalam mimpinya ikut bersama mereka jalan-jalan ke Jakarta. ”Aku bermimpi jalan-jalan sekeluarga ke Jakarta tadi malam,” ungkap Awim meneteskan air mata.
Siswa SMK Telkom Medan itu juga bercerita, bunda-nya panggilan Awim kepada ibunya Susilawati membangunkannya untuk sholat subuh. Usai sholat subuh Awim melihat bundanya sedang menyapu rumah. Melihat bunda-nya menyapu rumah Awim pun menawarkan diri untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Namun bundanya memintanya agar Awim membantu mempersiapkan semua keperluan Oza yang masih kelas IV SD di Sekolah Siti Hajar di Jalan Jamin Ginting, Gang Paya Bundu Padang Bulan Medan. Selesai mempersiapkan keperluan kedua adiknya tersebut Awim pun memanaskan mesin sepeda motor yang digunakan bunda-nya untuk mengantarkan kedua adiknya sekolah.
Awim juga sempat menawarkan diri, agar dirinya saja yang mengantarkan kedua adiknya ke sekolah. Namun lagi-lagi Susilawati menolak tawaran anaknya itu. Sebelum pergi Susilawati pun sempat berpesan kepada Awim agar menjaga rumah baik-baik.
”Jaga rumah baik-baik ya anakku,” ungkap Awim menirukan pesan terakhir bundanya. Mendengar permintaan bundanya, Awim pun merasakan sesuatu yang aneh disebabkan tidak biasanya bundanya berkata seperti itu kepadanya. (cr1/bd)