WANGON, SUMUTPOS.CO – Fenomena batu akik masih mewabah di kalangan masyarakat. Banyak dari mereka rela mendatangi daerah tertentu untuk memiliki batu mulia tersebut.
Di Desa Klapagading Kulon, Kecamatan Wangon, ada kolektor batu akik menunjukkan batu akik yang bisa bergerak dan berjalan sendiri. Beredarnya kabar tersebut, membuat rumah sang kolektor, Karsono, ramai dikunjungi warga untuk melihat dari dekat batu akik yang bisa berjalan sendiri.
“Jadi batu akik jenis Mani Gajah bisa bergerak sendiri. Saat itu saya mengoles batu ini di atas kaca yang dilumuri air cuka, batu itu tiba-tiba bergerak,” kata Karsono, yang juga Kepala Desa Klapagading Kulon, Senin (18/5).
Tak hanya di atas kaca, dia juga mempraktikkan batu bergerak ini di lantai. Bukan hanya dengan air cuka, dengan bantuan air jeruk nipis yang diteteskan, batu tersebut langsung bergerak.
“Saya temukan baru Minggu (17/5) malam. Kemudian saya praktekkan dengan air cuka, ternyata bergerak dan berjalan. Sebelumnya saya hanya melihat di televisi terkait dengan fenomena batu akik bisa berjalan, ternyata saya juga memiliki,”ujarnya.
Namun dari puluhan koleksi batu akik yang dimilikinya, hanya satu batu yang bisa bergerak.
“Dari sekitar 60 batu yang saya miliki, sudah saya praktekkan semua dengan diletakkan di atas lantai atau kaca yang dilumuri air cuka dari batu yang lebih ringan dari batu Mani Gajah, tetapi tidak ada yang berjalan. Hanya yang Mani Gajah yang berjalan,” ujar Karsono sambil memperlihatkan batu yang berwana putih tulang tersebut.
Warga yang mendapatkan informasi tentang batu bergerak ini memadati rumah Karsono. Mereka penasaran dengan keunikan batu tersebut.
“Awalnya saya tak percaya, tapi setelah melihat langsung, baru percaya. Saya juga mencoba meletakkan batu milik saya dan dioleskan dengan jeruk nipis, tapi tak bergerak,”kata Nursalim, warga Klapagading Kulon. (gus/din/jpnn)