LONDON, SUMUTPOS.CO – Banyak yang menganggap menenggak minuman diet soda bisa menurunkan berat badan. Sebab, komposisi gula di dalamnya termasuk cukup rendah.
Namun fakta membuktikan, minuman diet soda ini justru meningkatkan lingkar pinggang pada orang dewasa. Studi dari University of Texas Health Science Center di San Antonio menemukan, semakin banyak seseorang mengonsumsi minuman diet soda, kian besar kemungkinan ukuran pinggang melebar.
“Anda mungkin akan menyabotase kesehatan Anda sendiri jika menggunakan soda diet untuk melindungi diri dari kenaikan berat badan, “kata penulis studi Sharon Fowler, seperti dilansir laman Yahoo Health, Senin (18/5).
Penelitian ini dirancang untuk membuktikan apakah diet minum soda secara langsung menyebabkan kenaikan berat badan terutama kenaikan belly fat atau lingkar pinggang.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebuah penelitian menunjukkan jumlah soda yang terdapat pada diet pemanis buatan bisa dikaitkan dengan berbagai penyakit. Di antaranya ialah masalah jantung, depresi dan gigi yang rusak. (fny/jpnn)
LONDON, SUMUTPOS.CO – Banyak yang menganggap menenggak minuman diet soda bisa menurunkan berat badan. Sebab, komposisi gula di dalamnya termasuk cukup rendah.
Namun fakta membuktikan, minuman diet soda ini justru meningkatkan lingkar pinggang pada orang dewasa. Studi dari University of Texas Health Science Center di San Antonio menemukan, semakin banyak seseorang mengonsumsi minuman diet soda, kian besar kemungkinan ukuran pinggang melebar.
“Anda mungkin akan menyabotase kesehatan Anda sendiri jika menggunakan soda diet untuk melindungi diri dari kenaikan berat badan, “kata penulis studi Sharon Fowler, seperti dilansir laman Yahoo Health, Senin (18/5).
Penelitian ini dirancang untuk membuktikan apakah diet minum soda secara langsung menyebabkan kenaikan berat badan terutama kenaikan belly fat atau lingkar pinggang.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebuah penelitian menunjukkan jumlah soda yang terdapat pada diet pemanis buatan bisa dikaitkan dengan berbagai penyakit. Di antaranya ialah masalah jantung, depresi dan gigi yang rusak. (fny/jpnn)