2 Tewas, 8 Luka-luka
RANTAU PRAPAT- Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 12.214.280 di Jalan SM Raja, Simpang Mangga, Rantau Prapat meledak dan terbakar, Sabtu (17/9) petang. Akibatnya, dua orang tewas. Sementara korban luka bakar 8 orang.
Kedua korban tewas masing-masing Sudarno (31) dan Andika (28) yang merupakan petugas di SPBU tersebutn
Korban Sudarno tewas di lokasi kejadian setelah terpental pompa pengisian BBM. Sementara Andika tewas dalam perawatan di ruang Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantau Prapat.
Keterangan yang dihimpun, sebelum peristiwa ledakan terjadi para karyawan melakukan aktivitas mengisi bahan bakar seperti biasa. Tiba-tiba, terdengar suara ledakan dari lantai SPBU. Suara ledakan itu, disusul dengan terbelahnya lantai sepanjang 50 meter hingga merusak sejumlah pompa dan langit–langit bangunan. Tak hanya itu, percikan api yang tidak diketahui asalnya semakin membesar dan membakar bangunan SPBU. Korban yang tewas karena terkena serpihan yang berterbangan.
Peristiwa itu sontak membuat karyawan dan warga yang sedang mengisi bahan bakar panik dan berlarian menyelamatkan diri. Namun, naas bagi Sudarno (31), warga Lingga Tiga, Siderejo itu tewas seketika begitu terkena serpihan batu lantai.
Salah seorang karyawan mengatakan, kala itu Sudarno sedang mengisi BBM kendaraan pada pompa nomor dua. Saat mengisi, tiba-tiba ledakan terjadi, lalu lantai terbongkar dan terbang ke arah korban, sehingga korban terpental dan terkena plat besi pompa.
Mandor SPBU, Sugianto, yang masih terlihat syok atas kejadian itu, menambahkan, sebelum terjadi ledakan, terlebih dahulu terjadi getaran aneh dari lantai SPBU.
Beberapa warga di sekitar lokasi juga mengatakan hal senada. Menurut mereka, sebelum ledakan terjadi mereka merasakan getaran yang cukup kuat berasal dari bawah lantai.
“Tadi saya duduk di depan ada getaran. Tiba–tiba lantai meledak, kami menduga berasal dari bunker tanki penampung bahan bakar di bawah tanah. Setelah itu kami lihat seorang karyawan terpental, jatuh dan tidak bernyawa,” kata Licad (37), warga sekitar.
Diceritakan Licad, setelah ledakan terdengar kemudian terlihat api mulai merambat ke bangunan gedung SPBU dan perlahan membakar galon. “Ku lihat banyak karyawan panik dan terluka, sementara ada yang berteriak kalau penyebab ledakan adalah korsleting arus listrik di bawah tanah hingga meledak maka lantainya terangkat,” ungkap Licad.
Pantauan METRO ASAHAN (grup Sumut Pos), ribuan warga yang melihat kejadian tersebut menyulitkan petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang berkobar di SPBU. Api berhasil dipadamkan satu jam kemudian.
Di lokasi kejadian, terlihat sejumlah material besi berserakan, api juga memusnahkan ratusan tabung elpiji ukuran tiga kilogram, dua truk dan kijang pick up.
Sebelumnya, SPBU yang diketahui milik Kusbuana, warga Medan ini, pernah terkena sanksi oleh Pertamina akibat terdaftar menjadi SPBU nakal atas laporan warga. Wakapolres Labuhanbatu, Kompol Tetra Darmariawan di lokasi kejadian menyebutkan dugaan sementara ledakan terjadi akibat adanya kebocoran gas yang berada di bawah tanah hingga menyebabkan lantai beton setebal 30 sentimeter terangkat ke atas dan retak.
“Diperkirakan ada bocoran gas dari bawah, sehingga lantai pondasi terangkat,” ungkap Tetra.
Tetra menyayangkan SPBU itu merangkap menjadi tempat penjualan elpiji. Padahal, aturan tidak memperbolehkannya. “Ini sebenarnya tidak boleh,” katanya.
Ditambahkan Tetra, pihaknya belum bisa menentukan siapa yang dijadikan tersangka atas peristiwa itu, karena masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil penelitian forensik Polda Sumut. Kerugian sementara diperkirakan mencapai Rp1,5 miliar.
Sementara itu, pantauan wartawan di RSUD Rantauprapat, terlihat para medis memberikan perawatan kepada sembilan korban akibat ledakan SPBU. Menurut petugas medis, para korban menderita luka bakar, luka sobek dan patah tulang. Sedangkan Sudarno korban yang meninggal setelah dilakukan visum diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. (riz/ann/smg)