25.1 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Ribuan Ikan Terdampar di Sungai Wampu

Banjir Bandang Kembali Hantam Bukit Lawang

LANGKAT-Sepanjang bantaran sungai Wampu yang membentang di pingiran Kota Stabat dan berbatasan dengan Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, sejak Sabtu (17/11) kemarin mendadak dipadati ribuan warga. Warga yang menyemut di pingir sungai wampu tadi karena dihebohkan dengan mengapungnya ribuan ekor ikan jenis jurung,baung,lemeduk,petan dan berbagai jenis ikan lainya.

Kejadian tak lajim tersebut selain mendatangkan rezeki tersendiri bagi warga sekitar juga bagi warga yang kebetulan melintasi jembatan Wampu (Stabat) yang menghubungkan Langkat- NAD ini. Karuan saja,arus lalu lntas satu-satunya yang menghubungkan Langkat dan Aceh ini sempat mengalami kemacetan selama beberapa jam, sebab warga penguna yang melintas akan memperlambat laju kendaraan mereka ketika melintasi jembatan.

Tak jarang di antara penguna jalan tadi turun kesungai menangkap ikan yang terapung-apung seperti sampah. Sementara itu warga yang tinggal disepuran bantaran sungai tampak asyik menangkapi ikan yang mengapung di permukaan air. Ada di antaranya yang sibuk berlari kesana kemari mengejar ikan yang timbul tengelam diantara lumpur sungai ada juga yang sibuk dengan tanguknya mengutipi ikan tersebut.

“Ini rezeki Bulan Muharam, Allah memberikan rejekinya sama kita,” bilang seorang warga dengan senyum khas sambil memasukkan ikan ke dalam kantung plastik yang berada di tangan kirinya. Selain bisa dijadikan lauk makan sore itu, ikan tangkapan tadi juga bisa dijual oleh warga.

“Ya lumayan kalilah bang, hari ini aku ngak bisa kerja angkat pasir karena air keruh, eh ngak taunya ada banjir ikan, itukan rezeki namanya,” ujar warga yang dipangil Anggah oleh warga sekitar ini. Sedangkan Hj Rosnah (56) warga Jalan Hang Tuah, Stabat mengaku senang dengan kejadian hari ini. “Ya semuanya senang, bayangkan aja, semua orang pergi ke sungai untuk mencari ikan, mulai anak-anak, orangtua, semuanya turun ke sungai menangkap ikan, dari mulai baju, tudung saji, tangguk dan lain-lain digunakan warga sebagai alat untuk menangkap ikan yang berserak,” katanya.

Keterangan yang dikumpulkan Posmetro Langkat (Grup Sumut Pos) menyebutkan, panen ikannya warga Stabat dan Kecamatan Wampu karena terjadinya banjir bandang di kawasan hulu sunggai atau tepatnya di kawasan Wisata Bukit Lawang pada Jumat malam (16/11) lalu. Luapan air bercampur lumpur tersebut terjadi sekira pukul 24.00 WIB.

Sebelumnya pada  tangal (22/10) lalu, juga terjadi banjir Lumpur, tapi tak separah yang terjadi kemarin.Jika sebelumnya hanya merubuhkan jembatan penyeberangan di Bukit Lawang tapi banjir kali ini menghancurkan gubuk-gubuk kecil yang dibangun masyarakat untuk tempat duduk keluarga disertai sewakan tikar serta kamar ganti pakaian dibantaran sungai Bukit Lawang.

Awalnya hujan  sekitar jam 22.00 WIB tidak begitu deras, meski begitu warga enggan keluar rumah dan memilih berkumpul dengan  keluarga.Guyuran hujan terus berlanjut, hingga pukul 24.00 WIB. Dan saat itulah secara  tiba-tiba aliran sungai Bahorok meluap banjir dan semakin besar.
“Jika saja aliran sungai belum diperlebar pascabanjir bandang 2003 maka dikhawatirkan bakalan ada korban, untungnya kejadian ini tidak demikian,” ujar Ganti Sembiring, warga Bukit Lawang. (dw/smg)

Banjir Bandang Kembali Hantam Bukit Lawang

LANGKAT-Sepanjang bantaran sungai Wampu yang membentang di pingiran Kota Stabat dan berbatasan dengan Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, sejak Sabtu (17/11) kemarin mendadak dipadati ribuan warga. Warga yang menyemut di pingir sungai wampu tadi karena dihebohkan dengan mengapungnya ribuan ekor ikan jenis jurung,baung,lemeduk,petan dan berbagai jenis ikan lainya.

Kejadian tak lajim tersebut selain mendatangkan rezeki tersendiri bagi warga sekitar juga bagi warga yang kebetulan melintasi jembatan Wampu (Stabat) yang menghubungkan Langkat- NAD ini. Karuan saja,arus lalu lntas satu-satunya yang menghubungkan Langkat dan Aceh ini sempat mengalami kemacetan selama beberapa jam, sebab warga penguna yang melintas akan memperlambat laju kendaraan mereka ketika melintasi jembatan.

Tak jarang di antara penguna jalan tadi turun kesungai menangkap ikan yang terapung-apung seperti sampah. Sementara itu warga yang tinggal disepuran bantaran sungai tampak asyik menangkapi ikan yang mengapung di permukaan air. Ada di antaranya yang sibuk berlari kesana kemari mengejar ikan yang timbul tengelam diantara lumpur sungai ada juga yang sibuk dengan tanguknya mengutipi ikan tersebut.

“Ini rezeki Bulan Muharam, Allah memberikan rejekinya sama kita,” bilang seorang warga dengan senyum khas sambil memasukkan ikan ke dalam kantung plastik yang berada di tangan kirinya. Selain bisa dijadikan lauk makan sore itu, ikan tangkapan tadi juga bisa dijual oleh warga.

“Ya lumayan kalilah bang, hari ini aku ngak bisa kerja angkat pasir karena air keruh, eh ngak taunya ada banjir ikan, itukan rezeki namanya,” ujar warga yang dipangil Anggah oleh warga sekitar ini. Sedangkan Hj Rosnah (56) warga Jalan Hang Tuah, Stabat mengaku senang dengan kejadian hari ini. “Ya semuanya senang, bayangkan aja, semua orang pergi ke sungai untuk mencari ikan, mulai anak-anak, orangtua, semuanya turun ke sungai menangkap ikan, dari mulai baju, tudung saji, tangguk dan lain-lain digunakan warga sebagai alat untuk menangkap ikan yang berserak,” katanya.

Keterangan yang dikumpulkan Posmetro Langkat (Grup Sumut Pos) menyebutkan, panen ikannya warga Stabat dan Kecamatan Wampu karena terjadinya banjir bandang di kawasan hulu sunggai atau tepatnya di kawasan Wisata Bukit Lawang pada Jumat malam (16/11) lalu. Luapan air bercampur lumpur tersebut terjadi sekira pukul 24.00 WIB.

Sebelumnya pada  tangal (22/10) lalu, juga terjadi banjir Lumpur, tapi tak separah yang terjadi kemarin.Jika sebelumnya hanya merubuhkan jembatan penyeberangan di Bukit Lawang tapi banjir kali ini menghancurkan gubuk-gubuk kecil yang dibangun masyarakat untuk tempat duduk keluarga disertai sewakan tikar serta kamar ganti pakaian dibantaran sungai Bukit Lawang.

Awalnya hujan  sekitar jam 22.00 WIB tidak begitu deras, meski begitu warga enggan keluar rumah dan memilih berkumpul dengan  keluarga.Guyuran hujan terus berlanjut, hingga pukul 24.00 WIB. Dan saat itulah secara  tiba-tiba aliran sungai Bahorok meluap banjir dan semakin besar.
“Jika saja aliran sungai belum diperlebar pascabanjir bandang 2003 maka dikhawatirkan bakalan ada korban, untungnya kejadian ini tidak demikian,” ujar Ganti Sembiring, warga Bukit Lawang. (dw/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/