Namun kata Mbah Mijan, 2015 bukan tahun keemasan Jokowi. “Tahun 2015 adalah tahun pembuka, tahunnya peralihan Jokowi untuk menuju Indonesia yang lebih baik. Dimana-mana, masa peralihan adalah masa yang sulit,” lanjut Mbah Mijan.
Kendati sulit, namun mata batin Mbah Mijan melihat bahwa Jokowi masih kuat dan mampu melewati cobaan demi cobaan. “Menjadi orang nomor satu di negeri ini bukan saja kemauan Jokowi, namun karena kehendak sang Khalik. Saya percaya, Jokowi mampu mengemban amanah rakyat,” sambungnya.
“Tidak ada hal instan di dalam hidup ini, kecuali terus belajar dari pengalaman dan kesalahannya. Pada saatnya nanti gejolak itu akan tenang, masyarakat akan merasakan perubahan membaik secara perlahan dan berkesinambungan,” imbuh Mbah Mijan.
Mbah Mijan berharap, Jokowi bisa lebih berserah diri pada sang pencipta. “Sebagai orang yang mewarisi budaya leluhur, Jokowi harus lebih menjaga keseimbangan lahir dan batinnya. Lebih dekat dengan Tuhannya, tapa brata, sebagai bagian dari tradisi masyarakat dimana dia dilahirkan,” tutup Mbah Mijan. (adk/jpnn)