26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Labusel sebagai Daerah ’Petro Dollar’ Jangan Cuma Selogan

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Terbentuknya Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Provinsi Sumatera Utara, telah berjalan selama 14 tahun. Namun, cita-cita awal pemekaran tersebut hingga kini dirasakan belum terlaksana secara maksimal. Diharapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labusel di bawah kepemimpinan Bupati H Edimin dan Wakil Bupati H Ahmad Padli Pulungan, mampu menggali dan memberdayakan potensi sumber daya yang ada, untuk kesejahteraan masyarakat Labusel pada umumnya.

PEMKAB Labusel akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-14 pada Kamis (21/7) besok. Menurut Ketua Pengurus Besar Ikatan Keluarga Labuhanbatu Selatan (PB Iklas), Drs Rivai Nasution MM, masih banyak ‘PR’ atau pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Bupati H Edimin dan Wakil Bupati H Ahmad Padli Tanjung. Antara lain, masalah infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik yang perlu ditingkatkan, terutama menyangkut kepentingan orang banyak.

“Setidaknya, ada beberapa harapan yang dinantikan masyarakat Labusel dari kepemimpinan Edimin-Padli saat ini, sebagai wujud visi misi serta program dan janji politik mereka ketika Pilkada 2020 lalu. Duet Edimin dan Ahmad yang berlatar belakang pebisnis dan ulama, saya rasa sudah cukup memadai dalam merancang pembangunan di Labusel,” kata Rivai Nasution, mantan Sekretaris Panitia Pendukung Proses Pemekaran Kabupaten Labuhanbatu (P5KLB) kepada Sumut Pos, Selasa (19/7).

Menurutnya, hadirnya sosok Edimin yang dikenal sebagai pengusaha sukses ternama di sektor perkebunan, diyakininya berani mengambil kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada kepentingan rakyat. “Terlebih beliau tergolong pengusaha yang peduli terhadap dunia pendidikan terutama mengayomi  masyarakat yang kurang mampu,” sebutnya.

Di sisi lain, lanjut Rivai, sosok Ahmad Padli Tanjung yang merupakan seorang ulama, diharapkan mampu memberikan pencerahan nilai- nilai agama dan akhlakul karimah di tengah-tengah  masyarakat, sehingga dapat memberikan suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut dikatakannya, melalui program pembangunan yang telah disetujui melalui tahapan Musrembang, baik di tingkat kecamatan hingga kabupaten dan telah mendapat dukungan penuh dari legislatif, setidaknya dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat.

“Sebagai putra daerah, kita harus merasa terpanggil untuk mengambil peranan dalam mengawal pembangunan agar sesuai harapan. Labusel yang cukup dikenal sebagai daerah petro dollar, janganlah hanya selogan semata. Akan tetapi, melalui potensi daerah yang andal, mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya,” tegas Sekretaris Umum Iklab Raya ini.

Ditegaskannya, pemberdayaan potensi daerah adalah salah satu ide cemerlang yang harus terus disuarakan. Apalagi, Labusel merupakan salah satu daerah perkebunan kelapa sawit dan karet yang menjadi sumber penghasilan utama penduduknya. “Namun harga sawit dan karet yang terus berfluktuasi sangat meresahkan masyarakat. Ketika harga naik, masyarakat merasa senang dan berleha-leha, ketika harga turun masyarakat resah menjerit tak ketulungan,” ujarnya.

Untuk itu, Rivai mendesak Pemkab Labusel memberikan pencerahan kepada masyarakat dengan menciptakan usaha-usaha pendampingan tanpa harus terfokus kepada sawit dan karet semata. Untuk itu, Rivai menyampaikan beberapa saran yang mungkin perlu dipertimbangkan oleh Pemkab Labusel.

Pertama, pembangunan Infrastruktur jalan yang rusak maupun yang belum selesai harus segera

dituntaskan untuk memudahkan akses penghubung ke dunia usaha, sektor kesehatan dan sektor pendidikan. Kedua, mendudukkan aparatur yang andal, berkualitas, serta memiliki kompetensi di bidang tugasnya, sehingga mampu menyusun program prioritas yang lebih diutamakan pada pelaksanaannya dan menguasai wilayah serta wawasan yang luas. Ketiga, melakukan kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota di dalam negeri yang bertujuan untuk saling tukar informasi, ilmu dan tekhnologi.

Keempat, lanjut Rivai, melakukan kerjasama dengan kota di luar negeri yang sepadan dengan potensi daerahnya masing-masing dan dapat saling menguntungkan kedua belah pihak. “Kelima, mendirikan badan-badan usaha milik daerah yang mampu mendatangkan PAD seperti peningkatan Usaha UKM, sektor pariwisata  seperti revitalisasi Istana Bahran Kotapinang yang paling potensi dijadikan sebagai icon labusel, PDAM serta sektor industri lainnya,” sebutnya.

Keenam, sambung Rivai, memprioritaskan pemberdayaan putra-putri daerah dalam struktur jabatan dan pekerjaan jika masih ada kompetensi untuk itu. Dan ketujuh, mengadakan koordinasi dan konsultasi bagi para senior, putra daerah yang telah berpengalaman di pemerintahan, akademisi, praktisi, dan politisi, serta tim pemekaran yang berjuang dalam mewujudkan pemekaran. “Akhirnya, selamat HUT Pemkab Labusel yang ke-14 dan selamat kepada Bupati H Edimin dan Wakil Bupati H Ahmad Fadli Tanjung, semoga tetap semangat dan solid melakukan perubahan yang berkemajuan di Labusel,” pungkasnya. (adz)

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Terbentuknya Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Provinsi Sumatera Utara, telah berjalan selama 14 tahun. Namun, cita-cita awal pemekaran tersebut hingga kini dirasakan belum terlaksana secara maksimal. Diharapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labusel di bawah kepemimpinan Bupati H Edimin dan Wakil Bupati H Ahmad Padli Pulungan, mampu menggali dan memberdayakan potensi sumber daya yang ada, untuk kesejahteraan masyarakat Labusel pada umumnya.

PEMKAB Labusel akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-14 pada Kamis (21/7) besok. Menurut Ketua Pengurus Besar Ikatan Keluarga Labuhanbatu Selatan (PB Iklas), Drs Rivai Nasution MM, masih banyak ‘PR’ atau pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Bupati H Edimin dan Wakil Bupati H Ahmad Padli Tanjung. Antara lain, masalah infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik yang perlu ditingkatkan, terutama menyangkut kepentingan orang banyak.

“Setidaknya, ada beberapa harapan yang dinantikan masyarakat Labusel dari kepemimpinan Edimin-Padli saat ini, sebagai wujud visi misi serta program dan janji politik mereka ketika Pilkada 2020 lalu. Duet Edimin dan Ahmad yang berlatar belakang pebisnis dan ulama, saya rasa sudah cukup memadai dalam merancang pembangunan di Labusel,” kata Rivai Nasution, mantan Sekretaris Panitia Pendukung Proses Pemekaran Kabupaten Labuhanbatu (P5KLB) kepada Sumut Pos, Selasa (19/7).

Menurutnya, hadirnya sosok Edimin yang dikenal sebagai pengusaha sukses ternama di sektor perkebunan, diyakininya berani mengambil kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada kepentingan rakyat. “Terlebih beliau tergolong pengusaha yang peduli terhadap dunia pendidikan terutama mengayomi  masyarakat yang kurang mampu,” sebutnya.

Di sisi lain, lanjut Rivai, sosok Ahmad Padli Tanjung yang merupakan seorang ulama, diharapkan mampu memberikan pencerahan nilai- nilai agama dan akhlakul karimah di tengah-tengah  masyarakat, sehingga dapat memberikan suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut dikatakannya, melalui program pembangunan yang telah disetujui melalui tahapan Musrembang, baik di tingkat kecamatan hingga kabupaten dan telah mendapat dukungan penuh dari legislatif, setidaknya dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat.

“Sebagai putra daerah, kita harus merasa terpanggil untuk mengambil peranan dalam mengawal pembangunan agar sesuai harapan. Labusel yang cukup dikenal sebagai daerah petro dollar, janganlah hanya selogan semata. Akan tetapi, melalui potensi daerah yang andal, mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya,” tegas Sekretaris Umum Iklab Raya ini.

Ditegaskannya, pemberdayaan potensi daerah adalah salah satu ide cemerlang yang harus terus disuarakan. Apalagi, Labusel merupakan salah satu daerah perkebunan kelapa sawit dan karet yang menjadi sumber penghasilan utama penduduknya. “Namun harga sawit dan karet yang terus berfluktuasi sangat meresahkan masyarakat. Ketika harga naik, masyarakat merasa senang dan berleha-leha, ketika harga turun masyarakat resah menjerit tak ketulungan,” ujarnya.

Untuk itu, Rivai mendesak Pemkab Labusel memberikan pencerahan kepada masyarakat dengan menciptakan usaha-usaha pendampingan tanpa harus terfokus kepada sawit dan karet semata. Untuk itu, Rivai menyampaikan beberapa saran yang mungkin perlu dipertimbangkan oleh Pemkab Labusel.

Pertama, pembangunan Infrastruktur jalan yang rusak maupun yang belum selesai harus segera

dituntaskan untuk memudahkan akses penghubung ke dunia usaha, sektor kesehatan dan sektor pendidikan. Kedua, mendudukkan aparatur yang andal, berkualitas, serta memiliki kompetensi di bidang tugasnya, sehingga mampu menyusun program prioritas yang lebih diutamakan pada pelaksanaannya dan menguasai wilayah serta wawasan yang luas. Ketiga, melakukan kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota di dalam negeri yang bertujuan untuk saling tukar informasi, ilmu dan tekhnologi.

Keempat, lanjut Rivai, melakukan kerjasama dengan kota di luar negeri yang sepadan dengan potensi daerahnya masing-masing dan dapat saling menguntungkan kedua belah pihak. “Kelima, mendirikan badan-badan usaha milik daerah yang mampu mendatangkan PAD seperti peningkatan Usaha UKM, sektor pariwisata  seperti revitalisasi Istana Bahran Kotapinang yang paling potensi dijadikan sebagai icon labusel, PDAM serta sektor industri lainnya,” sebutnya.

Keenam, sambung Rivai, memprioritaskan pemberdayaan putra-putri daerah dalam struktur jabatan dan pekerjaan jika masih ada kompetensi untuk itu. Dan ketujuh, mengadakan koordinasi dan konsultasi bagi para senior, putra daerah yang telah berpengalaman di pemerintahan, akademisi, praktisi, dan politisi, serta tim pemekaran yang berjuang dalam mewujudkan pemekaran. “Akhirnya, selamat HUT Pemkab Labusel yang ke-14 dan selamat kepada Bupati H Edimin dan Wakil Bupati H Ahmad Fadli Tanjung, semoga tetap semangat dan solid melakukan perubahan yang berkemajuan di Labusel,” pungkasnya. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/