26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Inalum Konsisten Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Sumut Melalui Program BABE LUCU

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Berawal tahun 2020, ketika PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) meresmikan Program Desa Binaan BABE LUCU (Batu Bara Bersama Lubuk Cuik) di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara (Sumut)

Program tersebut merupakan salah satu program peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Batu Bara melalui Swasembada Cabai serta kemandirian masyarakat di sekitar Perusahaan yang kebetulan merupakan lumbung cabai di Sumut

Ali Hasian selaku VP CSR Inaum mengatakan, hampir tiga tahun program ini berjalan membuat capaian kinerja program di Desa Lubuk Cuik ini terus meningkat. Hal ini terlihat dari penghasilan para petani setempat yang menghasilkan akumulasi ekonomi hingga Rp42,6 miliar pertahun dan mendukung aktivitas produktif ekonomi lebih dari 400 petani cabai.

“Program BABE LUCU ini ternyata terbukti dapat meningkatkan pendapatan petani setempat yang didominasi oleh petani cabai. Adanya pogram tersebut juga membuat berbagai inovasi baru dari olahan cabai seperti pengembangan produk baru dengan bahan dasar cabai kering seperti produk saus dan abon cabai,” kata Ali.

Ali juga menjelaskan selain nilai ekonomi yang meningkat program BABE LUCU ini juga menciptakan 34 Hektar lahan produktif sebesar 40 persen dengan nilai klaim 20 pesen, irigasi dengan nilai Rp3,4 miliar/tahun.

Tidak hanya itu, program tersebut juga menciptakan pengembangan lahan baru seluas 6,8 Hektar yang penanaman lahan baru tersebut selama 3 tahun mencapai 50 persen dengan hasil pertanian tahunan mencapai nilai Rp550 Juta/tahun. Terhitung total nilai ekonomi dari 85 Hektar lahan menghasilkan Rp42,6 Miliar/tahun.

Selama program ini berjalan, tambah Ali, Desa Lubuk Cuik mendapatkan irigrasi teknis yang optimal sehingga mampu melahirkan efisiensi dan optimalisasi penggunaan air permukaan (aliran air sungai). Kemudian, pertanian cabai yang bernilai ekonomis mendorong tetap terjaganya lahan pertanian yang produktif sehingga menjadi alasan ekonomi dan sosial dalam menahan laju konversi dari lahan pertanian ke pembangunan perumahan atau perkebunan yang lebih memberikan dampak degradative.

Ali berharap dengan adanya Program BABE LUCU ini dapat membantu masyarakat Lubuk Cuik dala menghadapi situasi yang sulit ini, apalagi harga cabai yang tidak menentu.

“Saya optimis dengan adanya program ini, masyarakat sekitar dapat terus maju dan berkembang, sehingga dapat melakukan inovasi baru dengan hasil penennya. Kami juga berkontribusi pada program BABE LUCU ini dengan melibatkan SDM kami, seperti pengerjaan irigrasi yang melihatkan bagian sipil dan lingkungan dan promosi produk yang melibatkan tim media dan humas.” Pungkasnya (rel/tri)

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Berawal tahun 2020, ketika PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) meresmikan Program Desa Binaan BABE LUCU (Batu Bara Bersama Lubuk Cuik) di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara (Sumut)

Program tersebut merupakan salah satu program peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Batu Bara melalui Swasembada Cabai serta kemandirian masyarakat di sekitar Perusahaan yang kebetulan merupakan lumbung cabai di Sumut

Ali Hasian selaku VP CSR Inaum mengatakan, hampir tiga tahun program ini berjalan membuat capaian kinerja program di Desa Lubuk Cuik ini terus meningkat. Hal ini terlihat dari penghasilan para petani setempat yang menghasilkan akumulasi ekonomi hingga Rp42,6 miliar pertahun dan mendukung aktivitas produktif ekonomi lebih dari 400 petani cabai.

“Program BABE LUCU ini ternyata terbukti dapat meningkatkan pendapatan petani setempat yang didominasi oleh petani cabai. Adanya pogram tersebut juga membuat berbagai inovasi baru dari olahan cabai seperti pengembangan produk baru dengan bahan dasar cabai kering seperti produk saus dan abon cabai,” kata Ali.

Ali juga menjelaskan selain nilai ekonomi yang meningkat program BABE LUCU ini juga menciptakan 34 Hektar lahan produktif sebesar 40 persen dengan nilai klaim 20 pesen, irigasi dengan nilai Rp3,4 miliar/tahun.

Tidak hanya itu, program tersebut juga menciptakan pengembangan lahan baru seluas 6,8 Hektar yang penanaman lahan baru tersebut selama 3 tahun mencapai 50 persen dengan hasil pertanian tahunan mencapai nilai Rp550 Juta/tahun. Terhitung total nilai ekonomi dari 85 Hektar lahan menghasilkan Rp42,6 Miliar/tahun.

Selama program ini berjalan, tambah Ali, Desa Lubuk Cuik mendapatkan irigrasi teknis yang optimal sehingga mampu melahirkan efisiensi dan optimalisasi penggunaan air permukaan (aliran air sungai). Kemudian, pertanian cabai yang bernilai ekonomis mendorong tetap terjaganya lahan pertanian yang produktif sehingga menjadi alasan ekonomi dan sosial dalam menahan laju konversi dari lahan pertanian ke pembangunan perumahan atau perkebunan yang lebih memberikan dampak degradative.

Ali berharap dengan adanya Program BABE LUCU ini dapat membantu masyarakat Lubuk Cuik dala menghadapi situasi yang sulit ini, apalagi harga cabai yang tidak menentu.

“Saya optimis dengan adanya program ini, masyarakat sekitar dapat terus maju dan berkembang, sehingga dapat melakukan inovasi baru dengan hasil penennya. Kami juga berkontribusi pada program BABE LUCU ini dengan melibatkan SDM kami, seperti pengerjaan irigrasi yang melihatkan bagian sipil dan lingkungan dan promosi produk yang melibatkan tim media dan humas.” Pungkasnya (rel/tri)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/