30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Warga Serang Brimob dan Sekuriti TPL

HUMBAHAS-Suasana Dusun Marade, Desa Sipitu Huta, Kecamatan Pollung, Kebupaten Humbang Hasundutan mencekam, Rabu (19/9) sekira pukul 10.00 WIB.

Pasalnya, puluhan warga secara tiba-tiba menyerang seorang anggota Brimob dan petugas sekuriti yang bertugas di pos jaga area tanaman industri milik perusahaan bubur kertas (pulp) PT Toba Pulp Lestari (TPL) Sektor Tele.

Pasca penganiayaan kedua petugas itu, satu unit senjata api (senpi) laras panjang yang dipegang anggota Brimob Briptu Hotbastian Simamora sempat hilang. Namun selang beberapa jam, senjata api laras panjang tersebut berhasil diamankan polisi dari tangan salah seorang warga Dusun Marade.

Hingga kemarin polisi masih merahasiakan nama warga pemegang senpi milik Briptu Hotbastian. Polisi juga belum dapat memastikan apakah warga tersebut terlibat dalam aksi penganiayaan yang dialami kedua korban.

Kabar terakhir yang dihimpun METRO (Group Sumut Pos) dari sejumlah pihak di Kecamatan Pollung menyebut, warga datang secara tiba-tiba dan langsung menganiaya Briptu Hotbastian dan seorang petugas security TPL bernama Frengky Hutagaol, yang tengah mengadakan patroli di sekitar area HPHTI (hak pengusahaan hutan tanaman industri) TPL di Tombak Sitangi, Dusun Marade, Desa Sipitu Huta.

Tidak hanya menganiaya kedua petugas tersebut, warga juga membakar satu unit alat berat jenis beko milik kontraktor PT TPL. Namun, sejauh ini, belum ada pihak yang dapat memberikan keterangan apa motif penganiayaan dan penyerangan warga tersebut, termasuk pihak Polres Humbahas.

Wakapolres Humbahas Kompol A Nasution sendiri saat dihubungi METRO Rabu (19/9) malam sekira pukul 20.46 WIB, tidak memberikan keterangan karena masih bertugas. “Ya nantilah dulu, saya lagi tugas ini ya, nantilah,” ujar Kompol A Nasution sembari memutus sambungan telepon selulernya.

Kuat dugaan, puluhan warga yang menyerang kedua petugas tersebut hingga Rabu malam sekira pukul 21.00 WIB diketahui masih bersembunyi di kawasan hutan yang ada di Desa Sipitu Huta. Sementara kedatangan aparat kepolisian dari Polres Humbahas yang dipimpin oleh Kompol A Nasution ke lokasi kejadian juga belum diketahui hasilnya.

Amatan METRO Rabu malam di Desa Sipitu Huta, suasana tampak mencekam. Sejumlah warga memilih berdiam diri di rumah masing-masing dan tak ada yang bersedia untuk ditemui. Bahkan, sejumlah warga yang ditemui di salah satu warung di desa itu menolak untuk memberikan komentar.

Dugaan terakhir, motif penyerangan warga terkait pembukaan jalan baru ke areal lahan konsesi PT TPL di Sektor Tele dan rencana pembukaan lahan baru tanaman eucalyptus milik PT TPL. Dimana warga diduga merasa keberatan atas pembukaan jalan baru tersebut karena masuk ke area lahan konflik.

Humas PT TPL Ir Tagor Manik saat dihubungi METRO, Rabu (19/9) melalui ponselnya, membenarkan kejadian tersebut.”Kita kan di area konsesi HPHTI TPLNah, mereka (kedua petugas yang dianiaya-red) tadi siang seperti biasa melakukan patroli di area kita. Tapi tiba-tiba langsung ada serangan dari sekelompok warga,” ujar Ir Tagor.

Ia mengatakan, pihaknya sejauh ini tidak mengetahui apa motif penyerangan warga terhadap kedua petugas jaga TPL tersebut. “Motifnya belum tau,” kata Tagor. Tagor menambahkan, pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Dolok Sanggul. (hsl/nasa/smg)
“Senjata yang hilang juga sudah kita laporkan ke kantor polisi di Polsek Dolok Sanggul,”pungkasnya.

Sekuriti PT TPL Frengky Hutagaol yang mengalami luka akibat sabetan benda tajam, pasca kejadian tersebut, Rabu (19/9), dilarikan ke RS HKBP Balige. Frengky sendiri mengalami luka sobek di bagian punggung sepanjang kurang lebih 10 cm.

Frengky sempat mengatakan bahwa dia saat itu sedang bertugas, meski dia mengaku tidak mengingat persis dimana dia berdiri pada saat kejadian. “Saya tidak ingat lagi lae,” kata Frengky saat ditemui METRO, Rabu malam sekira pukul 21.00 WIB di RSU HKBP Balige.

Teman-teman Frengky, yang juga seprofesi sebagai security PT TPL, tampak mendampinginya di rumah sakit. Menurut salah seorang rekan korban bermarga Sirait, Frengky sudah bertugas sebagai sekuriti selama 10 tahun.(

HUMBAHAS-Suasana Dusun Marade, Desa Sipitu Huta, Kecamatan Pollung, Kebupaten Humbang Hasundutan mencekam, Rabu (19/9) sekira pukul 10.00 WIB.

Pasalnya, puluhan warga secara tiba-tiba menyerang seorang anggota Brimob dan petugas sekuriti yang bertugas di pos jaga area tanaman industri milik perusahaan bubur kertas (pulp) PT Toba Pulp Lestari (TPL) Sektor Tele.

Pasca penganiayaan kedua petugas itu, satu unit senjata api (senpi) laras panjang yang dipegang anggota Brimob Briptu Hotbastian Simamora sempat hilang. Namun selang beberapa jam, senjata api laras panjang tersebut berhasil diamankan polisi dari tangan salah seorang warga Dusun Marade.

Hingga kemarin polisi masih merahasiakan nama warga pemegang senpi milik Briptu Hotbastian. Polisi juga belum dapat memastikan apakah warga tersebut terlibat dalam aksi penganiayaan yang dialami kedua korban.

Kabar terakhir yang dihimpun METRO (Group Sumut Pos) dari sejumlah pihak di Kecamatan Pollung menyebut, warga datang secara tiba-tiba dan langsung menganiaya Briptu Hotbastian dan seorang petugas security TPL bernama Frengky Hutagaol, yang tengah mengadakan patroli di sekitar area HPHTI (hak pengusahaan hutan tanaman industri) TPL di Tombak Sitangi, Dusun Marade, Desa Sipitu Huta.

Tidak hanya menganiaya kedua petugas tersebut, warga juga membakar satu unit alat berat jenis beko milik kontraktor PT TPL. Namun, sejauh ini, belum ada pihak yang dapat memberikan keterangan apa motif penganiayaan dan penyerangan warga tersebut, termasuk pihak Polres Humbahas.

Wakapolres Humbahas Kompol A Nasution sendiri saat dihubungi METRO Rabu (19/9) malam sekira pukul 20.46 WIB, tidak memberikan keterangan karena masih bertugas. “Ya nantilah dulu, saya lagi tugas ini ya, nantilah,” ujar Kompol A Nasution sembari memutus sambungan telepon selulernya.

Kuat dugaan, puluhan warga yang menyerang kedua petugas tersebut hingga Rabu malam sekira pukul 21.00 WIB diketahui masih bersembunyi di kawasan hutan yang ada di Desa Sipitu Huta. Sementara kedatangan aparat kepolisian dari Polres Humbahas yang dipimpin oleh Kompol A Nasution ke lokasi kejadian juga belum diketahui hasilnya.

Amatan METRO Rabu malam di Desa Sipitu Huta, suasana tampak mencekam. Sejumlah warga memilih berdiam diri di rumah masing-masing dan tak ada yang bersedia untuk ditemui. Bahkan, sejumlah warga yang ditemui di salah satu warung di desa itu menolak untuk memberikan komentar.

Dugaan terakhir, motif penyerangan warga terkait pembukaan jalan baru ke areal lahan konsesi PT TPL di Sektor Tele dan rencana pembukaan lahan baru tanaman eucalyptus milik PT TPL. Dimana warga diduga merasa keberatan atas pembukaan jalan baru tersebut karena masuk ke area lahan konflik.

Humas PT TPL Ir Tagor Manik saat dihubungi METRO, Rabu (19/9) melalui ponselnya, membenarkan kejadian tersebut.”Kita kan di area konsesi HPHTI TPLNah, mereka (kedua petugas yang dianiaya-red) tadi siang seperti biasa melakukan patroli di area kita. Tapi tiba-tiba langsung ada serangan dari sekelompok warga,” ujar Ir Tagor.

Ia mengatakan, pihaknya sejauh ini tidak mengetahui apa motif penyerangan warga terhadap kedua petugas jaga TPL tersebut. “Motifnya belum tau,” kata Tagor. Tagor menambahkan, pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Dolok Sanggul. (hsl/nasa/smg)
“Senjata yang hilang juga sudah kita laporkan ke kantor polisi di Polsek Dolok Sanggul,”pungkasnya.

Sekuriti PT TPL Frengky Hutagaol yang mengalami luka akibat sabetan benda tajam, pasca kejadian tersebut, Rabu (19/9), dilarikan ke RS HKBP Balige. Frengky sendiri mengalami luka sobek di bagian punggung sepanjang kurang lebih 10 cm.

Frengky sempat mengatakan bahwa dia saat itu sedang bertugas, meski dia mengaku tidak mengingat persis dimana dia berdiri pada saat kejadian. “Saya tidak ingat lagi lae,” kata Frengky saat ditemui METRO, Rabu malam sekira pukul 21.00 WIB di RSU HKBP Balige.

Teman-teman Frengky, yang juga seprofesi sebagai security PT TPL, tampak mendampinginya di rumah sakit. Menurut salah seorang rekan korban bermarga Sirait, Frengky sudah bertugas sebagai sekuriti selama 10 tahun.(

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/