30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Massa Geruduk Kantor PLN

plnPEMADAMAN bergilir (byar-pet) yang terus-terusan melanda sejumlah wilayah di Sumut mulai memantik kemarahan masyarakat. Berturut-turut massa di Binjai, Tebingtinggi, dan Tanjungmorawa menggeruduk kantor PLN setempat pada Kamis (19/9).
Sedikitnya 500 warga melabrak Kantor PLN cabang Siantar Ranting Kota Tebingtinggi di Jalan Sudirman, Kota Tebingtinggi, Kamis (19/9) sekitar pukul 19.00 WIB. Massa yang emosional melempari kantor PLN dengan batu kerikil. Tak ada korban jiwa dalam aksi tersebut, namun kaca kantor PLN pecah akibat lemparan batun
Kepala PLN Ranting PLN Tebingtinggi, Hasiholan Purba mengaku kaget dengan serangan massa ke kantor PLN. “Saya sempat minta warga bersabar. Saya janji segera mengontak pihak PLN yang berkompeten untuk menghidupkan kembali,”paparnya.

Hasiholan mengakui pihaknya tak memperoleh jadwal pemadaman listrik bergilir di Kota Tebingtinggi karena beban puncak pemakaian listrik tak diketahui pasti. “Saya sudah surati pihak PLN Sumut ,”tukasnya.

Kasmin (45), warga Kelurahan Karya Jaya Kota Tebingtinggi, mengaku jengkel dengan ulah byar-pet PLN Ranting Kota Tebingtinggi. ‘’Tak pernah ada pengumuman. Tiba-tiba sudah mati. Keterlaluan PLN ini, padahal kami ini tak pernah menunggak rekening listrik.’’ tukas Kasmin.

Akibat pemadaman listrik enam jam sehari oleh pihak PLN, puluhan massa yang tergabung dalam ‘Aliansi Masyarakat Deli Serdang Korban PLN’ menggelar unjuk rasa ke kantor PLN Rayon Tanjungmorawa, Kamis (19/9).

Bambang Hermanto, pimpinan aksi, mengatakan, pemadaman listrik beberapa pekan ini sudah diambang batas kewajaran. ‘’PLN sudah melakukan pemadaman hingga 6 jam per hari. Kondisi ini sangat merugikan warga. Aktivitas ekonomi terganggu, alat-alat elektronik rusak, dan anak-anak tak bisa belajar,’’ katanya.

Bambang menyebutkan, hingga kini, PLN tak pernah memastikan kapan pemadaman akan berakhir, sementara sanksi bagi konsumen yang menunggak tagihan langsung mendapat sanksi pemutusan aliran listrik. “Sudah sering padam, tagihan malah naik terus,” teriaknya di depan massa.

Bambang meminta PLN segera menyetop pemadaman listrik di Deliserdang. Jika tidak, kata dia, pihaknya akan menghimpun kekuatan massa yang lebih besar dengan mengajukan class action agar manajemen PLN Sumut segera diaudit .

Manager PT PLN (Persero) Rayon Tanjung Morawa, Anggiat Purba, mengatakan, kebijakan pemadaman listrik akibat perbaikan mesin GT 220 MT di PLTU Belawan. “Seluruh sistem kelistrikan berasal dari Belawan. Kami diberitahu pemadaman akan berlangsung hingga  Desember tahun ini. Seluruh wilayah Tanjungmorawa mendapatkan pemadaman bergilir, termasuk rumah saya,” jawab Anggiat.

Di Binjai, emosi ratusan warga yang tak terkendali berujung dengan pengrusakan kantor cabang PLN di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Bandar Senembah, Kecamatan Binjai, serta kantor cabang PLN di Jalan T Amir Hamzah, Kecamatan Binjai Utara, Rabu (18/9) sekitar pukul 23.30 WIB.

Puncaknya dari kemarahan warga ini terjadi Rabu (18/9) sekitar pukul 23.30 WIB. Seperti yang diamati wartawan koran ini kantor cabang Binjai Barat. Ratusan warga yang datang dari berbagai penjuru langsung menyerbu kantor pelayanan publik tersebut.

Tanpa dikomando ratusan batu terbang mengarah ke kantor tersebut. Akibatnya,  sebagian kaca jendela dan pintu kantor mengalami kerusakan. Sejumlah kaca jendela berserakan di halaman.

“Entah dari mana saja mereka datang. Pokoknya banyak sekali warga datang dari berbagai penjuru melempari dari pinggir jalan,” kata seorang warga yang sempat menyaksikan insiden tersebut.

Aksi warga yang marah segera diredam dengan kedatangan petugas kepolisian di lokasi kejadian. Puluhan personel langsung berjaga-jaga di sekitar kantor PLN. “Kami siaga saja untuk menghindari insiden yang lebih besar,” tukas Kapolsek Binjai Barat, AKP Man Purba, yang ditemui di lokasi kejadian.

Sementara itu, pemadaman listrik di Kota Medan, Kamis (19/9) sekitar pukul 19.00 WIB juga makan korban. Bapak dan anak nyaris tewas terpanggang saat hendak mengisi minyak lampu oploson kedalam lampu teplok saat pemadaman listrik berlangsung. Akibatnya, Herawadi (46) dan anaknya Muhammad Ardiansyah (13), warga warga Jalan Karya Sukadame No 26 Sei Agul Medan Barat,  dilarikan ke RS Sari Mutiara.

Menurut Sandy, kerabat korban di RS Sari Mutiara, mengatakan di kediaman mereka sedang ada acara wirit keluarga hingga sampai sore. “Kebetulan ada wirit di rumah, jadi ngumpul keluarga,” ucapnya.

Sekitar pukul 17.00 WIB tiba-tiba listrik padam. Hingga dua jam tak kunjung menyala, korban mengambil lampu teplok di dapur rumah. Saat mengisi minyak tanah ke dalam lampu teplok, tiba-tiba api menyambar hingga membuat keduanya terlempar sekitar setengah meter.

Keluarga yang masih ramai berkumpul sontak kaget dan mencoba memadamkan api dari tubuh bapak-beranak ini. “Kami siram aja pakai air dari kamar mandi, barulah dibawa ke klinik,” ujar lelaki 30 tahun itu. Saat dibawa ke klinik terdekat, pihak klinik merujuk ke RS Sari Mutiara. “Kelewat betul PLN ini, sudah macam makan obat mati lampunya,” ucap Sandy kesal.

Menyikapi kemarahan masyarakat tersebut, Pengamat Kelistrikan dari Fakultas Teknik (FT) USU, Surya Tarmizi, mendesak perlunya langkah konkret pemerintah untuk menyelesaikan krisis listrik di Sumut. Untuk jangka pendek, katanya, pemerintah bisa mendatangkan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Apung.

“Kebutuhan listrik di Sumut amat mendesak,” ujar Surya menjawab Sumut Pos, Kamis (19/9) malam. Surya mendesak Presiden SBY segera turun tangan menyelesaikan permasalahan energi di Sumut dan Aceh. Untuk jangka panjang, dia mengusulkan percepatan  pengembangan sejumlah pembangkit listrik yang hingga kini belum tuntas.

Ketua Program Studi Teknik Elektro USU ini menjelaskan PLN dan BUMN hanya sebatas operator yang menjalankan program.  “Catatan terbesar justru bagi pemerintah pusat yang  tak punya strategi dan perencanaan kelistrikan di masa depan,” katanya. Jika tak ada langkah luar biasa mengatasi krisis listrik di Sumut, menurut Surya, kapan pun kebutuhan listrik tak akan pernah terpenuhi secara keseluruhan.

Terpisah, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut ikut prihatin atas krisis listrik yang akan berdampak pada kualitas pertumbuhan perekonomian di Sumut.

Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur dan Properti Kadin Sumut, Tomi Wistan, mengaku hingga kini belum tahu pasti pangkal penyebab pemadaman listrik. Hanya saja byar-pet yang terjadi sebulan terakhir dikatakan amat menganggu sektor industri dan bisnis.

‘’Khusus industri, bagaimana investor dapat berinvestasi ke Sumut jika listrik sebagai sumber daya utama tidak dapat dioptimalkan. Investor yang sudah menanam modal pun dikhawatirkan berpindah ke daerah lain,’’ katanya. Dampak lanjutan krisis listrik ini adalah menciutnya lapangan pekerjaan akibat terhambatnya produksi. Belum lagi banyak proses kerja perusahaan yang ikut-ikutan terganggu.

“Misalnya, di industri atau perusahaan yang karyawannya bisa mendapatkan gaji tambahan dari lembur, tetapi tak bisa dilakukan. Ada pula perusahaan yang justru mengurangi jam kerja karyawannya. Upah harian karyawan itu juga praktis berkurang,” tukas alumnus FT Atmajaya yang juga orang nomor satu di DPD REeal Estate Indonesia (REI) Sumut tersebut.

Dia mengusulkan Pemprovsu segera memutar akal untuk mengatasi krisis listrik di Sumut pada masa yang akan datang. Salah satunya mengundang investor untuk mengembangkan pembangkit Air terjun, Panas bumi, uap, mikro hydro, sungai, dan lainnya. ‘’Kondisi Sumut sekarang amat ironis. Di saat daerah ini sedang berbenah, termasuk memiliki bandara termegah di Asia Tenggara justru pada saat yang sama dilanda masalah klasik yaitu krisis listrik,’’ katanya.

Wakil Ketua Bidang Kelistrikan Kadin Sumut yang saat ini menjabat Pjs Ketua  Umum Kadin Sumut, Tohar Suhartono, mengatakan pihaknya sudah meminta PLN mengalokasikan suplai gas dari Benggala I yang kapasitasnya sekitar 5 mmscfd kepada industri di Sumut.

Dia meminta pembangunan pembangkit listrik Nagan Raya I dikebut karena akan membantu pasokan tambahan ke PLN. ‘’Kadin berharap pemerintah pusat, Pemprovsu, dan Pemda yang berkepentingan tak lagi mempersulit pembangunan pembangkit Nagan Raya I. Kebutuhan listrik saat ini betul-betul urjen. Sampai kapan industri pakai genset?’’ katanya.

Terpisah, Panitia Khusus (Pansus) DPRD Sumut untuk PLN, Ajib Shah, meminta Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) dan Poldasu menggelar audit investigasi atas ketidakbecusan PLN mengurusi listrik di Sumut.

“PLN sudah semena-mena terhadap masyarakat Sumut. Mereka melakukan pembodohan publik dengan janji-janji segera menangani krisis listrik di Sumyt ini dengan membeli mesin genset untuk mengurangi pemadaman. Tapi buktinya mesin genset yang dijanjikan itu tak pernah ada,” ujar Ajib.

Selain PLTU Belawan, politisi Golkar ini juga menyoroti kebobrokan kinerja PLTU Labuhanangin, dan Pangkalan Susu. “Pihak PLN tak pernah mengindahkan instruksi  Menteri BUMN Dahlan Iskan agar mencari alternatif mengatasi krisis listrik saat ini. Saya bingung juga para pejabat PLN itu kerjanya apa di sana ya?” katanya setengah bertanya.

Melihat kondisi  ini pula, lanjut Ajib, Pansus PLN yang dipimpinnya akan bertemu Kapoldasu dan Kejatisu untuk membahas kinerja PT PLN.  Audit investigasi ini mendesak dilakukan,” tegas Ajib.

Begitupun dia meminta warga Sumut tak terprovokasi oleh situasi tak nyaman yang disebabkan oleh buruknya pelayanan PLN. Tindakan anarkis akibat pemadaman bergilir yang kian menjengkelkan, menurut Ajib, hanya memperparah keadaan. ‘’Memang harus diakui PLN sudah melakukan pembodohan. Kalau telat bayar rekening listrik langsung main putus (jaringan). Tapi kalau listrik byar-pet, PLN tak punya tanggungjawab yang konkret,” katanya.

Dari Jakarta, Dirut PT PLN Nur Pamudji berjanji kondisi byar-pet di Sumut akan berakhir pada awal November tahun ini. “Memang saat ini Sumatera sedang mengalami defisit pasokan listrik, namun saya sudah cek ke Medan, sudah bertemu gubernur, sudah rapat, kami jelaskan akhir Oktober, awal November sudah normal,” ucap Nur ketika ditemui usai Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/9).

Untuk menyelesaikan defisit pasokan listrik saat ini, dalam jangka pendek pihak PLN segera mendatangkan mesin diesel atau genset sebesar 400 Mega Watt (MW) dari luar Medan.

“Kami datangkan mesin diesel sebesar 400 MW dari luar Medan ke Medan, berapa sewanya nggak tahu saya,” ucap Nur. Defisit pasokan listrik di Sumatera ini, kata Nur, dikarenakan ada pembangkit listrik yang tidak selesai sesuai yang ditargetkan.

“Ada pembangkit yang kami prediksi bisa masuk pertengahan 2013 yaitu di Aceh. Tapi rupanya tak bisa diselesaikan kontraktor. Jadi terpaksa ditunggu. Sampai semalam PLN sudah membangkitkan listrik 50 MW, tapi statusnya masih testing. Kondisi terakhirnya seperti itu dulu,” ujar Nur. (mag-9/cr-2/dik/rud/put/mag-10)

plnPEMADAMAN bergilir (byar-pet) yang terus-terusan melanda sejumlah wilayah di Sumut mulai memantik kemarahan masyarakat. Berturut-turut massa di Binjai, Tebingtinggi, dan Tanjungmorawa menggeruduk kantor PLN setempat pada Kamis (19/9).
Sedikitnya 500 warga melabrak Kantor PLN cabang Siantar Ranting Kota Tebingtinggi di Jalan Sudirman, Kota Tebingtinggi, Kamis (19/9) sekitar pukul 19.00 WIB. Massa yang emosional melempari kantor PLN dengan batu kerikil. Tak ada korban jiwa dalam aksi tersebut, namun kaca kantor PLN pecah akibat lemparan batun
Kepala PLN Ranting PLN Tebingtinggi, Hasiholan Purba mengaku kaget dengan serangan massa ke kantor PLN. “Saya sempat minta warga bersabar. Saya janji segera mengontak pihak PLN yang berkompeten untuk menghidupkan kembali,”paparnya.

Hasiholan mengakui pihaknya tak memperoleh jadwal pemadaman listrik bergilir di Kota Tebingtinggi karena beban puncak pemakaian listrik tak diketahui pasti. “Saya sudah surati pihak PLN Sumut ,”tukasnya.

Kasmin (45), warga Kelurahan Karya Jaya Kota Tebingtinggi, mengaku jengkel dengan ulah byar-pet PLN Ranting Kota Tebingtinggi. ‘’Tak pernah ada pengumuman. Tiba-tiba sudah mati. Keterlaluan PLN ini, padahal kami ini tak pernah menunggak rekening listrik.’’ tukas Kasmin.

Akibat pemadaman listrik enam jam sehari oleh pihak PLN, puluhan massa yang tergabung dalam ‘Aliansi Masyarakat Deli Serdang Korban PLN’ menggelar unjuk rasa ke kantor PLN Rayon Tanjungmorawa, Kamis (19/9).

Bambang Hermanto, pimpinan aksi, mengatakan, pemadaman listrik beberapa pekan ini sudah diambang batas kewajaran. ‘’PLN sudah melakukan pemadaman hingga 6 jam per hari. Kondisi ini sangat merugikan warga. Aktivitas ekonomi terganggu, alat-alat elektronik rusak, dan anak-anak tak bisa belajar,’’ katanya.

Bambang menyebutkan, hingga kini, PLN tak pernah memastikan kapan pemadaman akan berakhir, sementara sanksi bagi konsumen yang menunggak tagihan langsung mendapat sanksi pemutusan aliran listrik. “Sudah sering padam, tagihan malah naik terus,” teriaknya di depan massa.

Bambang meminta PLN segera menyetop pemadaman listrik di Deliserdang. Jika tidak, kata dia, pihaknya akan menghimpun kekuatan massa yang lebih besar dengan mengajukan class action agar manajemen PLN Sumut segera diaudit .

Manager PT PLN (Persero) Rayon Tanjung Morawa, Anggiat Purba, mengatakan, kebijakan pemadaman listrik akibat perbaikan mesin GT 220 MT di PLTU Belawan. “Seluruh sistem kelistrikan berasal dari Belawan. Kami diberitahu pemadaman akan berlangsung hingga  Desember tahun ini. Seluruh wilayah Tanjungmorawa mendapatkan pemadaman bergilir, termasuk rumah saya,” jawab Anggiat.

Di Binjai, emosi ratusan warga yang tak terkendali berujung dengan pengrusakan kantor cabang PLN di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Bandar Senembah, Kecamatan Binjai, serta kantor cabang PLN di Jalan T Amir Hamzah, Kecamatan Binjai Utara, Rabu (18/9) sekitar pukul 23.30 WIB.

Puncaknya dari kemarahan warga ini terjadi Rabu (18/9) sekitar pukul 23.30 WIB. Seperti yang diamati wartawan koran ini kantor cabang Binjai Barat. Ratusan warga yang datang dari berbagai penjuru langsung menyerbu kantor pelayanan publik tersebut.

Tanpa dikomando ratusan batu terbang mengarah ke kantor tersebut. Akibatnya,  sebagian kaca jendela dan pintu kantor mengalami kerusakan. Sejumlah kaca jendela berserakan di halaman.

“Entah dari mana saja mereka datang. Pokoknya banyak sekali warga datang dari berbagai penjuru melempari dari pinggir jalan,” kata seorang warga yang sempat menyaksikan insiden tersebut.

Aksi warga yang marah segera diredam dengan kedatangan petugas kepolisian di lokasi kejadian. Puluhan personel langsung berjaga-jaga di sekitar kantor PLN. “Kami siaga saja untuk menghindari insiden yang lebih besar,” tukas Kapolsek Binjai Barat, AKP Man Purba, yang ditemui di lokasi kejadian.

Sementara itu, pemadaman listrik di Kota Medan, Kamis (19/9) sekitar pukul 19.00 WIB juga makan korban. Bapak dan anak nyaris tewas terpanggang saat hendak mengisi minyak lampu oploson kedalam lampu teplok saat pemadaman listrik berlangsung. Akibatnya, Herawadi (46) dan anaknya Muhammad Ardiansyah (13), warga warga Jalan Karya Sukadame No 26 Sei Agul Medan Barat,  dilarikan ke RS Sari Mutiara.

Menurut Sandy, kerabat korban di RS Sari Mutiara, mengatakan di kediaman mereka sedang ada acara wirit keluarga hingga sampai sore. “Kebetulan ada wirit di rumah, jadi ngumpul keluarga,” ucapnya.

Sekitar pukul 17.00 WIB tiba-tiba listrik padam. Hingga dua jam tak kunjung menyala, korban mengambil lampu teplok di dapur rumah. Saat mengisi minyak tanah ke dalam lampu teplok, tiba-tiba api menyambar hingga membuat keduanya terlempar sekitar setengah meter.

Keluarga yang masih ramai berkumpul sontak kaget dan mencoba memadamkan api dari tubuh bapak-beranak ini. “Kami siram aja pakai air dari kamar mandi, barulah dibawa ke klinik,” ujar lelaki 30 tahun itu. Saat dibawa ke klinik terdekat, pihak klinik merujuk ke RS Sari Mutiara. “Kelewat betul PLN ini, sudah macam makan obat mati lampunya,” ucap Sandy kesal.

Menyikapi kemarahan masyarakat tersebut, Pengamat Kelistrikan dari Fakultas Teknik (FT) USU, Surya Tarmizi, mendesak perlunya langkah konkret pemerintah untuk menyelesaikan krisis listrik di Sumut. Untuk jangka pendek, katanya, pemerintah bisa mendatangkan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Apung.

“Kebutuhan listrik di Sumut amat mendesak,” ujar Surya menjawab Sumut Pos, Kamis (19/9) malam. Surya mendesak Presiden SBY segera turun tangan menyelesaikan permasalahan energi di Sumut dan Aceh. Untuk jangka panjang, dia mengusulkan percepatan  pengembangan sejumlah pembangkit listrik yang hingga kini belum tuntas.

Ketua Program Studi Teknik Elektro USU ini menjelaskan PLN dan BUMN hanya sebatas operator yang menjalankan program.  “Catatan terbesar justru bagi pemerintah pusat yang  tak punya strategi dan perencanaan kelistrikan di masa depan,” katanya. Jika tak ada langkah luar biasa mengatasi krisis listrik di Sumut, menurut Surya, kapan pun kebutuhan listrik tak akan pernah terpenuhi secara keseluruhan.

Terpisah, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut ikut prihatin atas krisis listrik yang akan berdampak pada kualitas pertumbuhan perekonomian di Sumut.

Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur dan Properti Kadin Sumut, Tomi Wistan, mengaku hingga kini belum tahu pasti pangkal penyebab pemadaman listrik. Hanya saja byar-pet yang terjadi sebulan terakhir dikatakan amat menganggu sektor industri dan bisnis.

‘’Khusus industri, bagaimana investor dapat berinvestasi ke Sumut jika listrik sebagai sumber daya utama tidak dapat dioptimalkan. Investor yang sudah menanam modal pun dikhawatirkan berpindah ke daerah lain,’’ katanya. Dampak lanjutan krisis listrik ini adalah menciutnya lapangan pekerjaan akibat terhambatnya produksi. Belum lagi banyak proses kerja perusahaan yang ikut-ikutan terganggu.

“Misalnya, di industri atau perusahaan yang karyawannya bisa mendapatkan gaji tambahan dari lembur, tetapi tak bisa dilakukan. Ada pula perusahaan yang justru mengurangi jam kerja karyawannya. Upah harian karyawan itu juga praktis berkurang,” tukas alumnus FT Atmajaya yang juga orang nomor satu di DPD REeal Estate Indonesia (REI) Sumut tersebut.

Dia mengusulkan Pemprovsu segera memutar akal untuk mengatasi krisis listrik di Sumut pada masa yang akan datang. Salah satunya mengundang investor untuk mengembangkan pembangkit Air terjun, Panas bumi, uap, mikro hydro, sungai, dan lainnya. ‘’Kondisi Sumut sekarang amat ironis. Di saat daerah ini sedang berbenah, termasuk memiliki bandara termegah di Asia Tenggara justru pada saat yang sama dilanda masalah klasik yaitu krisis listrik,’’ katanya.

Wakil Ketua Bidang Kelistrikan Kadin Sumut yang saat ini menjabat Pjs Ketua  Umum Kadin Sumut, Tohar Suhartono, mengatakan pihaknya sudah meminta PLN mengalokasikan suplai gas dari Benggala I yang kapasitasnya sekitar 5 mmscfd kepada industri di Sumut.

Dia meminta pembangunan pembangkit listrik Nagan Raya I dikebut karena akan membantu pasokan tambahan ke PLN. ‘’Kadin berharap pemerintah pusat, Pemprovsu, dan Pemda yang berkepentingan tak lagi mempersulit pembangunan pembangkit Nagan Raya I. Kebutuhan listrik saat ini betul-betul urjen. Sampai kapan industri pakai genset?’’ katanya.

Terpisah, Panitia Khusus (Pansus) DPRD Sumut untuk PLN, Ajib Shah, meminta Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) dan Poldasu menggelar audit investigasi atas ketidakbecusan PLN mengurusi listrik di Sumut.

“PLN sudah semena-mena terhadap masyarakat Sumut. Mereka melakukan pembodohan publik dengan janji-janji segera menangani krisis listrik di Sumyt ini dengan membeli mesin genset untuk mengurangi pemadaman. Tapi buktinya mesin genset yang dijanjikan itu tak pernah ada,” ujar Ajib.

Selain PLTU Belawan, politisi Golkar ini juga menyoroti kebobrokan kinerja PLTU Labuhanangin, dan Pangkalan Susu. “Pihak PLN tak pernah mengindahkan instruksi  Menteri BUMN Dahlan Iskan agar mencari alternatif mengatasi krisis listrik saat ini. Saya bingung juga para pejabat PLN itu kerjanya apa di sana ya?” katanya setengah bertanya.

Melihat kondisi  ini pula, lanjut Ajib, Pansus PLN yang dipimpinnya akan bertemu Kapoldasu dan Kejatisu untuk membahas kinerja PT PLN.  Audit investigasi ini mendesak dilakukan,” tegas Ajib.

Begitupun dia meminta warga Sumut tak terprovokasi oleh situasi tak nyaman yang disebabkan oleh buruknya pelayanan PLN. Tindakan anarkis akibat pemadaman bergilir yang kian menjengkelkan, menurut Ajib, hanya memperparah keadaan. ‘’Memang harus diakui PLN sudah melakukan pembodohan. Kalau telat bayar rekening listrik langsung main putus (jaringan). Tapi kalau listrik byar-pet, PLN tak punya tanggungjawab yang konkret,” katanya.

Dari Jakarta, Dirut PT PLN Nur Pamudji berjanji kondisi byar-pet di Sumut akan berakhir pada awal November tahun ini. “Memang saat ini Sumatera sedang mengalami defisit pasokan listrik, namun saya sudah cek ke Medan, sudah bertemu gubernur, sudah rapat, kami jelaskan akhir Oktober, awal November sudah normal,” ucap Nur ketika ditemui usai Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/9).

Untuk menyelesaikan defisit pasokan listrik saat ini, dalam jangka pendek pihak PLN segera mendatangkan mesin diesel atau genset sebesar 400 Mega Watt (MW) dari luar Medan.

“Kami datangkan mesin diesel sebesar 400 MW dari luar Medan ke Medan, berapa sewanya nggak tahu saya,” ucap Nur. Defisit pasokan listrik di Sumatera ini, kata Nur, dikarenakan ada pembangkit listrik yang tidak selesai sesuai yang ditargetkan.

“Ada pembangkit yang kami prediksi bisa masuk pertengahan 2013 yaitu di Aceh. Tapi rupanya tak bisa diselesaikan kontraktor. Jadi terpaksa ditunggu. Sampai semalam PLN sudah membangkitkan listrik 50 MW, tapi statusnya masih testing. Kondisi terakhirnya seperti itu dulu,” ujar Nur. (mag-9/cr-2/dik/rud/put/mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/