MEDAN, SUMUTPOS.CO – Toba Caldera Unesco Global Geopark (BPTCUGGp) Sumatera Utara mengajak seluruh stakeholder Pariwisata di kawasan Danau Toba bekerja sama, melakukan pembenahan menjadi rekomendasi dari UNESCO. Dengan tujuan, Danau Toba dari Yellow Card menjadi Green Card.
Hal itu, diungkapkan oleh Kepala Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Geopark (BPTCUGGp) Sumut, Zumri Sulthony kepada wartawan, Rabu (20/9). Ia mengatakan hingga saat ini, belum ada rekomendasi dari UNESCO, bagian mana saja di Danau Toba yang harus diperbaiki dan ditingkatkan.
“Saya belum dapat secara resmi (rekomendasi dari UNESCO) ada yang bilang 4, ada bilang 6. Kalau kita sudah dapat. Langsung kita tindak lanjuti. Kita harus benahi,” ucap Zumri.
Untuk diketahui, UNESCO menjatuhkan kartu kuning atau peringatan, kepada Toba Caldera Global Geopark atau Geopark Kaldera Toba atas minimnya aksi, yang dilakukan oleh TCUGGp Sumut. Keputusan memberikan kartu kuning kepada Geopark Kaldera Toba di kawasan Danau Toba diumumkan oleh UNESCO melalui laman resmi unesco.org.pk.
Zumri juga membantah bahwa minim apa dilakukan pihaknya. Namun, Yellow Card merupakan ada catatan harus diperbaiki dan tingkatan, agar Danau Toba tetap menjadi bagian dari Geopark UNESCO dan berstatus Green Card kedepannya.
“Istilah kartu kuning, kartu hijau dan kartu merah. Itu karena hasil validasi dari Toba Caldera UNESCO dilaksanakan pada bulan Agustus kemarin. Jadi, ada revalidasi Toba Caldera Geopark,” sebut Zumri.
Zumri yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumut itu, menjelaskan bahwa kartu kuning didapatkan Danau Toba hasil rapat di Maroko, beberapa waktu lalu.
“Emang biasanya, green card empat tahun, kebetulan dari hasil ada meeting di Maroko hasil revalidasi kita, dua tahun katagorinya disebut dengan Yellow Card. Kalau dicabut, bukan UNESCO jadinya Red Card,” kata Zumri.
Zumri mengungkapkan bahwa Yellow Card diterima Danau Toba ini, menjadi evaluasi bagi stakeholder Pariwisata, untuk bersama-sama membangun dan membenahi danau terbesar di Asia Tenggara kedepannya lebih baik lagi.
“Jadi, ini evaluasi bagi kita. Tidak hanya Pemerintah Provinsi saja, bukan saja badan pengelola, tapi seluruh stakeholder pariwisata, khususnya kawasan Danau Toba,” tutur Zumri.
Zumri juga menjelaskan kenapa bisa Danau Toba mendapatkan kartu kuning dari UNESCO. Hal ini, banyak faktor. Apa yang terjadi di lapangan tentu saja, karena banyak kaitannya didalamnya.
“Baik pemberdayaan masyarakatnya, juga kebersihannya juga harus jadi perhatian. Artinya, itu terjadi karena apa dilihat validator atau assesor. Ada hal-hal yang harus kita tingkatkan kembali, kita harus perbaiki kembali. Agar kita menjadi bagian dari UNESCO, Global Geopark Caldera tetap menjadi bagian dari UNESCO,” ucap Zumri.
Zumri mengungkapkan bila dilihat dari halaman website UNESCO bukan Danau Toba saja yang dapat kartu kuning. Ada juga dari Italia, China dan negara lainnya. (gus/ram)