29 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Harga Beras di Nias Selatan Melejit, Masyarakat Miskin Menjerit

NIAS SELATAN, SUMUTPOS.CO – Harga beras melambung tinggi di grosir dan penjual eceran di Kabupaten Nias Selatan. Dari hasil pantauan di lapangan, baik penjual grosir maupun penjual eceran benar adanya harga sembako khususnya beras melambung tinggi dari harga biasanya.

Dalam sebulan terakhir ini, harga beras mengalami tiga kali kenaikan harga, beras merek 888 berat 30kg/zak Rp360.000 menjadi Rp420.000/zak, merek Bintang 5 berat 25kg/zak Rp320.000 menjadi Rp365.000/zak, serta merek beras yang lain harganya juga ikut naik.

Ketua DPC Pemuda Peduli Nias (PPN) Kabupaten Nias Selatan, Heldis Loi, meminta pemerintah agar turun ke pasar untuk mengontrol stabilitas harga beras serta ketersediaan sembako, sebab harga beras saat ini cukup mencekik masyarakat kalangan menengah kebawah.

Menurutnya, kenaikan harga beras tersebut akan menjadi masalah besar bagi masyarakat jika tidak segera ditinjaklanjuti, karena beras merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar.

“Harus segera ada langkah-langkah yang konkret dari pemerintah daerah atas kenaikan harga beras yang saat ini menjadi keluhan masyarakat,” ujarnya.

Heldis Loi meminta Pemerintah untuk secepatnya melakukan pengendalian harga beras dengan melakukan operasi pasar, agar kenaikan harga beras tersebut bisa teratasi.

“Kita berharap kepada Pemerintah Kabupaten Nias Selatan agar dapat melaksanakan operasi pasar, jangan sampai kenaikan harga tersebut tidak terkendali nantinya,” pungkasnya.

Sementata itu, SG (50), seorang pekerja tukang bangunan yang berpenghasilan Rp80.000/hari, mengeluh bahwa saat sekarang ini harga sembako ikut melambung tinggi seiring harga beras naik.

“Dengan penghasilan pas-pasan sebagai buruh bangunan cukup terasa dampaknya kepada kami masyarakat miskin,” ungkapnya.

Dirinya mengatakan, bahwa dia satu-satunya tulang punggung keluarga untuk menafkahi istri dan empat orang anak, tidaklah cukup gaji Rp80.000 rupiah, mungkin bagi pejabat dan yang berpenghasilan besar kenaikan harga sembako ini tidaklah dirasakan.

“Tentunya kami sebagai masyarakat miskin mengharapkan pemerintah, baik yang ada di pusat maupun daerah agar menjadi perhatian khusus atas kebaikan harga sembako khususnya beras,” harapnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Nias Selatan, F. Martin Ley menyampaikan kepada wartawan, masalah kenaikan harga sembako khususnya beras memang benar naik, tapi naik harga beras bukan Nias Selatan saja tetapi seluruh Indonesia.

“Tadi kita menyempatkan diri menanyakan harga beras di UD. Thomas, benar rata-rata jenis beras harga perkiraan naik 20%”, kata Ley.

Ia menambahkan bahwa terkait kebijakan tidak bisa berdiri karena bukan lokal soalnya ini merupakan situasional.

Dia mengimbau kepada para pedagang jangan sampai ada kenaikan harga diluar harga net.

“Jangan sampai ada penimbunan sembako memanfaatkan situasi saat sekarang ini. Kita akan menindak sesuai tupoksi kita,” tutupnya. (mag-8/ram)

NIAS SELATAN, SUMUTPOS.CO – Harga beras melambung tinggi di grosir dan penjual eceran di Kabupaten Nias Selatan. Dari hasil pantauan di lapangan, baik penjual grosir maupun penjual eceran benar adanya harga sembako khususnya beras melambung tinggi dari harga biasanya.

Dalam sebulan terakhir ini, harga beras mengalami tiga kali kenaikan harga, beras merek 888 berat 30kg/zak Rp360.000 menjadi Rp420.000/zak, merek Bintang 5 berat 25kg/zak Rp320.000 menjadi Rp365.000/zak, serta merek beras yang lain harganya juga ikut naik.

Ketua DPC Pemuda Peduli Nias (PPN) Kabupaten Nias Selatan, Heldis Loi, meminta pemerintah agar turun ke pasar untuk mengontrol stabilitas harga beras serta ketersediaan sembako, sebab harga beras saat ini cukup mencekik masyarakat kalangan menengah kebawah.

Menurutnya, kenaikan harga beras tersebut akan menjadi masalah besar bagi masyarakat jika tidak segera ditinjaklanjuti, karena beras merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar.

“Harus segera ada langkah-langkah yang konkret dari pemerintah daerah atas kenaikan harga beras yang saat ini menjadi keluhan masyarakat,” ujarnya.

Heldis Loi meminta Pemerintah untuk secepatnya melakukan pengendalian harga beras dengan melakukan operasi pasar, agar kenaikan harga beras tersebut bisa teratasi.

“Kita berharap kepada Pemerintah Kabupaten Nias Selatan agar dapat melaksanakan operasi pasar, jangan sampai kenaikan harga tersebut tidak terkendali nantinya,” pungkasnya.

Sementata itu, SG (50), seorang pekerja tukang bangunan yang berpenghasilan Rp80.000/hari, mengeluh bahwa saat sekarang ini harga sembako ikut melambung tinggi seiring harga beras naik.

“Dengan penghasilan pas-pasan sebagai buruh bangunan cukup terasa dampaknya kepada kami masyarakat miskin,” ungkapnya.

Dirinya mengatakan, bahwa dia satu-satunya tulang punggung keluarga untuk menafkahi istri dan empat orang anak, tidaklah cukup gaji Rp80.000 rupiah, mungkin bagi pejabat dan yang berpenghasilan besar kenaikan harga sembako ini tidaklah dirasakan.

“Tentunya kami sebagai masyarakat miskin mengharapkan pemerintah, baik yang ada di pusat maupun daerah agar menjadi perhatian khusus atas kebaikan harga sembako khususnya beras,” harapnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Nias Selatan, F. Martin Ley menyampaikan kepada wartawan, masalah kenaikan harga sembako khususnya beras memang benar naik, tapi naik harga beras bukan Nias Selatan saja tetapi seluruh Indonesia.

“Tadi kita menyempatkan diri menanyakan harga beras di UD. Thomas, benar rata-rata jenis beras harga perkiraan naik 20%”, kata Ley.

Ia menambahkan bahwa terkait kebijakan tidak bisa berdiri karena bukan lokal soalnya ini merupakan situasional.

Dia mengimbau kepada para pedagang jangan sampai ada kenaikan harga diluar harga net.

“Jangan sampai ada penimbunan sembako memanfaatkan situasi saat sekarang ini. Kita akan menindak sesuai tupoksi kita,” tutupnya. (mag-8/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/