26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Minim Sarana Kesehatan, Infrastruktur, dan Pendidikan

Melirik Enam Dusun di Desa Bandartinggi, Labuhanbatu (2/Habis)

Sambungan dari: Puluhan Tahun Jalan Rusak, Warga Rindu Angkutan Umum

Di usianya yang ke-67 tahun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu membangun Kota Rantauprapat terus dilakukan, namun berbeda dengan enam dusun yang ada di Desa Bandartinggi, Kecamatan Bilahhulu. Misalnya saja Dusun Pondokindomie, Dusun Pondoktengah, Dusun Simpangsawit, Dusun Pondokpapan,Dusun Pondok Papantengah dan Dusun Pondok Papanujung.

Catatan:  Joko Gunawan

Kehidupan warga di Dusun Pondokindomie, Dusun Pondoktengah, Dusun Simpangsawit, Dusun Pondokpapan, Dusun Pondok Papantengah dan Dusun Pondok Papanujung di Desa Bandartinggi Kecamatan Bilahhulu, Kabupaten Labuhanbatu tidak sebaik warga yang tinggal di sekitaran Kota Rantauprapat selaku ibukota kabupaten.

Buruknya jalan utama di Desa Bandartinggi berdampak terhadap hasil perkebunan warga. Saat ini, harga sadapan pohon karet hanya sebesar Rp9000, bahkan sempat turun menjadi Rp6000. Padahal, kadar karet di sana terkenal terbaik untuk tingkat Sumatera Utara. Begitu juga untuk tandan buah segar, mereka hanya menerima Rp600-an perkilonya. Padahal, untuk setiap minggunya, dari sana dihasilkan mencapai 40 ton getah/karet, sedangkan tandan buah segar/sawit bias mencapai 30-an ton setiap sepuluh hari sekalinya.

Disinggung apa harapan warga kepada Pemkab Labuhanbatu yang kini dijabat H Tigor Panusunan Siregar dan Wakilnya Suhari Pane, warga hanya tersenyum. Kesan pesimis adanya pembangunan jalan tergambar jelas di wajah mereka. “Apalah ya, kalau memang bisa meminta, kami harap jalan diperbaiki biar mudah dilintasi,” ujar Madlana Rambe, Rahib, Danuri dan warga lainnya di Dusun Pondokindomie.

Selain buruknya fasilitas dan sulitnya jalan menuju ke enam dusun tersebut, ternyata tidak satupun ditemukan adanya bangunan sarana kesehatan milik pemerintah setempat disepanjang jalan. Dusun yang mayoritas dihuni suku Nias itu terlihat seperti daerah yang sangat terisolir. Walau masih dapat ditemui bangunan permanen, tetapi itu tidak menutupi kondisi keprihatinan warga.

Kondisi itu memaksa warga memakai cara tradisional jika ada yang mengalami sakit. Jika ibu ingin melahirkan, terkadang mereka hanya mengandalkan tenaga warga yang memiliki sedikit kemahiran untuk membantu proses persalinan, walau berisiko kematian.

Tidak hanya fasilitas jalan dan sarana kesehatan yang dikeluhkan warga di Dusun Pondok Indomie, Dusun Pondok Tengah, Dusun Simpang Sawit, Dusun Pondok Papan, Dusun Pondok Papantengah dan Dusun Pondok Papanujung.

Berbagai fasilitas umum guna mendukung berkembangnya dunia pendidikan Di dusun tersebut sangat serba terbatas. Para anak-anak di sana yang menimba ilmu seperti di Sekolah Dasar Negeri Nomor 118430 hanya dihuni seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), itupun Kepala Sekolah.  Kalaupun ingin mempertahankan pengabdiannya, guru honorer itu harus berpikir karena kecilnya jumlah uang yang mereka terima. Seorang tenaga honorer  sekolah mengaku harus angkat kaki karena kecilnya honor yang diterima. (*)

Melirik Enam Dusun di Desa Bandartinggi, Labuhanbatu (2/Habis)

Sambungan dari: Puluhan Tahun Jalan Rusak, Warga Rindu Angkutan Umum

Di usianya yang ke-67 tahun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu membangun Kota Rantauprapat terus dilakukan, namun berbeda dengan enam dusun yang ada di Desa Bandartinggi, Kecamatan Bilahhulu. Misalnya saja Dusun Pondokindomie, Dusun Pondoktengah, Dusun Simpangsawit, Dusun Pondokpapan,Dusun Pondok Papantengah dan Dusun Pondok Papanujung.

Catatan:  Joko Gunawan

Kehidupan warga di Dusun Pondokindomie, Dusun Pondoktengah, Dusun Simpangsawit, Dusun Pondokpapan, Dusun Pondok Papantengah dan Dusun Pondok Papanujung di Desa Bandartinggi Kecamatan Bilahhulu, Kabupaten Labuhanbatu tidak sebaik warga yang tinggal di sekitaran Kota Rantauprapat selaku ibukota kabupaten.

Buruknya jalan utama di Desa Bandartinggi berdampak terhadap hasil perkebunan warga. Saat ini, harga sadapan pohon karet hanya sebesar Rp9000, bahkan sempat turun menjadi Rp6000. Padahal, kadar karet di sana terkenal terbaik untuk tingkat Sumatera Utara. Begitu juga untuk tandan buah segar, mereka hanya menerima Rp600-an perkilonya. Padahal, untuk setiap minggunya, dari sana dihasilkan mencapai 40 ton getah/karet, sedangkan tandan buah segar/sawit bias mencapai 30-an ton setiap sepuluh hari sekalinya.

Disinggung apa harapan warga kepada Pemkab Labuhanbatu yang kini dijabat H Tigor Panusunan Siregar dan Wakilnya Suhari Pane, warga hanya tersenyum. Kesan pesimis adanya pembangunan jalan tergambar jelas di wajah mereka. “Apalah ya, kalau memang bisa meminta, kami harap jalan diperbaiki biar mudah dilintasi,” ujar Madlana Rambe, Rahib, Danuri dan warga lainnya di Dusun Pondokindomie.

Selain buruknya fasilitas dan sulitnya jalan menuju ke enam dusun tersebut, ternyata tidak satupun ditemukan adanya bangunan sarana kesehatan milik pemerintah setempat disepanjang jalan. Dusun yang mayoritas dihuni suku Nias itu terlihat seperti daerah yang sangat terisolir. Walau masih dapat ditemui bangunan permanen, tetapi itu tidak menutupi kondisi keprihatinan warga.

Kondisi itu memaksa warga memakai cara tradisional jika ada yang mengalami sakit. Jika ibu ingin melahirkan, terkadang mereka hanya mengandalkan tenaga warga yang memiliki sedikit kemahiran untuk membantu proses persalinan, walau berisiko kematian.

Tidak hanya fasilitas jalan dan sarana kesehatan yang dikeluhkan warga di Dusun Pondok Indomie, Dusun Pondok Tengah, Dusun Simpang Sawit, Dusun Pondok Papan, Dusun Pondok Papantengah dan Dusun Pondok Papanujung.

Berbagai fasilitas umum guna mendukung berkembangnya dunia pendidikan Di dusun tersebut sangat serba terbatas. Para anak-anak di sana yang menimba ilmu seperti di Sekolah Dasar Negeri Nomor 118430 hanya dihuni seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), itupun Kepala Sekolah.  Kalaupun ingin mempertahankan pengabdiannya, guru honorer itu harus berpikir karena kecilnya jumlah uang yang mereka terima. Seorang tenaga honorer  sekolah mengaku harus angkat kaki karena kecilnya honor yang diterima. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/